Music News
The Lips Merilis Single Dan Video Musik Baru “Good Girl”
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2023/09/the_lips-1000x600.jpg&description=The Lips Merilis Single Dan Video Musik Baru “Good Girl”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Trio energetic rock ‘n’ roll flamboyan milik Indonesia, The Lips kembali dengan single dan video musik baru mereka GOOD GIRL yang diproduksi oleh POBS Record, Arsera Visual, & The Lips. – rilis di NAR Records.
Video untuk “Good Girl” dimulai dengan sebuah percakapan in-calling (phone) seorang gadis dengan pria idamannya, lalu kemudian pemirsa dibawa kedalam perjalanan halusinasi tingkat tinggi dan pindah ke beberapa tempat yang sebenarnya tidak diketahui sebelumnya. Perpaduan antara visual dan trek ini merupakan pengalaman sinematik, menggairahkan, and honestly getting soul-stirring expriences too.
Mengikuti lagu anti-otoritas mereka ‘G’s Lullaby’, band Binjai yang sedang naik daun The Lips kembali dengan single ke-lima mereka di tahun 2023 dan bisa dibilang lagu terbaik mereka saat ini – ‘Good Girl’. Single ini telah menyatukan semua elemen yang telah memenangkan hati para penggemar band yang terus berkembang, mulai dari deep voice – sexy vocal frontman Sahafaze “Faz” yang manjur, dan alur bass cekatan milik Jeerinnn “Jeer” , hingga permainan drum dinamis Hawdyal “Haw”, serta gitar yang berliku dan melodi indah kepunyaan Kevin Schweinstein “Kev”.
Diproduksi oleh POBS Record yang tak tertandingi, ‘Good Girl’ adalah aransemen tekstur glam rock, modern rock n’ roll, dance, blues, yang menghasilkan kualitas yang cukup tinggi. Menyusul karya mereka ‘Honey’ , ‘G’s Lullaby’, ‘Little Idiots’ dan ‘That’s A Rock N’ Roll’ yang keduanya menghabiskan waktu berbulan-bulan di dalam platform TikTok (for you page).
Adapun makna lagunya, ‘Good Girl’ memanfaatkan arus kehidupan yang tak ada habisnya dan masalah hidup yang tidak pernah berakhir yang entah bagaimana mengganggu kita semua. Dengan demikian, lagu ini adalah pelepasan katarsis dari tekanan sehari-hari yang kita semua alami dengan in a rock n’ roll ways. seperti yang dikatakan Sahafaze :
“Ini semua hanya tentang kegilaannya seorang rockstar dan penggemar fanatiknya. Sudah terlalu banyak hal baik/buruk di sekitar kita, terlalu banyak hal yang harus dilakukan, terlalu banyak kejengkelan, terlalu banyak orang memanfaatkan kita, terlalu banyak yang diharapkan dari kita, juga banyak sekali tanggung jawab, terlalu banyak kekasih, terlalu banyak masalah besar, terlalu banyak masalah kecil, terlalu banyak kesenangan, terlalu banyak hal yang menyenangkan untuk dilakukan, terlalu banyak memori (baik dan jahat), mencoba menyatukan semuanya, atau berpura-pura menyatukannya… Saya pikir, mungkin kita bisa melupakan sebentar semua hal tersebut, cukup dengan ‘bercinta’ dengan experience baru bersama latar belakang lawan main yang baru saja. Tidak menutup kemungkinan a Good love story starts from a Good Girl, Kan?”
Maret lalu, The Lips merilis EP debut mereka, Rock N’ Idiots. Diikuti serangkaian single “Honey”, “G’s Lullaby”, yang terbilang sukses mendapatkan kekaguman online dari Media-media mainstream, Majalah/Koran Online, Anti-Pasi, For You Page di Tiktok, serta dukungan dari media arus utama lain yang lebih luas.
Kebangkitan mereka sejauh ini telah ditentukan oleh kombinasi tanpa filter dari sikap rock n’ roll yang bebas dari kekangan, ambisi, dan jari tengah terhadap otoritas.
Secara musikal, suara The Lips dapat didefinisikan sebagai Glam-Rock yang diresapi Britpop yang berdengung dengan penuh energi dan kecemasan. Terbungkus dalam kisah-kisah vandalisme/rebel/hedonistik band tentang realita-cinta-keluarga-serba-serbi hidup rock n’ roll. Kisah-kisah pemberontakan remaja, peringatan tentang tumbuh dewasa dan menolak untuk ditahan oleh aturan. Keraguan atas diri sendiri, literally fuck off to authority figure, dan makna cerita percintaan anak muda seperti ingin mereka kaji lebih dalam dari sudut pandang yang sangat berbeda dan anti-mainstream. Namun secara keseluruhan masih sangat relate-able untuk generasi dan zaman sekarang ini.
