New Albums
Crossbones Rilis EP ‘Hipokrit’ Secara Digital Setelah Diluncurkan Secara Fisik Pada Tahun 2019
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/07/Crossbones.jpg&description=Crossbones Rilis EP ‘Hipokrit’ Secara Digital Setelah Diluncurkan Secara Fisik Pada Tahun 2019', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Crossbones, adalah unit alternative rock/grunge asal kota Metro, Lampung. Band ini sebelumnya telah merilis EP bertajuk HIPOKRIT dalam bentuk fisik pada 6 Juni 2019. EP ini dirilis dalam format CD Box set yang berisikan CD materi lagu, Tshirt, sticker, emblem (patch), gelang dan poster yang diproduksi dalam edisi terbatas.
Setelah berselang 5 tahun, akhirnya EP HIPOKRIT sekarang dapat kita nikmati di seluruh digital streaming platform seperti : Joox, Spotify, YouTube Music, Apple Music, Deezer dan banyak platform lainnya.
Hal ini terjadi setelah Crossbones bekerja sama dengan SPRG Records selaku distributor dan label rekaman di Lampung yang sudah banyak membantu teman-teman musisi di Lampung dalam mendistribusikan karyanya secara digital.
Crossbones digawangi oleh Aris (vocal), Amar (gitar), Agus (Bass) dan Wawan (drum) yang sejak awal berniat untuk bereksplorasi di mini album ini. Meleburkan beberapa unsur musik alternative, grunge,rock dan punk kedalam EP yang secara keseluruhan berisi 5 track.
Dari 5 track tersebut , masing-masing bertitel ‘Hipokrit’, ‘Arogansi Manusia’, ‘Cheater’, ‘Berita Televisi’ dan ‘Persekusi’. Di dominasi oleh sound distorsi kasar dengan beberapa penggunaan efek ‘Wah’ yang menjadi ciri khas “Seattle Sound”.
Dari segi lirik, Crossbones lantang menyuarakan isu sosial politik yang tengah terjadi di negeri ini. Dalam prosesnya, keseluruhan lagu direkam di Bipi Studio dan melalui proses mixing dan mastering oleh Aris, sang vokalis. Sedangkan artwork digarap langsung oleh Agus, designer sekaligus bassis dari Crossbones.
Dalam realitanya, beberapa lagu dari Crossbones sering dianggap terlalu extreme, karena terlalu “menyentil” beberapa program dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah saat itu. Akibatnya, Crossbones pernah dilarang pentas di acara-acara yang dihadiri orang-orang pemerintahan dan politik.
Tetapi justru dukungan masyarakat dan pendengar semakin meledak-ledak kepada Crossbones untuk tetap keras menyuarakan kondisi sosial di Indonesia. Yes Grunge Still Alive…!!!