Interviews
Bicara Grunge Dengan Robi Navicula
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2014/01/Robi-Navicula1.jpg&description=Bicara Grunge Dengan Robi Navicula', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Sejak sore hari, band Navicula adalah salah satu guest-star yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua pengunjung yang hadir di Swarga Café, Bandung (18/6). Kedatangan mereka disambut oleh sorak-sorai ratusan grunge people yang memenuhi acara gratisan satu ini. Dengan semangat bak aktifis sosial, Navicula yang dimotori Robi sang vokalis, sedikit demi sedikit mengobati ketidaksabaran para pengunjung dengan penampilan mereka yang impressive, komunikatif, dan berakhir dengan kepuasan (baca : eargasm).
Suguhan berbagai isu lingkungan yang dibungkus oleh getaran musik rock, sukses menjadi media transfer energi dan pesan positif, dari mereka untuk kita semua. Kritik-kritik bernada pun mereka kumandangkan dengan semangat membara. Mulai dari Jakarta sang kota metropolitan, hingga ke prediksi bahwa terancam punahnya spesies orangutan akan segera mengkonversi keberadaan populasi mereka menjadi sebuah kisah legenda (seperti kisah dinosarurus) di telinga anak-cucu-cicit kita kelak. Perpaduan antara lagu Navicula berjudul “Orangutan” dan hangatnya kondisi di sana seolah berbisik kepada saya, bahwa grunge dan orangutan adalah dua item langka yang sama-sama perlu pelestarian. Dan malam itu, kantong komunitas grunge Bandung sebagai penyelenggara acara ini, seolah berhasil membangun surga bersama antara pemain dan penonton di atas satu atap, atas nama satu kecintaan terhadap scene musik grunge yg tidak pernah mati.
Tidak sampai 60 menit berjalan, band potensial dari pulau dewata tersebut sukses membakar satu-satunya mini-stage di sana, seiring datangnya klimaks acara yang terasa sangat powerful. Bisa dibilang, movement ini berupa gigs kecil-kecilan dengan euphoria yang besar-besaran. Penampilan Navicula sukses membuat saya sangat penasaran untuk menggali lebih dalam tentang sosok mereka. Di mata saya, band satu ini memiliki visi dan filosofi yg unik dalam bermusik. Jelas, keterampilan mereka dalam mengolah dan mengulik instrument musik adalah sama baiknya dengan keterampilan mereka dalam mengolah mengulik isu lingkungan. Dua hal tadi cukup menjadi alasan kenapa di pulau Bali sana, band satu ini dapat tumbuh menjadi besar. Saya merasa bersyukur atas kesempatan untuk mewawancarai Robi sang vokalis, yg malam itu menggetarkan venue dengan salah satu himbauannya yg terngiang-ngiang di benak saya : “Waspadailah diri kita dari ancaman diri kita sendiri”.
Semua personil dan crew Navicula dengan cepat bergegas meninggalkan stage sesaat setelah mereka menuntaskan penampilannya, kecuali Robi (yang lebih memilih untuk beristirahat dengan duduk-duduk di venue). Tanpa buang waktu lagi, saya langsung menghampiri beliau. Robi menyambut saya dengan hangat, pertanda beliau bersedia untuk diajak ngobrol-ngobrol. Sama seperti halnya berbincang dengan seorang aktifis sosial pada umumnya, percakapan antara kami pun dimulai dengan santai, cukup kaya akan tawa, namun tidak miskin akan bobot.
GIMANA PERASAANNYA SETELAH MAIN DI BANDUNG??
Kami dari dulu emang pengen main di Bandung. Sebelumnya udah pernah sih main di Bandung, kami sempat main di Fame Station & GOR Saparua. Saat itu kami mampir ke Bandung dalam rangka tampil dalam pre-event Java Rockinlad. Tapi kalo main langsung di dalam kantong komunitas musik grunge di Bandung, baru kali inilah pertama kalinya. Sebenarnya kami dari dulu udah punya rencana untuk main di acara seperti ini, tapi selalu kebentur sama kerjaan, atau kebentur sama biaya transportasi dari Bali ke
Bandung. Kalo untuk saat ini kan kebetulan kami habis tampil di event Pekan Raya Jakarta, jadi kami masih punya sisa-sisa waktu, dan sekarang ini kan kebetulan pas di saat weekend, di mana kami masih ada waktu libur. Jadi sebelum langsung terbang ke Bali kami bisa mampir ke Bandung untuk main di sini.