Pada The Lips, Anda akan menemukan pertukaran antar genre/selera yang unik antara dua anggota, Faz dan Kevin yang mungkin lahir di lingkungan keluaga dan tempat tinggal yang sangat berbeda, namun setelah tinggal bersama, mereka kini telah menemukan kesamaan yang tak ada habisnya. Bukan rahasia lagi bahwa diskriminasi genre kini sangat mengganggu industri musik dan sangat penting bagi hasil kreatifitas The Lips untuk membuktikan bahwa selera musik dan gaya menangani masalah hidup itu masing-masing dan sangat relatif.
Sahafaze mendeskripsikan lagu tersebut lebih lanjut, “Good Girl hanyalah metafora tentang seorang gadis perawan yang merupakan salah satu penggemar fanatik rahasia dari seorang rockstar, Faz benar-benar menggambarkan perempuan ini bak seorang ‘perempuan baik’ yang tidak tau apa-apa soal bercinta, namun rela melakukan apa saja, untuk sang rockstar; pria yang pertama kali membuatnya menaruh hasrat.”
Saat mengerjakan lagu ini, para personil The Lips sedang tinggi-tingginya, mereka menciptakan lagu yang menyatukan pertistiwa yang satu dengan peristiwa lain. Reaksi/peristiwa seperti After drunk, yang kemudian memunculkan hasrat bercinta tanpa permisi. Lalu mereka mulai kebingungan tentang bagaimana rasanya jika seorang musisi yang benar-benar tengah dilanda kesulitan dalam hidup, ingin (creatively) melepaskan sesaknya dengan melakukan cinta satu malam dengan seorang penggemar beratnya; fanatik.
“a deadman messing tonight” (verse lyrics) itu juga metafora tentang keinginan penulis lagu untuk lepas dari hidup yang penuh luka dan selalu dipandang sinis oleh orang-orang. jadi untuk terbebas dari semua itu seakan penulis lagu ingin sekadar mendapatkan hug and kisses dari seorang “Good Girl” dan ‘berdansa’ dengannya semalam saja atau justru berakhir bahagia selama-lamanya.
Makna positif GOOD GIRL adalah tentang bagaimana Anda meluangkan waktu sejenak untuk menghargai hubungan yang baik. Bagian cinta yang menyenangkan, ketika Anda tidak dapat memikirkan hal lain dan tidak ingin meninggalkan sisi orang tersebut. Perasaan ingin berada di sana untuk seseorang dan membantu mereka menjadi bahagia.”
Bermula dari Bukit Lawang, The Lips memadukan emosi yang mendalam dengan lirik kesederhanaan untuk menghadirkan musik yang menyenangkan dan dianggap penting. Berfokus pada keahlian menulis lagu, Faze memilih untuk membiarkan keahliannya berbicara sendiri. Fokus pada penulisan lagu ini telah membuat Faze menangkap suara unik mereka sendiri melalui cerita, suasana hati, dan emosi yang ingin mereka bagikan kepada dunia.
Lagu ini punya alur runtut, tenang sekaligus powerful, dan juga emosional untuk membuang segala pertanyaan di kepala. Melodinya yang sedikit terdengar seperti rock n’ roll klasik, bassline yang sangat menarik, nada irama vokal, Yang Mahakuasa memberikan keistimewaan pada The Lips untuk lagu ini. Sebagai lagu bertema atensi, “Good Girl” cukup optimis dari segi lirik.
Tentang The Lips
The Lips adalah band rock Indonesia yang terdiri dari vokalis Sahafaze “Faz”, gitaris Kevin Schweinstein “Kev”, dan bassis Jeerinn “Jeer” . Band muda beranggotakan 3 orang ini dengan cepat menjadi fenomena lokal. Dengan dua lagu pamungkas mereka, ‘Little Idiots’, ‘Honey’, The Lips secara konsisten menjadi salah satu artis pendatang baru yang paling laris secara lokal dalam beberapa bulan terakhir. Mereka juga berhasil menyatukan dua lagu di Tiktok (For Your Pages) dengan total penayangan (sampai sekarang) 500 ribu selama lebih dari sebulan.
Mereka berhasil mengangkangi banyak pertunjukan dengan mudah dan tenang. Tindakan penyeimbangan yang sangat sulit. Namun mereka tetap setia pada ciri khas diri mereka sendiri, menyebarkan pesan inklusif tentang kebebasan mutlak dan gaya autentik mereka yang flamboyan, mereka telah menjadi sensasi musik rock n’ roll modern yang tak terbantahkan.
Dalam mendistribusikan single terbaru mereka “Good Girl” akan didistribusikan secara luas oleh The Lips menggunakan jaringan distribusi NAR Records.