Brian Wilson: Apa Itu Punk?

Brian Wilson, seorang musikus jenius di balik album-album klasik The Beach Boys, baru saja merilis album solo kesebelasnya minggu ini. Wilson, dalam album yang diberi titel No Pier Pressure ini berkolaborasi dengan Zooey Deschanel; eks-The Beach Boys Al Jardine, David Marks, dan Blondie Chaplin; Nate Ruess vokalis fun.; Kacey Musgraves; dan Mark Isham.

Dalam wawancara dengan The Guardian, Brian Wilson mengatakan bahwa album barunya bukan rock, tetapi soft rock. “Kami ingin membuat musik yang simpel dan enak didengar, jadi memakan waktu yang lama dalam proses pembuatannya,” ujarnya.

Wilson juga mengaku tidak mengetahui tentang pergerakan musik keras dan agresif yang terjadi sekitar tahun ’70-an. Ia bertanya balik ketika ditanya tentang punk rock, “Punk? Apa itu?” Pria berusia 72 tahun tersebut juga mengaku tidak mengetahui Kraftwerk, band elektronik asal Jerman.

Tetapi, nama-nama seperti Chuck Berry, Spencer Davis, The Ronettes, dan The Everly Brothers merupakan nama-nama favorit produser album Pet Sounds ini. Ia juga membeberkan fakta bahwa salah satu lagu paling berpengaruh dalam sejarah manusia, “God Only Knows”, hanya dibuat bersama Tony Asher dalam waktu singkat: 45 menit.

Baru-baru ini, film biopik tentang dirinya ditayangkan. Film berjudul Love & Mercy yang disutradarai oleh Bill Pohlad ini dibintangi oleh Paul Dano dan John Cusack. Kedua aktor ini menghabiskan waktu selama seminggu untuk mempelajari dirinya. John Cusack, menurut Wilson, memainkan peran sebagai dirinya dengan baik.

Penyanyi dan penulis lagu yang belajar cara memproduksi album dari Phil Spector menambahkan bahwa ia ingin orang-orang yang menonton film tentang dirinya mengambil pesan tentang siapa Brian Wilson sebenarnya dan apa yang dilaluinya.

“Sebagian besar hidup saya merupakan kesedihan. Saya tidak suka berumur 72. Saya tidak mempunyai energy sebanyak yang dulu saya punya,” terangnya ketika ditanya tentang inspirasi lagu-lagunya. Ia juga menambahkan bahwa di dalam pikirannya, ia berumur 40.

Aktivitas Wilson sehari-hari sekarang adalah bangun, sarapan, pergi jalan-jalan ke taman. Kemudian ia akan memainkan pianonya dan menonton televisi. “Menyelesaikan sebuah lagu menjadi sedikit lebih lama karena energi yang sudah tidak saya punya lagi sekarang”, tuturnya kesal.