MENURUT BLI ROBI SENDIRI (SEBAGAI MUSISI GRUNGE), ATMOSFIR GRUNGE ITU SENDIRI BISA LEBIH TERASA HIDUP JIKA ANDA SEDANG MANGGUNG DI PANGGUNG KECIL SEPERTI INI, ATAU DI STAGE YANG BESAR ??
Pada intinya semua sama. Tapi kalo menurut saya pribadi, saya lebih suka sama suasana yang terasa lebih intim, seperti di sini. Yang tidak ada batasan antara penonton dan si pemain. Jadi dari panggung saya bisa sampe mencium bau-bau keringat, dan justru dengan seperti itu soul dari sebuah gigs bisa lebih kerasa. Tapi, tetep kok ada enaknya juga jika kita manggung di stage yang besar. Jarang-jarang kita
bisa nyetel volume pada amplifier 4×12 sampe full, soalnya kalo di rumah saya ga akan mungkin, volume meter baru nyampe angka 2 aja suaranya udah kenceng banget (tertawa).
BLI ROBI, TOLONG JELASIN SEDIKIT DONG TENTANG GEAR YANG ANDA PAKE UNTUK PERFORM BARUSAN. SOUND GITARNYA ASIK BANGET
Kami cuman memberdayakan equip yang udah ada, kebetulan ampli yang disediain di sini emang udah bagus-bagus. Saya pake gitar Fender Jaguar-Mustang, gitar yg didesain oleh Kurt Cobain sebelum dia meninggal. Saya pake yang bikinan Jepang. Soundnya emang Crunchy.
NAVICULA BERDIRI DARI 1996, JADI PADA TAUN 2012 INI, BAND NAVICULA UDAH GENAP BERUSIA 16 TAHUN. NAH, ADA RENCANA APA NIH UNTUK PERAYAAN SWEET-SEVENTEEN NYA? NEXT YEAR, MAYBE?
Oh, justru baru kepikiran sekarang ketika kamu nanya gini (tertawa), sampai sekarang belum ada rencana apa-apa.
NAH, KALO RENCANA NAVICULA NGELUARIN ALBUM BARU KAPAN NIH,
BLI?? TERAKHIR RELEASE ALBUM TAHUN 2009 KAN??
Iya, taun 2009. Untuk album baru, sekarang ini kami lagi ngegarap. Kebetulan untuk album baru kali ini kami dapet produser orang Hawaii. Mudah-mudahan sebentar lagi album baru kami bisa beres (tersenyum).
BISA DICERITAIN GA BLI, KENAPA DARI AWAL NAVICULA LEBIH MEMILIH MUSIK BER-GENRE GRUNGE??
Zaman saya masih ABG, saya tumbuh bersama musik grunge. Saat itu musik alternatif 90-an lagi naik-naiknya. Itu pas zaman saya masih SMP-SMA. Ada sebuah joke musik yg berlaku pada saya. Joke-nya berbunyi : “Musik apa yg kamu dengarkan saat kamu SMA, maka itu akan menjadi musik yang kamu dengarkan seumur hidup” (tertawa).
KENAPA LIRIK-LIRIK LAGU NAVICULA BERTEMAKAN KRITIK SOSIAL??
Untuk lirik yang berbau pesan kritik sosial, alasannya karena di luar aktifitas bermusik, saya kerja sebagai konsultan di beberapa LSM yg kebetulan bergerak di bidang lingkungan. Saya berpikir dan bertanya-tanya, kenapa info-info seperti ini hanya untuk kalangan LSM, pemerintah, dan institusi-institusi tertentu saja? Padahal sebenarnya isu-isu seperti ini harus lebih terdengar luas ke seluruh publik. Karena di sini saya suka musik, maka saya merasa harus berbicara dengan bahasa yang saya mengerti. Dan kebetulan musik itu sendiri adalah bahasanya anak muda. Jadi terbentuk sebuah konsep bahwa saya adalah seorang jurnalis yang memakai musik sebagai sebuah media.
