Connect with us

New Albums

Laze Unjuk Kekuatan Lewat Album Ketiga Digdaya

Instrumentasi Klasik Indonesia Bertemu Elemen Modern Dalam 13 Trek Yang Mewah Dan Powerful.

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Laze

Rapper dan penyanyi dengan empat nominasi AMI Awards, Laze, resmi merilis album studio ketiganya, Digdaya, bersama Preachja Records. Mengisahkan perjalanan diri menuju kesaktian tak terkalahkan yang sesungguhnya — digdaya — album ini menampilkan energi buas Laze yang belum pernah tersampaikan pada pendengar sebelumnya.

DigdayaDiproduksi sebagian besar oleh dirinya sendiri dengan bantuan dari kolaborator lama Marcellino Aditya, Digdaya mempertemukan instrumentasi klasik Indonesia dengan drum dan beat modern pada 13 track yang masing-masing memiliki kekuatannya sendiri. Dibuka dengan mewah oleh track “Tipu Daya” yang mempersilakan pendengar masuk ke dalam digdaya a la Laze lewat instrumentasi yang megah, album ini menghadirkan kolaborasi dengan sejumlah rapper lainnya — rekan kolektif ONAR Ayub Jonn pada “Porsi Curah”, Dzulfahmi dan Rand Slam pada single yang telah dirilis sebelumnya “Tanpa Perayaan”, Liam Amadeo dari duo Livingroom. pada title track “Digdaya” dan “Merah Muda Biru”, serta rekan label Akara pada “Menciptakan Hening” dan Wicigo Shawty pada “Di Pinggir Jurang” yang juga telah dirilis terlebih dahulu.

Bagi Laze, Digdaya melambangkan proses penggalian kekuatan (dig; gali dalam bahasa Inggris + daya dalam bahasa Indonesia) lewat pelampiasan dan perlawanan terhadap diri sendiri, serta keraguan internal dan eksternal.

Besar harapan agar Digdaya jadi soundtrack perjuangan anda semua melawan naik turunnya kehidupan sambil meneguhkan jiwa,” ujar Laze pada unggahan Instagram-nya.

Untuk merayakan perilisan Digdaya, Laze mengadakan listening party di Zodiac, Jakarta pada Kamis (26/10) lalu. Pada gelaran full-house tersebut, Laze memperdengarkan tracklist lengkap album Digdaya bersama dua kolaboratornya, Wicigo Shawty dan Liam Amadeo (Livingroom.), ditemani rekan-rekannya dari kolektif ONAR serta rapper Ariel Nayaka, membaur dengan para pendengar yang mengguncang lantai dansa dengan seruan dan lompatan liar pada setiap tracknya.

Tentang Laze
“Anak Tengah” Hip Hop Indonesia, Laze, aktif di dunia rap sejak masih kecil pada akhir tahun 2000-an, namun baru memutuskan untuk mengejar karier profesionalnya pada tahun 2015. Oleh karena itu, ia menjadi “Anak Tengah” yang mewakili dua generasi dan konsep seorang rapper di Indonesia, menjadi MC yang sangat dihormati dengan kemampuan lirik dan freestyle yang tajam, sekaligus penulis lagu dan produser hebat yang menciptakan lagu-lagu hip hop klasik modern.

Laze merupakan salah satu sosok yang memimpin era “renaissance” Hip Hop Indonesia dengan album studio debutnya, Waktu Bicara, pada tahun 2018, yang menghasilkan single-single utama seperti “Mengerti (feat Ayub Jonn)”, “Budak”, dan “Peringatan”. Setelah mendapat pujian kritis untuk Waktu Bicara, Laze melanjutkan dengan merilis album studio keduanya, Puncak Janggal, pada tahun 2020, di tengah pandemi. Ia mengambil langkah terbaik dari situasi tersebut dengan mencari cara-cara baru untuk berkampanye dan memasarkan secara online. Salah satu metodenya adalah dengan mengadakan konser online sebagai showcase untuk album tersebut dan kemudian merilis rekaman konser tersebut sebagai proyek tersendiri yang diberi judul Panggung Janggal.

 

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *