New Tracks
Eternal Desolator Rilis Single “Solastalgia” Dengan Nuansa Minor Yang Gelap

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/03/Eternal-Desolator-Band.jpg&description=Eternal Desolator Rilis Single “Solastalgia” Dengan Nuansa Minor Yang Gelap', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Band deathcore dari Purwokerto, Eternal Desolator, baru saja merilis single terbaru mereka yang berjudul “Solastalgia” pada 21 Maret 2025. Lagu ini sudah bisa didengarkan di berbagai platform musik digital dan mengangkat tema ekologis serta emosional yang terinspirasi dari pemikiran Glenn Albrecht, seorang filsuf asal Australia yang meneliti hubungan antara manusia dan lingkungan.
Istilah “Solastalgia” berasal dari konsep yang diperkenalkan oleh Albrecht dalam bukunya “Earth Emotions”. Konsep ini menggambarkan perasaan cemas yang muncul akibat kerusakan ekosistem di lingkungan tempat tinggal seseorang—sebuah bentuk “kerinduan akan rumah yang masih utuh” meskipun orang tersebut masih berada di dalamnya.
Eternal Desolator mengangkat gagasan ini ke dalam narasi lirikal yang menyentuh kebimbangan emosional seseorang dalam menghadapi perubahan destruktif di sekitarnya. Robi, Drummer Eternal Desolator menjelaskan, “Solastalgia bukan sekadar soal lingkungan, tapi juga perasaan terasing ketika ‘ruang hidup’ yang kita kenal perlahan hancur oleh kekuatan di luar kendali.”
Konsep ini diinterpretasikan melalui kisah personal tentang kegelisahan, ketidakberdayaan, dan kerinduan akan stabilitas yang sirna.
Secara musikal, “Solastalgia” dibangun dengan nuansa minor yang gelap, dipadu dominasi string section yang intens dan tempo repetitif nan melelahkan. Aransemen ini sengaja dirancang untuk menyelaraskan atmosfer lagu dengan ambivalensi duka dalam konsep Solastalgia. “Kami ingin pendengar merasakan tekanan emosi yang sama seperti gagasan yang diusung,” tambah Steven, gitaris Eternal Desolator.
Proses produksi single ini sebenarnya sudah dimulai beberapa tahun yang lalu. Eternal Desolator mengerjakan rekaman, mixing, dan mastering secara mandiri, sehingga mereka bisa menjaga kontrol penuh atas visi artistik mereka.
Awalnya, “Solastalgia” direncanakan sebagai bagian dari album kedua mereka. Namun, berbagai kendala teknis dan logistik menghalangi rencana tersebut. Alih-alih menunda, band ini memutuskan untuk merilis single ini secara independen pada tahun 2025 dengan dukungan dari label Heartcorner Records.
Peluncuran “Solastalgia” diharapkan menjadi pengingat akan isu lingkungan yang kian mendesak, sekaligus membuka ruang dialog tentang dampak psikologis dari krisis ekologis.
Lewat pendekatan yang personal dan teknis musikalitas yang mumpuni, Eternal Desolator kembali membuktikan eksistensinya di kancah musik ekstrem Indonesia, tidak hanya sebagai penghibur, tetapi juga pengusung pesan kritis yang relevan secara global.