KALO NAMA “NAVICULA” ITU SENDIRI ARTINYA APA??
Saya ambil nama itu dari buku biologi, navicula itu sejenis ganggang emas bersel satu.
PENDAPAT ANDA TENTANG SKENA GRUNGE DI INDONESIA??
Indonesia memiliki dua sampai tiga scene grunge yg bagus. Kalo ingin describe yg lebih jelas, teman saya Yeyen bikin buku berjudul “Indonesian Grunge”, di sana dijelaskan perkembangan scene grunge di Indonesia dari generasi ke generasi. Generasi awal grunge di Indonesia, ya generasi seperti saya, yang memang dari zaman SMA udah mengikuti awal perkembangan musik grunge. Di buku itu juga dijelasin
perkembangan grunge setelah era kematian Kurt Cobain (Nirvana), lalu bangkitnya era retro. Nah sekarang kan balik ke zaman retro lagi, karena trend musik dan trend fashion itu selalu berputar. Aksesoris-aksesoris iconic, seperti kemeja flanel kini trend-nya naik lagi, sepatu boots Doc Marten mulai kembali laku terjual. Intinya scene grunge tetap hidup di Indonesia. Scene grunge di Indonesia dari dulu sebetulnya udah ada, cuman masih berbentuk kantong-kantong komunitas berukuran kecil yang letaknya menyebar. Nah berhubung sekarang udah zamannya internet, mungkin ada baiknya kalo semuanya disatukan.
MENURUT BLI ROBI, SEBERAPA PENTINGKAH ERA INTERNET & TEKNOLOGI UNTUK PARA MUSISI??
Untuk teknologi, jelas mempermudah musisi untuk rekaman. Sekarang kita bisa home-recording dengan biaya yang jauh lebih murah. Kalo untuk internet, media promosi jadi lebih terbuka. Dulukan promosi lagu-lagu masih dikuasai sama major label, tanpa mereka kita ga bisa mempromosikan karya-karya kita ke luar. Kalo sekarang, kita punya media untuk musik kita sendiri. Ada Youtube, Facebook, Twitter, dan semua media yang murah meriah. Ini sangat memfasilitasi band-band yang memilih jalur diluar mainstream. Internet itu bisa sangat bermanfaat kalo kita menggunakannya dengan bijak.
PENDAPAT ANDA TENTANG ACARA TV, RADIOSHOW??
Hingga saat ini, acara RadioShow adalah acara musik yang paling update dibanding acara-acara lain di TV yang berisikan live show music. Walaupun semua acara musik di TV sama-sama berkembang, yang perkembangannya paling sophisticated ya RadioShow. Acara tersebut membawa musisi-musisi cutting edge untuk tampil di TV. Jadi dibanding acara musik yg lain, RadioShow yg paling mendinganlah (tertawa). Timing-nya juga pas, ketika orang-orang bosen sama acara musik di TV yg gitu-gitu aja, acara ini muncul. Saya bakal berusaha menyambut positif semua yg ada di TV, karena saya sendiri kan orang media. Saya tidak menyatakan anti terhadap media, tapi kalo acara yang ada di TV jelek, saya bakal bilang jelek, kalo acaranya bagus, ya bakal saya bilang bagus.
NAH, GIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG BAND-BAND YG MASIH SATU VISI
DENGAN NAVICULA (KHUSUSNYA DALAM TEMA LIRIK LAGU), SEPERTI
EFEK RUMAH KACA DAN IWAN FALS??
