Connect with us

Music News

Endah N Rhesa Dan Navicula ke Markas Besar PBB, Rilis Album Bersama David Bowie

Dipublikasikan

pada

Oleh

Endah N Rhesa Dan Navicula ke PBB

Sebuah album kompilasi yang memposisikan NATURE (alam) sebagai seniman berkolaborasi bersama banyak artis internasional di bawah payung Sounds Right sudah dirilis pada Kamis (18/4) kemarin di Markas Besar PBB, New York, Amerika. Dari Kolombia hingga Indonesia, Norwegia, Venezuela, Kenya, Denmark, Inggris, Amerika Serikat, dan India, terdapat banyak musisi global yang ikut ambil bagian dan merespon suara-suara alam dari berbagai ekosistem di seluruh dunia.

Mereka yang ikut diantaranya David Bowie x Brian Eno, Ellie Goulding, AURORA, Navicula x Endah N Rhesa, UMI dengan V dari BTS, Anuv Jain, MØ, London Grammar, Bomba Estéreo, Cosmo Sheldrake, Louis VI, Tom Walker, Aterciopelados, Blinky Bill, dan Los Amigos Invisibles.

Sounds Right adalah sebuah inisiatif musik global baru yang menghadirkan “NATURE” (alam) sebagai seniman dan memungkinkan “alam” menghasilkan dana konservasi dari suaranya sendiri. Diluncurkan menjelang Hari Bumi, inisiatif ini bertujuan untuk memicu konservasi global tentang nilai alam dan mendukung jutaan penggemar musik untuk mengambil tindakan yang berarti untuk melindungi planet kita.

Suara-suara alam (hewan, guntur, sungai, dll) dari seluruh dunia yang terdapat dalam album kompilasi ini dikumpulkan oleh para seniman soundscape dari The Listening Planet dan VozTerra. Sehingga aransemen musiknya ada suara-suara alam yang menyertai karya musik ala Navicula dan Endah N Rhesa yang bertajuk Segara Gunung.

Proses kreatif Navicula x Endah N Rhesa feat. Nature ini termasuk cepat. Ide awal lagu dari Robi yang bercerita tentang percakapan antara gunung dengan laut. Robi terinspirasi dari kisah-kisah/filosofi Bali bahwa kehidupan ini diawali dengan sinergi gunung dan laut dan keduanya dipertemukan oleh hujan. Selain terkesan gagah, juga ada kesan magis dan romantis di lagu ini. Saya merespon verse yang dibuat sama Robi. Aransemen dasar dibuat oleh Navicula dan file suara dikirim dari Bali ke Jkt secara online. Saya dan Rhesa garap draft itu untuk isi gitar, vokal, bass guide. Lalu kami ke Bali satu malam untuk merekamnya secara serius di Antida Studio, Sanur Bali,” ungkap Endah soal proses pembuatan lagu di album kompilasi ini.

Royalti dari album kompilasi ini akan didonasikan untuk konservasi keanekaragaman hayati dan proyek restorasi ekosistem yang sedang terancam (punah/ hancur) di seluruh dunia. Royalti dan donasi NATURE untuk Sounds Right akan dikumpulkan oleh badan amal terdaftar di Inggris dan Amerika Serikat, EarthPercent (LSM lingkungan hidup yang diinisiasi oleh Brian Eno), kemudian akan disalurkan untuk proyek konservasi dan restorasi keanekaragaman hayati di ekosistem yang sedang terancam (punah/ hancur) di seluruh dunia. Dana akan didistribusikan di bawah bimbingan Sounds Right Expert Advisory Panel, sebuah kelompok yang terdiri dari para ahli biologi terkemuka di dunia, aktivis lingkungan, perwakilan masyarakat adat, dan para ahli di bidang pendanaan konservasi.

Keterlibatan Endah N Rhesa dalam penciptaan karya untuk kampanye pelestarian lingkungan bukan kali pertama dilakukan. Oktober tahun lalu, sebuah album berisikan kumpulan senandung soal alam telah dirilis Alarm Records dengan tajuk Sonic/Panic. Selain Endah N Rhesa, 12 musisi/grup musik seperti FSTVLST, Guritan Kabudul, Iga Massardi & Badrus Zeman, Iksan Skuter, Kai Mata & Kashgari, Made Mawut, Navicula, Nova Filastine, Prabumi, Rhythm Rebel, Tony Q Rastafara, Tuan Tigabelas ikut berkontribusi di dalam album ini.

Mereka tergabung dalam Music Declares Emergency (MDE) Indonesia, sebuah aliansi sekaligus wadah bagi para musisi, seniman, serta organisasi yang berkomitmen untuk melindungi kehidupan di bumi. MDE Indonesia merupakan bagian dari kampanye global MDE dengan jargon “No Music on a Dead Planet”.

Bagi Endah, kesempatan ini adalah langkah baik yang bisa dimanfaatkan oleh musisi untuk menyuarakan dan menggaungkan kepedulian para musisi terhadap darurat iklim dan lingkungan di masa mendatang.

Seperti apa yang sudah tergambar dalam lagu Endah N Rhesa bertajuk “Plastic Tree” di album ini. Menggambarkan dunia tanpa pohon, digantikan oleh replika plastik. Menjadi pengingat untuk kita semua soal dampak dari tindakan kita terhadap lingkungan.

Karena semua di alam itu saling berhubungan. Walaupun imajinasi yang kami bawa di lagu ini, dunia tanpa pohon, tidak ada burung yang bernyanyi dan ayam yang berkokok bisa saja terjadi nanti. Apalagi saat semua digantikan dengan teknologi dan hal artifisial lainnya. Semua jadi terasa menyeramkan. Kita harus selalu ingat ada resiko yang terjadi dari tindakan kita terhadap alam,” ungkap Endah.

Endah N Rhesa

Dengan semangat kemanusiaan, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dalam kunjungannya ke Amerika, Endah N Rhesa menyempatkan bergabung dengan aksi solidaritas yang dilakukan oleh masyarakat setempat di Union Square untuk menyampaikan pesan darurat kemanusiaan di Gaza, Palestina dan mengutuk genosida yang masih terjadi di sana.

Saya meyakini sebelum memperbaiki alam, harus dimulai dari memperbaiki manusianya terlebih dahulu. Karena tanpa manusia yang punya kebaikan, mustahil alam dapat baik-baik saja.” Ungkap Endah.

Seperti dikutip di akhir lagu “Plastic Tree”, ada sebuah permohonan maaf yang disampaikan. Sebuah ungkapan mendasar dari manusia yang harus mampu menyadari perbuatannya ketika sudah bertindak salah.

Apapun yang bisa dilakukan untuk menyuarakan kebaikan, sudah semestinya kita doakan dan dukung bersama-sama atas nama kemanusiaan dan kelestarian alam.

Semua lagu dari inisiatif ‘Sounds Right’ dapat dinikmati di playlist ‘Feat. NATURE’ di Spotify dan platform streaming musik utama lainnya.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *