Featured
Lightcraft, Kali Ketiga Adalah Keberuntungan
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2019/02/lightcraft-1.jpg&description=Lightcraft, Kali Ketiga Adalah Keberuntungan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Pada 2 Agustus 2008, kwartet Indie-Rock anthemic asal Jakarta meluncurkan album debut mereka “Losing Northern Lights” di Kuala Lumpur, Malaysia, di mana mereka menetap kala itu. Ini adalah sebuah tonggak sejarah di dalam perjalanan band ini, terlebih sebagai band asal Indonesia yang tinggal di Malaysia dan melakukan segala hal sendiri tanpa bantuan orang yang dikenal.
Maju sebelas tahun ke saat ini – setelah dua album, dua EP, sebuah single mini CD, dan satu kaset antologi – lightcraft akhirnya kembali dengan album ketiga mereka yang bertajuk “Us Is All”. “Kami sudah sangat was-was sedari awal memulai rekaman album terbaru kami tahun lalu. Dengan mengambil arah yang sedikit lebih baru dari sisi sound, kami cukup cemas menantikan bagaimana orang akan merespon terhadap lagu-lagu baru kami. Untuk sedikit menurunkan tensi, kami telah mencoba membawakan beberapa lagu baru kami di panggung pada beberapa kesempatan, dan syukurnya tanggapan yang kami terima cukup memuaskan,” ujar kibordis/pianis Enrico.
Terdiri dari 11 lagu baru, perilisan “Us Is All” didahului oleh single pertama “Walk On Fire” pada bulan Mei 2018, diikuti oleh rilisan berurutan dari dua single baru “Home” (menampilkan Ananda Badudu dari duo folk Banda Neira yang sayangnya sudah berpisah) dan “…And The Morning Comes Too Soon” (menampilkan penyanyi wanita bertalenta Neonomora) beberapa minggu sebelum album diluncurkan.
Diproduseri oleh Firzi O (Matajiwa, Sentimental Moods, Zeke And The Popo) di Studio Masak Suara di Jakarta, album ini dibuka dengan lagu intro “Living Animation”, yang merupakan rangkaian musik menarik yang disatukan dalam satu trek dengan tujuan untuk membangkitkan gairah pendengar sebelum mereka menikmati album tersebut secara keseluruhan. “One More Night” membangkitkan yang terbaik dari deretan lagu-lagu War On Drugs dengan diberikan tambahan sentuhan nuansa elektronik ciri khas lightcraft. Sementara lagu “Silent Colours” melewati satu tahap perombakkan besar-besaran di tengah-tengah proses rekaman, mengubahnya dari ballad menjadi lebih berenergi, lagu Indie Rock yang menggebu dengan sedikit aroma Motown yang bisa membuat Doves bangga. Lagu penutup “Meteorite (Looking Back)” seharusnya menjadi sebuah lagu akustik yang intim, tapi berkembang menjadi lebih kompleks tapi tetap dengan nuansa yang santai yang mengingatkan akan masa kanak-kanak dari sang protagonis di dalam lagu tersebut.
“Sudah sangat lama dari terakhir kali kami mengeluarkan sebuah album, dan selama periode itu, kami secara intensif mengekplorasi dalam hal musik dan juga diri kami sebagi musisi. Banyak hal terjadi dalam rentang waktu tersebut yang mempengaruhi kami secara personal, termasuk berbagai kejadian yang terjadi di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Rentetan kejadian ini menginspirasi kami untuk menghadirkan album yang berjudul “Us Is All”, yang pada dasarnya adalah kami ingin mengekspresikan bahwa terlepas dari perbedaan kita semua, jauh di dalam diri kita adalah sama. Kita semua manusia. Secara musik, album ini adalah refleksi dari evolusi kami secara sebagai musisi dan bagaimana kami membuat musik. Lirik-lirik dalam album ini adalah yang paling personal dari yang pernah saya tulis; ini adalah dimana saya mempertontonkan jiwa saya kepada dunia. Kami berharap lagu-lagu ini dapat menjadi anthem yang menyalakan cahaya harapan di dalam setiap orang,” jelas vokalis Imam.