Kalo untuk Iwan Fals, jujur saya memang tumbuh dengan lagu-lagu beliau. Jelas saya ter-influence banget sama Iwan Fals. Beliau adalah icon yg berjuang di zamannya. Opini pribadi saya tentang beliau, Iwan Fals berjuang dengan mengkritisi era orde baru. Ketika orde baru sudah tumbang, maka perjuangannya relatif sudah selesai. Dan zaman berubah, perjuangan pun akan berubah. Apa yang diperjuangkan dan apa yang harus dilawan pun ikut berubah. Siapa yang menjadi musuh pun berubah (tersenyum). Berarti memang zaman ini membutuhkan icon baru. Band-band seperti Navicula dan Efek Rumah Kaca saat inilah yang sedang berjuang di eranya kita. Kalo saya sendiri menganggap bahwa isu yang paling krusial di era sekarang ini adalah isu lingkungan, sehingga Navicula berjuang dengan mengangkat isu lingkungan. Karena ini isu krusial yang sedang terjadi di zaman kita.
SEBERAPA PENTING VISI BERMUSIK SEPERTI INI UNTUK KAUM MUSISI DI INDONESIA??
Sebenarnya kan memang tidak ada batasan dalam menyuarakan seni, semua balik lagi ke pilihan masing-masing orang. Navicula seperti ini juga karena pilihan, kami yg memilih jalur ini. Karena percuma juga kalo kita bikin lirik tentang pencerdasan tapi tidak didasari kejujuran dan kesadaran dari nurani kita sendiri. Kalo yang terjadi di diri saya, karena awalnya topik-topik mengenai isu lingkungan adalah topik yang emang sudah saya ketahui, jadi saya tergerak untuk mengangkatnya lewat musik. Karena kebetulan kerjaan saya juga memang di bidang tersebut, kebetulan saya juga jadi pengajar bidang pertanian di Bali International School (tertawa). Jadi topik seperti ini emang udah sangat familiar dengan saya pribadi, maka saya bisa jujur dalam proses kreatifnya. Intinya, semua seniman harus menyampaikan sesuatu dalam ekspresinya, kalo gak mau menyampaikan sesuatu dalam berekspresi, ya gak usah aja jadi seniman (tertawa).
YUP, SETUJU BLI!! SEKARANG CERITAIN SEDIKIT DONG PERTEMANAN ANTARA NAVICULA DENGAN SUPERMAN IS DEAD ITU KAYA GIMANA, KAN SAMA-SAMA BAND DARI BALI TUH, NAMPAKNYA KALIAN PUNYA PERSAMAAN VISI DALAM BERMUSIK…
Yaa, kami itu udah lama jadi temen nongkrong bareng. Bahkan dulu kita sempat satu manajemen, makanya dari sana Navicula dan SID sempet masuk label Sony BMG bareng-bareng (tertawa). Dan untuk album Navicula yg kelima, yang jadi produsernya itu Bobby Kool (vkcalist + gitaris SID). Kalo sama Jerinx (drummer SID), saya sama dia emang temen main di rumah, dulu rumah kami berdekatan jaraknya. Karena kami udah kenal lama, jadi bisa dibilang Navicula dan Superman Is Dead adalad dua band yang memiliki concern yang sama. Kami adalah band asal Bali yang ingin memajukan Bali, juga negeri ini, ke arah yang lebih baik. Kami sama-sama tidak ingin Indonesia terpuruk terus-menerus. Maka, perjuangan kongkrit kami adalah berjuang lewat musik (tersenyum).
SEBELUM NAVICULA PERFORM, TADI SAYA LIAT ADA PERFORMANCE DARI BAND “BALIAN”, DAN TERNYATA DRUMMER & BASSIST-NYA ADALAH PERSONIL NAVICULA JUGA YA?? MAKLUM SAYA BELUM HAFAL WAJAH ANDA-ANDA SEKALIAN
Iya, itu side-projectnya Gembul (Drummer Navicula) dan Made (Bassist Navicula). Mereka bersama Edward (gitaris asal Australia), yang kebetulan malem ini juga ngebantu Navicula sebagai additional guitarist karena gitaris kami, Dadang, berhalangan hadir. Saya dan Edward kebetulan sama-sama pengajar di Bali International School, Edward adalah seorang guru musik di sana. Studio di rumah Edward di Bali juga sering dipake untuk latihan Navicula (tertawa).
BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG ANAK-ANAK MUDA ZAMAN SEKARANG YG MEMBAWA SEMANGAT GRUNGE HANYA DARI NIRVANA DAN KURT COBAIN SAJA, TERKESAN MENDALAMI GRUNGE TANPA MENCOBA EKSPLORASI UNTUK KELUAR DARI KOTAK “COBAIN-ISM” ??
