Flash News
The Raws Hadirkan Potret Kelam Jakarta Dalam Video Musik “Dansa Porak Poranda”

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/03/The-Raws.jpg&description=The Raws Hadirkan Potret Kelam Jakarta Dalam Video Musik “Dansa Porak Poranda”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Pada 25 Februari 2025 pukul 20:25 WIB, The Raws meluncurkan video musik terbaru berjudul “Dansa Porak Poranda’”. Kolaborasi dengan sutradara Ari Priyanto dan kreator digital Potential ini menghadirkan gambaran suram tentang Jakarta sebagai kota penuh ketimpangan sosial.
Lewat visual yang agresif, video ini mengajak penonton menyusuri sisi gelap ibu kota yang sering terlupakan: kehidupan di balik gemerlap gedung pencakar langit.
Ari Priyanto, yang bertindak sebagai sutradara, menjelaskan bahwa konsep video ini lahir dari lirik lagu yang sarat keputusasaan. “Kami ingin menampilkan Jakarta bukan sebagai metropolitan yang sempurna, tapi sebagai ruang di mana ketidakadilan sosial terus bergema. Efek kamera yang gemetar dan zoom brutal sengaja kami gunakan untuk menciptakan atmosfer chaos,” ujarnya.
Pendekatan ini terlihat jelas melalui adegan personel The Raws—dengan kostum punk yang provokatif—berjalan tanpa arah di antara pasar kumuh, kolong flyover, hingga tembok-tembok penuh grafiti. Tak ketinggalan, Carolinè Pricilia Janis, solois folk-pop Jakarta, hadir sebagai simbol generasi yang terperangkap dalam kegelisahan urban: merokok di pinggir jalan, menenggak miras murahan, hingga menari liar di tengah keramaian pasar malam.
Untuk memperkuat nuansa raw dan autentik, Ari memilih menggunakan kamera handycam Sony HXR-MC88 yang memberikan kesan vintage era 90-an. “Frame 4:3 dan efek visual seperti TV tabung sengaja kami pertahankan. Ini bukan sekadar nostalgia, tapi upaya membuat penonton merasakan kedalaman emosi yang nyata,” tambah Ari.
Gaya syuting yang tidak mengikuti alur linear ini, menurutnya, justru menjadi kekuatan untuk merefleksikan realitas Jakarta yang terfragmentasi.
Jaws, gitaris The Raws, mengungkapkan bahwa kolaborasi dengan Ari dan Potential adalah buah dari chemistry yang telah terbangun sejak lama. “Ari dan saya pernah bekerja di production house yang sama. Saat kami memutuskan keluar, dia mendirikan Potential, dan saya yakin ini saatnya menggandengnya untuk proyek spesial,” kenangnya.
Proses kreatif dimulai ketika Jaws mengirimkan demo lagu “Dansa Porak Poranda” kepada Ari. “Dia langsung tertarik dan punya visi visual yang kuat. Dalam beberapa pertemuan, konsepnya langsung menyatu,” tambah Jaws.
Tak hanya mengandalkan tim inti, The Raws juga melibatkan sejumlah kolaborator lokal seperti TNT Cup, Coba Coba Custom, dan Venom Studio untuk memperkaya narasi visual. “Semangat Do It With Friends selalu jadi DNA kami. Setiap pihak yang terlibat membawa warna unik, mulai dari motor custom hingga efek khusus yang memperkuat atmosfer grunge,” papar Jaws.
Carolinè, yang berperan sebagai tokoh utama, menyebut pengalaman syuting ini sebagai tantangan personal. “Saya harus mengekspresikan frustrasi tanpa dialog. Setiap adegan menari atau tatapan kosong adalah cara saya menyampaikan kegelisahan yang mungkin dirasakan banyak anak muda di kota ini,” ujarnya.
Bagi Ari, proyek ini bukan sekadar tugas profesional, tapi pencapaian artistik. “Ini pertama kalinya saya memiliki kebebasan penuh untuk mengeksekusi ide dari nol. Potret kehidupan marginal Jakarta adalah tema yang selalu saya pedulikan, dan melalui video ini, saya bisa menyuarakannya tanpa filter,” tegasnya. Ia berharap “Dansa Porak Poranda” tidak hanya dinikmati sebagai tontonan, tapi juga memicu kesadaran akan ketimpangan yang masih membelit Jakarta.
The Raws, melalui rilisan ini kembali menegaskan posisi mereka sebagai band yang tidak takut menyentuh isu sosial. Sejak berdiri, mereka konsisten mengangkat narasi-narasi urban melalui musik yang keras dan visual yang provokatif. “Dansa Porak Poranda” adalah video musik yang juga berfungsi sebagai cermin bagi masyarakat untuk melihat wajah ibu kota yang kerap tersembunyi di balik kemajuan.
Dengan kombinasi gaya syuting yang noisy, kolaborasi lintas disiplin, dan pesan sosial yang kental, karya The Raws dan Ari Priyanto ini berhasil menciptakan dialog visual-auditori yang memantik pertanyaan: Sudah sejauh mana kita benar-benar mengenal Jakarta?
Video ini kini bisa disaksikan di kanal YouTube Potential, mengundang penonton untuk menyelami sisi porak-poranda dari kota yang tak pernah benar-benar tidur.