Featured
Fun Facts; Rotten To The Core
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2016/09/rttc.jpg&description=Fun Facts; Rotten To The Core', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Rotten To The Core baru saja merilis single terbarunya yang berjudul “Omong Kosong” sekaligus menginformasikan formasi anyar mereka. Banyak kalangan yang menilai, bahwa dengan kehadiran beberapa personil baru ini ternyata memberi “warna baru” bagi Rotten To The Core, sehingga terkesan lebih fresh dan positif.
Simak informasi single mereka yang terbaru disini https://gigsplay.com/ketika-rotten-core-bukan-sekedar-omong-kosong/
Dibalik “tampang dingin” Rotten To The Core, ternyata band yang akrab dipanggil RTTC ini menyimpan segudang fakta konyol, beberapa berkaitan dengan proses rekaman album baru mereka. Seperti apa faktanya? simak informasinya di bawah ini :
- Nama “Rotten To The Core” diambil dari lirik lagu “Do What You Want” yang dinyanyikan oleh Bad Religion.
- Band Rotten To The Core sudah berusia 24 tahun, bahkan mereka sendiri tidak menyadari hal itu.
- Judul lagu paling gila yang pernah mereka buat adalah “Muka Tai” yang ada di Album pertama mereka “Pol*ce on My Back“.
- Boker, ngupil dan ngayal jorok adalah hal favorit mereka ketika sedang mengarang lagu.
- RTTC sering kasbon bayar studio latihan.
- Lagu dengan durasi terpendek yang RTTC buat adalah “Burning It – Black Demo Version” yaitu 1 menit 20 detik yang mereka buat tahun 1997 dan hanya diputar sekali di radio.
- Proses rekaman album ketiga ini sempat terhambat, karena mereka mengajak “sang operator studio” untuk mabuk sampai teler abis, sehingga selama proses rekaman tidak menghasilkan apa-apa.
- Profesi personil RTTC selain nge-band adalah : Rifky (drum) adalah seorang Guru, Negroz (gitar) adalah Staff Kelurahan, Simon (gitar) adalah Guru Gitar Klasik, sedangkan Dendi (vokal) adalah Pak RT.
- Mereka sering melemparkan kaos yang sebelumnya dipakai untuk ngelap keringat di ketiak, kemudian melemparkannya ke penonton sebagai Gift