Mengusung tema “semua untuk satu, satu untuk semua”, selain Ananda Badudu, Neonomora dan Ryan Sloan dari band Indie-Rock asal New Jersey, Wyland, “Us Is All” juga menampilkan kolaborasi unik dengan orang-orang yang berjiwa kreatif di negeri ini. Typographer Letterplatters membuat jenis font baru yang diberi nama “Meteorite”, diambil dari salah satu judul lagu di album, yang mengkombinasikan tulisan tangan asli dari keempat personil lightcraft untuk album ini. Sedangkan seniman/pelukis Sarita Ibnoe melukis sampul artwork album ini dengan mengambil inspirasi dari lagu-lagu dalam “Us Is All”, di mana berbagai warna-warna di lukisannya melambangkan keberagaman yang walaupun berbeda tapi tetap dapat menjadi suatu satu kesatuan yang indah.
Perilisan “Us Is All” juga dibarengi dengan single teranyar “Into The Wild”. Sebuah lagu tentang mengambil resiko dan mencoba menjalani hidup dengan melangkah menuju arah yang masih tidak jelas, “Into The Wild” adalah sebuah anthem yang ditujukan untuk memberikan inspirasi kepada pendengar untuk terus mengejar mimpi dan gairah mereka; siap dengan apapun keadaannya dan percaya pada kemampuan diri sendiri. “Into The Wild” menampilkan seorang kawan lama dari lightcraft yaitu Ryan Sloan dari unit Indie-Rock asal New Jersey Wyland pada vokal tamu.
Diawali dengan kombinasi ketukan drum yang lurus dan petikan gitar yang menarik perhatian, lagu ini berubah wujud menjadi megah dan sinematik saat lengkingan manis “ooh” dari Ryan Sloan masuk, sementara gitaris Fari melukiskan latar yang cantik dengan riff penuh delay. Di penghujung lagu, vokalis Imam dan Ryan saling bersahutan vokal selaras dengan semakin berkembangnya lagu ini secara keseluruhan menjadi lebih meriah.
“Sudah cukup lama Imam menulis ‘Into The Wild’, dan kami pun telah sering memainkannya. Akan tetapi, kami merasa ada yang masih kurang pada lagu ini. Dan kemudian kami pun teringat akan teman baik kami Ryan, yang memang memiliki kemampuan vokal yang luar biasa. Kami sebelumnya pernah berkolaborasi dengan bandnya Wyland ketika kami merilis sebuah split mini CD [‘Kindred Spirit’] dengan mereka di tahun 2016, dan kami pun pernah tampil di satu panggung beberapa kali saat di Amerika Serikat dan juga Kanada. Tak terelakkan lagi kami akhirnya menanyakan apakah dia tertarik untuk menyayikan lagu ini. Ketika kami menerima track vokalnya, produser kami dan kami semua sangat terpukau. Ryan bahkan menambahkan lirik untuk bagian vokal yang dinyanyikannya, yang sangat menyatu dengan cerita di balik lagu ini. Dia benar-benar memberi nilai tambah yang tak terhingga,” ungkap gitaris Fari. Menurut rencana, sebuah video musik dan juga video lirik untuk lagu ini akan dirilis, di mana penjelasan lebih rincinya akan dikonfirmasikan lagi oleh manajemen lightcraft.
“Us Is All” menjadi penanda sebuah babak baru dalam cerita perjalanan lightcraft; sebuah permulaan baru yang mereka harap menjadi sebuah awal istimewa baik untuk band maupun para pendengar.
“Kami sangat bangga dengan album ini. Bersama dengan para kolaborator, kami dapat memiliki sebuah konsep dan tampilan baru yang kami percaya akan menambah palet warna untuk lightcraft sebagai sebuah band juga. Kami amat bahagia pada akhirnya dapat memperdengarkan karya baru kami ke semua orang,” tutup drummer Yopi.
“Us Is All” akan dirilis secara digital pada tanggal 15 Februari 2019 secara eksklusif melalui Apple Music, dan seminggu kemudian pada tanggal 22 Februari 2019 di semua toko musik digital dan penyedia layanan musik streaming.
Rilisan fisik dari album tersebut akan diluncurkan beberapa minggu setelah itu, di mana tanggal pastinya akan diinformasikan lebih lanjut dari pihak manajemen lightcraft.
Untuk informasi lebih lanjut tentang album “Us Is All”, kunjungi www.lightcraftmusic.com