Menurut saya yang mereka lakukan itu sah-sah aja, itukan pilihan mereka, mungkin bisa jadi Nirvana emang jadi satu-satunya influence mereka. Walaupun sebenarnya grunge itu menyediakan banyak pintu. Grunge itu merupakan cross-over dari banyak sub-genre musik. Gabungan dari punk, avant-garde, funk, metal, psychedelic, dan lain sebagainya. Kalo influence Navicula itu luas, dan datang dari band-band asal Seattle (Amerika Serikat – kota kelahiran Grunge) yang sebetulnya tidak menggusung murni grunge, seperti Soundgarden yang berwarna pshychedelic-metal, Alice In Chains yang bernuansa metal, Nirvana yang menurut saya adalah punk, juga The Melvins dengan nuansa punk yg lebih “doom”. Navicula mencoba eksplorasi juga kok, kami punya satu lagu yang menggunakan alat musik marimba.
DALAM TUBUH NAVICULA SENDIRI, POSISI SONG-WRITER DAN MUSIC- ARRANGER ITU SIAPA, BLI??
Saya dan Dadang sering bikin konsep aransemen, berangkat dari gitar. Lalu saya juga yg menulis liriknya untuk kemudian di-share ke personil yg lain.
MINTA TIPS SUPAYA BAND KITA KOMPAK DAN SOLID DONG BLI…
Menurut saya, chemistry pertama yg harus dijaga dalam sebuah band itu adalah kedekatan, kita harus terus menjadi temen deket. Karena namanya juga band, perselisihan pasti ada. Tapi kalo udah jadi temen deket, di saat lagi berantem terus ada makanan dateng, ya tinggal makan aja bareng-bareng (tertawa). Kepercayaan juga penting. Ketika kami memainkan materi lagu yg masih berupa sketsa, saya percaya aja, Gembul pasti bikin pola drum yang bagus, dan yang lain juga pasti bikin isian yang bagus buat mematangkan si lagu yang masih berupa benih tadi. Dan saya juga merasa beruntung di sini, karena semua personil band saya tinggal bersama di satu kota, sudah lama kenal dan sering nongkrong bersama, bahkan ada yang udah berteman sejak SMA.
APA TIPS-NYA JIKA KAMI PENGEN BIKIN BAND VISIONER DENGAN KONSEP SEPERTI NAVICULA ??
Harus ada kesadaran bahwa melalui bermusik kita ingin memperjuangkan sesuatu. Ada hal-hal yang lebih penting untuk disampaikan. Kalo saya salut dengan Superman Is Dead, karena sebagai public figure, mereka sadar diri bahwa ada tanggung jawab besar yang diemban oleh mereka, apalagi dengan jumlah follower mereka yang juga sangat banyak. Mereka harus menjadi contoh yang baik, dan mereka ingin memberi sesuatu yg berarti untuk para fans-nya. Kalo konsep Navicula menurut saya pribadi, adalah jurnalisme lewat musik sebagai medianya. Medianya ya kami sebagai satu kesatuan band. Ketika saya jadi penulis lirik sekaligus jurnalisnya, supaya mudah, yg lain nggak perlu untuk menjadi seorang aktivis juga. Karena yang saya butuhkan untuk mendukung konsep ini, adalah orang-orang yang bisa bikin musik sebagus-bagusnya. Ibarat sebuah majalah, ketika saya jadi jurnalisnya, maka saya butuh orang-orang yang bisa bikin design lay-out yg keren, kertas yang bagus, distribusi yang enak, & orang-orang yang bisa bikin media yang bagus juga. Supaya kualitas si tulisan yang bagus ga akan cepet tenggelam cuman gara-gara berada di media yg tidak sesuai. Beruntungnya kami semua merasa cocok satu sama lain, kami sangat menikmati musik yang kami garap dan hasilkan. Kita harus bersyukur dengan kesempatan yang Tuhan kasih ke kita, jarang loh kita dikasih kesempatan seperti ini di usia muda (tersenyum).
Teks & Interview: Bobbie Rendra