Connect with us

Gig Review

Debur Ombak dan Jazz di Banyuwangi

Dipublikasikan

pada

6 Desember 2014 kemarin, kabupaten yang terletak di paling timur pulau Jawa ini sedang menggelar sebuah keriaan yang mengusung musik Jazz, keindahan alam Banyuwangi sebagai pondasi terkuat pada acara ini. Jazz dan seni tradisional digabungkan dalam acara yang diberi tajuk “Britama Banyuwangi Beach Jazz Festival 2014. Gulung Ombak ,Jazz bersemarak” berhasil membuat penonton yang mayoritas penduduk setempat dan beberapa penonton yang datang dari luar Banyuwangi turut serta meramaikan acara ini. Terbukti dengan terjual habis tiket VVIP, VIP dan tribun sebelum hari pertunjukan berlangsung. Dan hanya menyisakan tiket festival yang dijual diarea venue. Antusias yang sungguh luar biasa yang mungkin saya sendiri jarang temukan ditempat saya tinggal.

Pukul setengah lima saya dan rekan saya sampai di venue yang terletak tak jauh dari pusat kota. Pantai Boom dipilih menjadi venue pertunjukan, yang dimana dulunya menurut cerita dari kawan saya yang tinggal di Banyuwangi Pantai Boom ini adalah sebuah pelabuhan kecil untuk para nelayan setempat. Dulunya tempat ini tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah setempat. Tapi semenjak beberapa tahun belakangan tempat ini (Pantai Boom) sudah sangat lebih baik dari sebelumnya. Dimana taman dibangun, pedagang kaki lima dibuatkan area untuk berjualan dan juga ada panggung pertunjukan di area ini.

Pukul 19.00 pintu masuk sudah dibuka dan masih terlihat tampak beberapa antrian panjang mengantri di loket penukaran tiket. Hujan sempat menghampiri ketika acara baru akan dimulai. Tapi tak tampak seorang penonton pun yang panik karena hujan. Malah mereka (penonton) sudah menyiapkan jas hujan, payung didalam tas bawaan mereka. Mungkin mereka pun seakan sudah tahu bahwa malam ini mungkin hujan dan mereka tak ingin batal menonton pertunjukan karena hujan.

Dari jadwal yang dikeluarkan penyelenggara, pukul 7 acara sudah dimulai. Tapi ternyata dimulainya acara harus ditunda beberapa menit dulu. Karena undangan utama belum juga hadir. Mereka adalah Bapak Bupati Banyuwangi dan juga salah seorang menteri yang akan membuka resmi acara ini. Karena acara belum juga mulai, saya memutuskan berkeliling-keliling venue pertunjukan dimana banyak terdapat stand-stand sponsor dan usaha kecil setempat yang ada disekitar venue.

Akhirnya pukul 19.30 acara resmi dibuka oleh duo MC Cak Lontong dan Insan Nur Akbar, dimana kedua MC ini adalah putra asli dari Jawa Timur. Dengan gaya yang kocak khas mereka menghibur di televeisi mereka berhasil membuat para penonton yang hadir malam itu tertawa. Dan dilanjutkan penampilan pertama menyuguhkan sebuah band yang menggabungkan unsur musik etnik dan Jazz. Mereka adalah Kua Etnika, dan penampilan mereka kali ini berkolaborasi dengan seni tradisional dari Banyuwangi yaitu Kuntulan Banyuwangi. Tabuh gendang, bunyi gong dan berbagai instrument tradisional membuat penonton memberikan sorak sorai dan tepuk tangan buat penampilan ini. Kurang lebih 30 menit dihibur oleh Kua Etnika feat Kuntulan Banyuwangi.

Setelahnya bapak Bupati pun memberikan sambutan dan senang dengan antusias wargnya yang begitu ramai hadir diacara ini. Setelah memberikan sedikit sambutan terlihat Tohpati & Friends sedang sibuk mempersiapkan alat-alat mereka diatas panggung sembari MC kembali memberikan lelucon-lelucon kepada penonton.

Tohpati & friends memulai penampilannya ditemani hujan rintik-rintik. Mulai dari album pertama sampai yang terbaru dibawakan oleh mereka di festival ini. Kembali Tohpati & Friends meberikan penampilan terbaiknya dipanggung kali ini. Dan Tohpati bersama rekan-rekannya pun berhasil membius saya dan mungkin ribuan penonton yang hadir malam itu seakan ikut terlena oleh alunan melodi dari gitar Tohpati.

Selanjutnya Kua Etnika kembali naik keatas panggung, kali ini mengajak Trie Utami. Seorang penyanyi yang bersuara begitu merdu yang juga adalah bagian dari band Krakatau. Satu jam dihibur oleh suara emasnya yang dikolaborasikan dengan Kua Etnika saya sungguh sangat menikmati pertunjukan ini. Dengan diselingin canda tawa diatas panggung, Trie Utami dan Kua Etnika ini saya rasa adalah kolaborasi yang begitu sempurna.

Dan penampilan terakhir malam itu ditutup oleh Kahitna, yang berhasil membawa seluruh penonton ke mesin waktu dimasa lagu-lagu mereka sering diputar dan dinyanyikan  oleh muda-mudi di tahun 90an. Cantik, Cerita Cinta, Soulmate dibawakan malam itu dan sontak penonton pun ikut bernyanyi dengan lantang. Sesekali para personil Kahitna yang turun ke panggung mendekati penonton dan mengajak mereka bernyanyi. Penampilan Kahitna malam itu begitu luar biasa. Dan dari cerita Hedi Yunus sang vokalis tentang perjalanan mereka yang begitu panjang hingga hari itu sampai ke kabupaten yang terletak paling timur pulau Jawa ini terbayar dengan tuntas karena antusias penonton yang begitu besar menanti mereka di Banyuwangi. Diakhir penampilan Kahitna mengajak undangan yang hadir, ada Bupati Banyuwangi, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan beberapa perwakilan dari menteri pariwisata diajak naik keatas panggung untuk ikut bersama-sama bernyanyi dan sekaligus penutup acara Banyuwangi Beach Jazz Festival yang kedua ini.

Sedikit cerita tentang perjalanan menyaksikan festival musik Jazz yang berada jauh dari tempat saya tinggal. Festival yang sungguh luar biasa berhasil Banyuwangi gelar. Dan semoga ditahun berikutnya bisa kembali menyaksikan acara ini. Suara debur ombak dan musik Jazz adalah bunyi-bunyi yang begitu luar biasa di Banyuwangi.

Text : Muhammad Indra Gunawan
Photo : Muhammad Maruf

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *