Gig Review
DWP 2014: PECAH!!!!
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2015/01/foto-24.jpg&description=DWP 2014: PECAH!!!!', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Jakarta, Jumat (12/14), JIEXPO Kemayoran, menjadi hari pembuktian bagi promotor Ismaya Live yang berjanji kembali menghadirkan festival musik dance terbesar di Indonesia, yaitu Djakarta Warehouse Project untuk yang ke enam kalinya. Sebelumnya, pihak Ismaya Live telah mengadakan pre-event. “Road to DWP13” yang diadakan di lima kota besar di Indonesia dengan menghadirkan nama internasional seperti Dannic, Sied van Riel dan nama legendaris, Richie Hawtin.
Tahun ini, Ismaya mengambil langkah yang lebih berani dengan menghadirkan festival sebanyak dua hari. Keberanian Ismaya Live didukng dengan hadirnya total 61 performer yang terdiri dari 24 artis internasional dan lebih dari 50 artis lokal. Deretan nama yang hadir adalah Skrillex, Steve Angello, Above & Beyond, Adventure Club, Blasterjaxx, Nicky Romero, Martin Garrix, Steve Aoki, Matthew Koma, New World Punx, Bondax, Peking Duk, Maya Jane Coles, Laidback Luke, Showtek, Orjan Nilsen, Marlo, Dvbbs, Twrk, Rasmus Faber, Nervo, Damian Lazarus, Goldfish & Blink,Cyberjapan, Ditambah Dengan Nama Artis Lokal Seperti, Crème De La Crème, Joyful Noise Projekt, Sova, Rewind Live, Justeen & Sliqq, Joyo, Aay, Trilions dan masih banyak lagi.
Djakarta Warehouse Project tahun ini diadakan bersamaan dengan festival serupa dari negara tetangga. Seperti ZookOut dari Singapura dan A Land of Trance (ALOT) dari Malaysia. Meski memiliki beberapa kesamaan daftar performer yang tampil. Djakarta Warehouse Project terbukti lebih memiliki banyak keunggulan. Hal tersebut terbukti banyak penonton asal negeri Singapura dan Malaysia yang lebih memilih menghadiri Djakarta Warehouse Project dibanding ZookOut atau A Land of Trance (ALOT). Mereka dengan bangga berkeliling venue sambil mengibaskan bendera negara asal mereka.
Gate dibuka sekitar pukul 17.00, beberapa penonton sudah terlihat berdatangan, sebagian besar dari mereka yang datang lebih awal adalah pemegang tiket early entry. Antrean tampak teratur dan juga lebih ketat karena mereka yang masuk di bekali wristband canggih. Sehingga tidak ada lagi kasus pemalsuan tiket. Pengunjung yang hadir langsung dapat melihat miniatur logo DWP yang menyala dengan terang di area Garudha Land. Seperti biasa pemandangan penonton yang berebut selfie dan berfoto bersama banyak terlihat. Mereka mengejar eksistensi pada lingkungan sosialnya. Maklum, Djakarta Warehouse Project telah menjadi acara wajib bagi mereka yang ingin mendapat label ‘gaul’.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, DWP memiliki 3 area utama yatu Garudha Land, Cosmic Station dan Mixmag Asia Stage. Setiap stage memiliki dekorasi yang ciamik dengan khas Indonesia. Hal inilah yang layak diacungi jempol kepada Ismaya Live yang tetap memperlihatkan identitas Indonesia.
Sekitar pukul 18.15, penonton disuguhi dengan penampilan para local heroes, Aay memanaskan suasana Garudha Land, Jophy bertugas di Mixmag Asia Stage dan Cosmic Station dihibur dengan da wanita cantik yang tergabung dalam AVVE.
Setelah puas melakukan pemanasan bersama Creme De La Creme, Bone dan Midnight Quickie. Akhirnya Janseen bersaudara, Wouter dan Sjoerd yang tergabung dalam Showtek kembali menghibur DWP seperti tahun sebelumnya. Tanpa basa-basi, mereka langsung menghajar penonton dengan lagu ‘Slow Down’. Sontak penonton berjoget mengikuti irama yang terus menghentak. Visualisasi yang terus membius diiringi dengan lagu hasil kolaborasinya dengan Hardwell, ‘How We Do’. Selanjutnya, Showtek mencoba berkomunikasi kepada penonton dengan berteriak “When I say Show, you say Tek. From the left to the right, from the front to the back,” ucap Sjoerd. Puas dengan teriakan dari para penonton, Showtek menghadiahi beat nuansa Moombahton yang merupakan intro dari lagu ‘Booyah’. Showtek menghakhiri penampilanya dengan lagu hasil kolaborasinya bersama David Guetta, ’Bad’. Lirik provokatif yang seolah mengajak untuk menjadi nakal merupakan pesan tersembunyi dari Showtek. So why does it feel so good? // So good to be bad.
Beralih ke area MixMag Stage, pesta dipimpin oleh Sova, duo Jazz/electroninc, Larry dan Andezzz yang akhirnya kembali memimpin pesta setelah vakum selama 9 tahun. Tentu saja hal ini, merupakan angin segar bagi para penikmat sekena lokal.
