Connect with us

New Tracks

The Raws Hadir Dengan Formasi Baru Di Single “Dansa Porak Poranda”, Gali Suara Terabaikan Jakarta

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

The Raws

Setelah hampir empat tahun sejak merilis album ‘Transisi’ pada 2021, The Raws kembali dengan single baru bertajuk “Dansa Porak Poranda”. Lagu ini menjadi semacam refleksi dari keputusasaan hidup di Jakarta, kota yang sarat dengan ketimpangan sosial dan hiruk-pikuk metropolitan yang sering kali membebani mereka yang berada di lapisan masyarakat terpinggirkan.

The Raws Dansa Porak PorandaDengan lirik yang penuh pertanyaan dan kejujuran, “Dansa Porak Poranda” menggambarkan keresahan yang dialami oleh mereka yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah kerasnya realitas kota besar.

Melalui lagu ini, The Raws seakan mengajak pendengarnya untuk merasakan kegelisahan kolektif yang sering kali diabaikan. Lagu ini “berbicara” tentang tantangan hidup yang sulit, serta usaha untuk bertahan di tengah situasi yang tampak mustahil.

Dalam lagu ini, “dansa” bukan berarti pesta atau selebrasi. Sebaliknya, ia adalah metafora perlawanan dan cara bertahan di tengah kekacauan hidup sehari-hari.

Di tengah runtuhnya harapan, “dansa” menjadi simbol gerakan yang tak pernah berhenti, seolah menegaskan bahwa meskipun dunia tampak porak poranda, semangat untuk terus hidup tak boleh pudar. Bagi mereka yang ada di bawah bayang-bayang kemewahan kota, bertahan hidup adalah sebuah perlawanan tersendiri.

Liriknya menggambarkan realitas pahit mereka yang terjebak dalam siklus rutinitas tanpa arah. Frasa seperti “Berdansa di antara reruntuhan Jakarta” mencerminkan sisi kota yang sering luput dari pandangan publik, memperlihatkan kehidupan keras yang dialami sebagian besar penduduknya.

Dalam salah satu bagian liriknya, pertanyaan “Apakah kita dalam keresahan yang sama?” berulang kali dilontarkan, menyiratkan bahwa ada rasa solidaritas dalam penderitaan, meskipun tidak semua orang menyadarinya.

Secara tematik, “Dansa Porak Poranda” melanjutkan jejak narasi dari “Taklukkan Djakarta” (2012) yang juga menyoroti ketimpangan sosial di Jakarta.

Namun di lagu baru ini, The Raws berusaha menggali sisi yang lebih gelap, lebih intim, dan lebih melankolis. Lagu ini menggambarkan realitas di mana Jakarta, di balik segala kemewahan dan gemerlapnya, sering kali menjadi tempat di mana banyak mimpi orang terhenti oleh kerasnya kehidupan sehari-hari.

Band The Raws

Single ini juga menjadi momen penting bagi The Raws untuk memperkenalkan formasi baru mereka. Dengan masuknya Baya sebagai vokalis tambahan dan Rama sebagai drummer, band ini kini diperkuat oleh Jaws (vokal, gitar) dan Gank (bass). Kehadiran mereka memberikan energi baru tanpa melunturkan identitas khas The Raws sebagai bagian dari Megapollutant Jakarta Pogo Punk Squadron.

Secara musikal, “Dansa Porak Poranda” membawa The Raws kembali ke akar mereka dengan sound Pogo Punk ala Amerika Serikat era 90-an yang lebih mentah dan lugas. Setelah eksplorasi musikal yang cukup luas dalam album ‘Transisi’, lagu ini mengembalikan mereka ke ciri khas awal band—penuh tenaga dan tanpa basa-basi.

“Dansa Porak Poranda” adalah sebuah seruan bagi mereka yang terus berjuang meski dalam ketidakberdayaan. Lagu ini menegaskan bahwa meski dunia di sekitar kita runtuh, ada kekuatan dalam bertahan hidup yang tak pernah pudar. The Raws sekali lagi menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi “suara” bagi mereka yang kerap terpinggirkan oleh sistem sosial yang ada.

Bagi penggemar musik punk yang ingin merasakan langsung emosi dan energi dari lagu ini, “Dansa Porak Poranda” kini tersedia di platform Bandcamp atau di tautan ini.

The Raws adalah band punk asal Jakarta Timur yang terbentuk pada 1998 dengan nama awal Contradict. Setahun kemudian, nama mereka berganti menjadi The Raws.

Di awal 2000-an hingga 2006, band ini menjalani masa produktif yang mengukuhkan identitas mereka sebagai Megapollutant Jakarta Pogo Punk Squadron. Formasi terbaru The Raws saat ini adalah Swaj (gitar/vokal), Crocodille (vokal utama), Xnag (bass), dan Amarahza (drum).

Mereka tetap konsisten dengan semangat yang sama sejak awal: menjadi suara dari kegelisahan yang tersembunyi di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *