New Tracks
Hebikura Rilis Debut Single “Satir” Dengan Pesan Tajam Tentang Pengkhianatan

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/02/Hebikura.jpg&description=Hebikura Rilis Debut Single “Satir” Dengan Pesan Tajam Tentang Pengkhianatan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Hebikura, unit indie rock yang berasal dari Medan, Sumatera Utara, resmi memulai perjalanan musik mereka dengan merilis single perdana berjudul “Satir”. Lagu ini menyuguhkan sound alt-rock yang segar, dilengkapi dengan lirik tajam yang mengangkat tema pengkhianatan dan ketidakjujuran dalam hubungan antar manusia.
Setelah melewati masa vakum singkat, band ini kembali dengan semangat baru dan komitmen untuk menghadirkan warna musik yang lebih matang, siap bersaing di kancah musik lokal.
Dibentuk pada tahun 2023, Hebikura sempat mengalami masa vakum di awal 2024. Namun, awal 2025 menjadi titik kebangkitan mereka dengan formasi tetap: Aulia Tita (vokal), Anka Zulhijar (drum), Rayhan Riyadul Jinan Kurniawan Siregar (gitar), dan Rafly Ilal (bass).
Nama band ini terinspirasi dari kenangan masa lalu di sebuah warnet milik salah satu personel, yang menjadi saksi bisu awal terbentuknya chemistry antar anggota.
“Satir” adalah karya yang lahir dari pengalaman pribadi Aulia Tita dan rekan-rekannya yang merasakan betapa pahitnya dikhianati oleh orang terdekat. Lirik seperti “manusia bernyawa satir… berbahaya selaras tabir…” menggambarkan ironi sosok yang suka memutarbalikkan fakta dan menyembunyikan keburukan di balik topeng.
Aulia, yang menulis liriknya, menjelaskan bahwa lagu ini merupakan bentuk katarsis atas kekecewaan terhadap sikap tidak jujur yang sering muncul dalam hubungan antar manusia
Proses kreatif “Satir” dimulai dari sesi jamming di kediaman Rayhan, gitaris band. Meski lirik telah disiapkan Aulia sebelumnya, komposisi musik dikembangkan secara kolektif.
Hebikura mengusung genre indie rock dan alternative rock, terinspirasi dari musisi seperti Natania Karin, Danilla, dan Efek Rumah Kaca. Mereka menggabungkan melodi dinamis dengan aransemen instrumental yang kompleks, menciptakan atmosfer gelap namun memikat yang selaras dengan tema lagu.
Untuk merekam “Satir”, Hebikura menggandeng Ringo Records, studio ternama di Medan yang dikenal dengan kualitas produksinya. Tengku Ariy, produser berpengalaman, dipilih untuk menyempurnakan lagu ini.
Menurut Rayhan, kolaborasi ini membantu mereka mengangkat kualitas “Satir” ke level lebih tinggi dibanding versi demo awal. “Sentuhan profesional dari Tengku Ariy memberi nuansa yang lebih dalam, tanpa menghilangkan esensi emosi yang ingin kami sampaikan,” ujarnya.
Hebikura mengaku bahwa motivasi utama mereka bermusik adalah kebahagiaan dalam menciptakan lagu dan meracik sound yang sesuai dengan perasaan. Pengalaman tampil di berbagai kompetisi band kampus menjadi pemicu semangat mereka untuk terus berkarya. “Di panggung, kami belajar memahami chemistry antar anggota dan cara menyampaikan emosi melalui musik,” tambah Rayhan.
Tak berhenti di “Satir”, Hebikura telah menyiapkan rencana besar. Dalam waktu dekat, mereka akan merilis EP berisi lima lagu dengan tema serupa, menggali lebih dalam tentang dinamika hubungan manusia. Mereka berharap karya-karya tersebut dapat diterima luas dan menjadi bagian dari evolusi skena musik Indonesia.
Hebikura juga berencana tampil di berbagai panggung musik lokal untuk memperkenalkan “Satir” langsung ke pendengar. “Kami ingin audiens tidak hanya mendengar, tetapi juga merasakan energi dan pesan di balik setiap nada dan lirik,” kata Aulia.
Lagu “Satir” kini sudah tersedia di seluruh platform musik digital, termasuk Spotify, Apple Music, dan YouTube. Ikuti perkembangan terbaru Hebikura melalui akun Instagram @hebikura_, yang akan memperbarui informasi tentang konser, rilisan baru, dan cerita di balik layar.
Dengan tekad untuk terus bereksperimen, Hebikura berambisi menjadi salah satu nama yang diperhitungkan dalam industri musik indie Indonesia.
Mereka yakin bahwa kejujuran dalam berkarya dan kolaborasi solid antar anggota akan membawa mereka melampaui batas-batas kreativitas. “Ini baru awal. Masih banyak cerita yang ingin kami bagikan melalui musik,” tutup Rafly, bassis band.
“Satir” bukan hanya pembuka jalan bagi Hebikura, tetapi juga undangan bagi pendengar untuk merenungi kompleksitas manusia. Selamat menyelami dunia musik mereka yang penuh intensitas!