Sementara itu di area Cosmic Station,TWRK berhasil memuaskan penonton dengan deretan lag andalan seperti ‘Living Room’, ‘NOLIA’, ‘Boy Oh Boy’ milik Diplo dan juga ‘Wiggle’ milik Jason Derulo. TWRK mengakhiri penampilanya dengan mengkomando area Cosmic station untuk melakukan twerking bersama-sama diringi dengan lagu ‘BaDINGA!’.
Sekitar pukul 23.35 barulah Martin Garrix, line up DWP termuda tahun ini mengambil alih pesta. Tahun ini Martin Garrix berhasil dipercaya untuk mengisi Main Stage, mengingat di tahun sebelumnya Martin Garrix hanya tampil saat pre-event DWP. Lagu ‘Echoes’ milik Tiesto didaulat sebagai lagu pembuka. Histeris penonton wanita langsung membuncah seketika. Saat lagu ‘Proxy’ atmosfer semakin menjadi dengan tembakan laser dan visualisai yang terus menerus menyerang penonton tanpa henti. Selanjutnya DJ yang baru berusia genap 18 tahun ini, memainkan lagu hasil kerjasamanya dengan Showtek untuk mengungkapkan perasaanya, ‘I Am Happy’. Deretan lagu andalan ‘Wizard’, ‘Tremor’, ‘Gold Skies’ dan ‘Set Me Free’ menghajar penonton tanpa henti. Puncaknya adalah ketika nuansa progressive housedari lagu ‘Animals’ dikumandangkan. Seluruh penonton mengikuti komando dari Martin Garrix dengan mengangkat tangan kiri sambil menggerakan jari mengikuti ketukan.
Setelah puas berdansa liar layaknya animals, pemimpin pesta beralih kepada Steve Angello. Kali ini adalah penampilan perdananya di Jakarta setelah tahun 2013 bersama Swedish House Mafia yang memilih untuk bubar dengan mengakhiri tur bertajuk One Last Tour. Steve angello Mengambil alih turntable dengan lagu ‘Wild Youth’ sebagai intro yang langsung di mash up ‘Show Me Love’ dan ‘Big Momma’s House’. Dengan seketika histeria penonton tercipta. Berbeda dengan Dj lainya, Steve lebih memilih menampilkan berbagai macam Typography sederhana sebagai tampilan visualisasinya. Selanjutnya, Steve Angello memainkan lagu hits andalanya dari grup terdahulu, ‘Save the World’. Tak lama setelah itu Steve Angello kembali berhasil membuat koor penonton pada lagu ‘Dont’ You Worry Child’. Puluhan Drone berbekal GoPro pun berterbangan ikut mengabadikan momen tersebut. Steve Angello menutup penampilnya dengan lagu hasil kolaborasinya bersama vokalis asal Indonesia, Dougy Mandagi pada lagu ‘Wasted Love’. Saat ditengah lagu, Steve Angello menginstruksikan seluruh penonton untuk jongkok dan kembali berdiri saat ketukan mencapai 150 Bpm. Momen ini merupakan salah satu momen terbaik. Karena bagi sebagian penonton yang benar-benar menjiawi momen ini, energi yang di dapatkan sangat terasa.
Tanpa terasa waktu menunjukan hampir pukul 3 pagi. Barisan penonton pun mulai berganti dan diisi oleh mereka yang bertopeng Alien. Mereka yang menggunakan topeng adalah bagian dari “Skrillers” sebutan untuk fans pria and “Skrillettes” sebutan untuk fans wanita. Sesaat sebelum memulai pertunjukan, layar besar di area Garudha Land menampilkan artwork album Recess, yang berbentuk alien ala emoji. Sekitar sepuluh menit berlalu, barulah para Skrillers dan Skrillettes di berikan hadiah sebuah percikan cahaya yang disambut dengan ketukan tempo lambat yang berujung pada irama dubstep dengan mengeja kalimat “My Name is Skrillex”. ‘Recess’ pun didaulat sebagai lagu pembuka. Seketika penonton menyambutnya dengan headbanging. Hal ini merupakan pemandangan yang unik disebuah pesta Rave. Tak henti-hentinya Skrillex menghajar penonton dengan beat-beat yang tak bisa di prediksi. ‘All is Fair and Brostep’, ‘Ruffneck’ dan ‘Rock n Roll(will Take you There)’ dimainkan secara berturut-turut. Melihat antusiasme yang tinggi dari penonton Skrillex memeri kejutan dengan me-remix lagu dari film, The Lion King. Skrillex menaiki turntable, mengangkat tangan keatas sambil mengikuti visualisasi pada layar yang menampilkan adegan Rafiki, yang menggendong Simba yang baru saja lahir. Tak lama setelah itu, Skrillex kembali mengeluarkan bebunyian bising dan cahaya strobo yang menyerang penonton secara bertubi-tubi. Puncaknya adalah ketika Skrillex memainkan nomor andalan seperti ‘Ragga Bomb’, ‘Summit’, ‘First of The Year’ dan ‘ Bangarang’. Setelah berhasil menghabiskan energy seluruh penonton, Skrillex mengakhiri pesta Skrillers dan Skrillettes dengan liar pada lagu hasil kolaborasinya bersama a$ap Rocky , ‘Wild for the Night’. Skrillex berhasil menutup Djakarta Warehouse Project dengan liar. Ia pun mengaku puas dengan penampilanya di DWP pada malam itu. Hal itu dibuktikanya dengan postingan foto dirinya di sosial media saat bermain di Jakarta.
Oleh: Akbarry Noor
Photo: Ryan abdul aziz