New Albums
Treeshome Rilis Album Perdana “Rumah Pohon”, Sajikan Cerita dan Warna Musik Maluku Utara

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Treeshome.jpg&description=Treeshome Rilis Album Perdana “Rumah Pohon”, Sajikan Cerita dan Warna Musik Maluku Utara', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Band pop-folk asal Ternate, Treeshome, baru saja merilis album penuh pertama mereka yang berjudul ‘Rumah Pohon‘. Album ini merupakan kumpulan kisah perjalanan musikal mereka sejak berdiri pada tahun 2016. Dikenal sebagai “rumah pulang”, album ini menciptakan suasana yang teduh, di mana seluruh dinamika emosional, spiritual, dan kultural kelompok ini bertemu.
Dengan sembilan lagu yang beragam, ‘Rumah Pohon’ tidak hanya menyuguhkan nuansa etnik dan akustik yang kental, tetapi juga menjadi wadah untuk membahas isu sosial, kerusakan alam, dan pergulatan personal yang mendalam.
Dari sisi musikalitas, album ini menampilkan eksplorasi genre yang luas. Lagu pembuka, “Mantra Kabata”, menceritakan kisah heroik Sultan Nuku dari Ternate yang berjuang melawan penjajah di Maluku Utara. Nuansa etnik yang kuat ditampilkan melalui alat musik tradisional yang dimainkan oleh Ozy Heuvelman, sementara “Suara Tanah Rempah” adalah pujian bagi kekayaan alam dan sejarah rempah-rempah di Ternate, Tidore, Bacan, hingga Jailolo.
Di sisi lain, Treeshome juga menyentuh tema personal yang universal. “Ruang Sesaat” menggambarkan kehilangan cinta akibat perjodohan, sedangkan “Rindu Beradu” menyajikan melodi sunyi yang penuh kerinduan. Tak ketinggalan, lagu “Bicara”, yang merupakan remake dari karya musisi Sombanusa, dihidupkan kembali dengan aransemen akustik yang terdengar lebih fresh.
Isu lingkungan dan kemanusiaan juga menjadi napas dari album ini. “Bumi Bersuara” menyuarakan keprihatinan akan kerusakan alam akibat keserakahan manusia, sementara “Jejak Tapak” menggambarkan semangat perlawanan hidup yang dipadukan dengan spiritualitas.
Di tengah album, “Senja Tak Bernyawa” menyampaikan narasi tentang ikatan kekeluargaan yang melampaui hubungan darah. Album ini ditutup dengan “Riang Kita”, lagu penuh semangat yang mengajak kolaborasi untuk membangun komunitas yang hidup dan berdaya.
Proses kreatif ‘Rumah Pohon’ melibatkan kolaborasi dengan beberapa nama penting dalam musik Indonesia Timur. Tokoh seperti Istiqomah Djamad (Pusakata – Parade Hujan) dan Yur diakui sebagai inspirator utama, sementara Ternate-Tidore dipilih sebagai “rumah kedua” untuk penggarapan album ini.
Produksi dilakukan secara intensif selama sebulan di Studen Ternate, didukung oleh Music Corner ID Ternate dan Rucs Records Makassar yang menangani rekaman hingga proses mastering. Selain Ozy Heuvelman yang menambahkan nuansa tradisional, Sahnaz Salsabillah juga berkontribusi melalui artwork album yang kaya akan filosofi.
Treeshome telah menjalani perjalanan panjang sejak 2016. Awalnya, mereka terdiri dari Eross (vokal & gitar), Vano (bass), dan Teguh Tidore (musikalisasi puisi), namun formasi mereka berkembang pada 2019 dengan bergabungnya Aldee (gitar), Dhana Mahdi (drum), serta Mega Masuku dan Zilan Rezkyamalia sebagai vokalis latar.
Musik mereka dikenal sebagai perpaduan akustik, etnik, dan puisi yang reflektif, dengan lirik yang jujur dan menyentuh budaya lokal serta keresahan generasi muda.
Sebagai suara kolektif pemuda Maluku Utara, Treeshome berkomitmen untuk menjadikan musik sebagai medium kritik sosial sekaligus pelestarian kearifan lokal.
‘Rumah Pohon’ bukan hanya menandai kedewasaan musikal mereka, tetapi juga menunjukkan bahwa musik dari Timur Indonesia dapat berbicara secara universal, merangkul pendengar dari berbagai latar belakang tanpa kehilangan identitas asalnya.
Album ini kini tersedia di berbagai platform streaming, mengajak publik untuk menyelami setiap cerita yang terukir dalam sembilan trek yang ada.