Connect with us

Music News

Indonesia Jadi Magnet Konser Rock Asia Tenggara

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Konser Rock Asia Tenggara
Indonesia Magnet Konser Rock Asia Tenggara / credit : Hugo L. Casanova

Indonesia kembali membuktikan diri sebagai panggung penting bagi musik rock internasional. Di tengah persaingan ketat antara negara-negara Asia Tenggara dalam mendatangkan musisi besar dunia, Jakarta mencuri perhatian dengan mengamankan konser dua raksasa musik rock dunia: Foo Fighters dan Muse.

Keduanya dijadwalkan tampil di ibu kota pada akhir 2025, dan menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam rute tur mereka.

Kabar ini diumumkan oleh promotor Ravel Entertainment yang sebelumnya sukses membawa Coldplay, Blackpink, dan Ed Sheeran ke Jakarta. CEO Ravel Junardy menyebut pencapaian ini sebagai bentuk nyata dari meningkatnya kepercayaan internasional terhadap pasar musik Indonesia.

Kita mungkin kalah dalam urusan mendatangkan artis pop global tertentu, tapi untuk rock, Indonesia menang telak,” ujar Ravel dalam konferensi pers yang digelar pekan lalu di Jakarta.

Menurut Ravel, Indonesia memiliki basis penggemar musik rock yang tidak hanya besar tapi juga militan. Penjualan tiket yang berlangsung lebih cepat dari perkiraan menjadi bukti nyata.

Ketika tiket Muse dibuka, 70 persen langsung habis dalam empat jam pertama. Untuk Foo Fighters, bahkan lebih cepat. Ini menunjukkan bukan hanya permintaan yang tinggi, tapi juga antusiasme yang konsisten,” ungkapnya.

CEO Ravel Junardy

Ravel Junardy – CEO Ravel Entertainment

Kehadiran Foo Fighters dan Muse di Jakarta adalah simbol dari pergeseran peta industri pertunjukan di kawasan Asia Tenggara. Selama bertahun-tahun, negara-negara seperti Singapura dan Thailand dikenal sebagai destinasi utama bagi artis internasional. Namun dalam dua tahun terakhir, Indonesia menunjukkan bahwa infrastruktur, keamanan, dan kapasitas penonton yang besar membuatnya layak menjadi magnet konser global.

Beberapa faktor disebut menjadi kunci keberhasilan ini. Salah satunya adalah keterlibatan aktif dari promotor lokal yang berani mengambil risiko. Ravel mengungkapkan bahwa negosiasi untuk membawa Foo Fighters dan Muse ke Jakarta bukan perkara mudah. “Prosesnya panjang, intens, dan penuh tekanan. Tapi kami punya keyakinan terhadap pasar lokal. Kami tahu fans Indonesia layak dapat pengalaman ini,” katanya.

Selain itu, dukungan pemerintah juga mulai terasa. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta disebut ikut mendukung pengadaan konser-konser besar ini karena melihat dampak ekonomi yang signifikan. Setiap konser skala internasional mampu menggerakkan berbagai sektor, mulai dari hotel, transportasi, hingga UMKM lokal. Bukan hanya itu, citra Indonesia di mata dunia sebagai negara yang siap menyambut musisi kelas dunia ikut terangkat.

Dari sisi penggemar, pencapaian ini menjadi semacam pembuktian bahwa gairah mereka selama ini tidak sia-sia. Banyak fans Muse dan Foo Fighters di Indonesia yang selama bertahun-tahun hanya bisa bermimpi menonton idola mereka secara langsung tanpa harus terbang ke luar negeri. Kini, mimpi itu hadir di depan mata. Media sosial dibanjiri komentar penuh euforia sejak pengumuman resmi dirilis.

Ini semacam validasi buat kami yang tumbuh besar dengan lagu-lagu mereka. Gue nungguin Muse datang ke Jakarta dari zaman kuliah. Rasanya kayak lunas semua penantian,” ujar Dito, 32 tahun, penggemar berat Muse yang sudah siap berburu tiket.

Konser Muse Konser Rock Asia Tenggara

Konser Muse (Instagram/press)

Dari sudut pandang industri, kesuksesan mendatangkan dua nama besar sekaligus juga menjadi sinyal positif bagi musisi lokal. Keberadaan konser-konser besar ini membuka ruang kolaborasi dan eksposur yang lebih luas. Ravel sendiri mengisyaratkan bahwa ada peluang artis lokal akan ikut tampil sebagai pembuka.

Kami sedang jajaki beberapa nama lokal yang relevan dan punya semangat rock yang kuat. Kami ingin ini jadi panggung bersama, bukan hanya konser impor,” katanya.

Fenomena ini juga berpotensi memengaruhi arah selera pasar musik Indonesia. Di tengah dominasi pop dan musik urban dalam beberapa tahun terakhir, kembalinya musik rock ke panggung besar bisa menjadi pemicu kebangkitan baru. Band-band lokal seperti Kelompok Penerbang Roket, Barasuara, hingga .Feast bisa mendapatkan momentumnya kembali dengan terbukanya lanskap pertunjukan yang lebih luas.

Dari sisi regional, Indonesia juga memperlihatkan keunggulan dalam hal kapasitas venue dan skala produksi. Jakarta International Stadium dan Stadion Utama Gelora Bung Karno kini menjadi lokasi ideal untuk konser berskala besar. Venue-venue ini bukan hanya luas, tapi juga sudah dilengkapi dengan infrastruktur penunjang seperti akses transportasi dan sistem keamanan modern.

Dengan langkah ini, Indonesia bukan lagi sekadar pasar konsumsi, tapi juga pemain aktif dalam peta musik dunia. Di saat negara lain masih bergelut dengan isu logistik dan pembatasan produksi, promotor Indonesia justru berhasil membuka jalan baru. Tidak berlebihan jika saat ini Jakarta disebut sebagai ibukota rock Asia Tenggara.

Dan jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan menjadi destinasi wajib bagi tur dunia dari genre apapun. Untuk sekarang, kita rayakan dulu kemenangan kecil ini: bahwa musik keras akhirnya kembali ke rumah yang seharusnya.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *