Connect with us

New Tracks

The Jansen Rilis “Racun Suara” Sebagai Kritik Atas Kekerasan Dan Kejahatan Perang

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

The Jansen Band

Band punk-rock asal Bogor, The Jansen, kembali mengejutkan penggemar dengan meluncurkan lagu terbaru berjudul “Racun Suara” secara mendadak melalui platform digital Bandcamp. Tanpa promosi atau teaser sebelumnya, lagu ini tersedia untuk didengarkan dan diunduh gratis oleh publik di tautan ini.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya kelompok musik ini untuk menyuarakan solidaritas terhadap korban kejahatan perang dan tindakan represif yang sering terjadi di masyarakat.

Dalam artikel bertajuk “Trauma dari Tentara, Racun Suara dari The Jansen”, Ahmad Sajali dari Komisi untuk Orang Hilang & Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengulas pesan kuat yang terkandung dalam lagu tersebut.

Menurutnya, karya ini menjadi medium kritik sosial terhadap praktik kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak bersenjata, baik militer, organisasi masyarakat, maupun kelompok preman.

“Semua yang bersenjata, semuanya sama saja begajulan seperti preman.”

Adji Pamungkas, bassis sekaligus penulis lirik The Jansen, menjelaskan bahwa “Racun Suara” lahir dari rasa empati terhadap keluarga yang kehilangan anggota akibat konflik bersenjata. “Lagu ini menggambarkan kepedihan orang tua yang ditinggalkan anaknya, sekaligus kegelisahan anak yang hidup dalam ketakutan akan keselamatan orang tuanya,” ujarnya.

Lirik lagu berdurasi delapan menit ini secara eksplisit mengecam segala bentuk represi. Kalimat “Represif bukanlah cara untuk kau berekspresif” diulang sepuluh kali, bukan hanya sebagai penegasan, melainkan juga sebagai fondasi pesan yang ingin disampaikan.

The Jansen Racun SuaraAdji menekankan bahwa peperangan dan kekerasan tidak akan pernah membawa dampak positif. “Semua yang membawa senjata, baik itu tentara, ormas, atau preman, perilaku mereka sama saja: begajulan. Kami menolak segala tindakan yang merampas hak-hak sipil,” tegasnya.

Visualisasi lagu ini diperkuat oleh ilustrasi karya Derian Erlangga, yang berhasil menerjemahkan nuansa gelap dan kompleksitas tema lagu ke dalam bentuk gambar. Rencananya, “Racun Suara” akan dirilis secara resmi di seluruh platform musik digital pada 9 Mei 2025, untuk memperluas jangkauan pesan anti-kekerasan yang diusung oleh The Jansen.

Sebagai band yang konsisten menyuarakan isu sosial sejak 2015, The Jansen terdiri dari dua bersaudara, Cintarama Bani Satria (vokal dan gitar) dan Adji Pamungkas (bass). Debut EP mereka, ‘From Bogor to Japan’ (2016), diikuti album perdana ‘Present Continuous’ (2017), serta ‘Say Say Say’ (2019), menjadi bukti konsistensi mereka di kancah musik independen.

Pada 2022, mereka merilis album ketiga, ‘Banal Semakin Binal’, yang mendapatkan respons positif. Kesuksesan ini mendorong perilisan ulang album tersebut dalam format piringan hitam pada 2024 melalui kolaborasi dengan label Demajors, sekaligus merayakan Record Store Day yang berlangsung di seluruh dunia.

Dengan karakter musik punk-rock yang keras, The Jansen terus menegaskan posisi mereka sebagai musisi yang mengajak pendengar untuk merefleksikan realitas sosial.

“Racun Suara” menjadi bukti nyata bahwa seni dan musik tetap bisa menjadi alat perlawanan terhadap ketidakadilan, bahkan di tengah dominasi industri yang kerap abai terhadap isu kemanusiaan.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *