Connect with us

Articles

Apakah Band Membutuhkan Manager?

Diterbitkan

pada

Jika berbicara tentang kesuksesan sebuah band, maka seorang manager menjadi salah satu pendorong yang paling tepat. Hal ini jika dikaitkan dengan strategi, dan jika berbicara tentang (mungkin) politik, atau jika berbicara tentang membaca peluang, dan jika berbicara tentang relasi.

Brian Epstein selalu digambarkan sebagai manager no. 1 di dunia dengan menandatangani kontrak yang paling penting sepanjang masa, yaitu menjadi manager The Beatles.

Meskipun banyak kontroversi yang menyelimuti perjalanannya, tetap saja Epstein memiliki visi yang tajam tentang The Beatles. Dia membaca peluang yang begitu besar, membaca bakat yang bisa menjadi legenda sejak pertama kali menyaksikan The Beatles di Cavern Club. Lalu, bagaimana kah untuk memiliki kemampuan membaca bakat tersebut?

Setiap orang memiliki strategi dan kualitas untuk menyimpulkan sesuatu. Sama halnya ketika manager mampu membaca bakat seseorang yang dengan kesimpulan-kesimpulannya bisa menjadi ‘bintang’ bisa menjadi panutan banyak orang, bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Jika harus mengenyampingkan insting, maka referensi-referensi dan pengalaman bisa banyak bantu bicara untuk menyimpulkan hal ini. Semua kesimpulannya direspon pasar.

Bukan kemampuan yang baik jika semuanya tidak memiliki respon dari pasar, bagaimana pun, pasar lah yang menjadi output terakhir. Benarkah? Namun jika masih ragu, lalu untuk siapa kah musik-musik ini diciptakan? Untuk alam? Untuk hewan? Sedangkan manusia terbentuk dan tersusun secara sosial dan ekonomi untuk mengkonsumsi musik dari distribusi dan promos musik lalu lahirlah istilah pasar. Benarkah?

Seseorang yang mengenal karakter pasar, kebutuhan pasar, kesukaan pasar, dan berbagai hal yang bisa menjadi mainan sehari-hari bagi pasar, maka dia lah yang mampu mengumpulkan banyak kesempatan untuk menjadi titik fokus bagi pasar. Tapi, bukannya kita harus menciptakan pasar?

Jika Tom Parker berhasil mengangkat Elvis Presley hingga akhir karirnya dengan begitu banyaknya album yang menghiasi katalog rilisannya, maka Malcolm McLaren berhasil mencitrakan Sex Pistols menjadi legenda yang berharga. Harus digaris bawahi, Sex Pistols hanya merilis 1 album dan bagaimana karirnya bisa panjang hingga kesuksesannya tidak berhenti?

Sex Pistols memiliki sebuah paket yang alami dengan segala perilaku dan citra yang dimilikinya, lalu Malcolm McLaren menyusun segala paketnya ke dalam berbagai lini. Mulai dari pembentukan image hingga fashion dan gaya yang mendominasi era punk di Inggris yang menyebar cepat ke Amerika dan seluruh penjuru dunia.

Malcolm McLaren merupakan salah satu bukti dimana manager bisa dan mampu untuk menyusun strategi-strateginya dengan mengikuti citra dan perilaku yang sudah tercipta dari sebuah band. Jadi, tidak selamanya diperlukan bahwa manager mengatur dan membentuk apapun yang mengurangi kekayaan sebuah band atau hingga merusak kealamian lahirnya band itu dengan citra-citra baru.

Harus kah semua elemen dalam kesuksesan musik ini dibebankan ke manager? Tetapi, titik apa saja yang menandakan sukses? Penjualan album? Jadwal perform yang padat? Tour yang panjang? Puluhan endorser? Rating teratas pemutaran lagu di radio? Pendapatan yang semakin meningkat?

Yang pasti, manager dan musisi adalah pasangan yang berada di arena berbeda. Jika ada yang menunjuk bahwa manager dan musisi bagaikan marketing dan creative editor, maka yang terjadi adalah kedua pihak ini harus bisa bekerja sama dengan baik (tentu saja), saling mengerti visi dan misi dalam penciptaan musik, arahan, tujuan.

Lalu jika musisi berangkat dengan sebuah konsep, maka manager mencoba untuk menjualnya, membaca peluangnya, lalu komunikasi dan membuat strategi yang menjadi bahan untuk musisi berkarya dengan tujuan-tujuan tertentu.

Tujuan-tujuan tertentu? Lalu apa tujuannya selain komersil? Idealis? Berbagi? Ekspresi?

Jika masih ragu, tanya pada diri sendiri, apa tujuannya merekrut atau mengajak manager bergabung di proyek musik kalian? Kenapa kalian memerlukan manager.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *