International
MAFIA Hadirkan Narasi Apokaliptik Dalam Album “FALLEN FOREVER”

Setelah bertahun-tahun berjuang dengan perubahan formasi dan dinamika internal, band death metal dari Charlotte, MAFIA, akhirnya mengumumkan karya terbesar mereka: ‘FALLEN FOREVER’. Album penuh ketiga ini dijadwalkan rilis pada 7 Juni 2025 dan merupakan sebuah mahakarya konseptual yang mengangkat mitos fiksi tentang kehancuran langit.
Di balik lapisan riff berat dan vokal growling yang destruktif, tersembunyi cerita tentang kebaikan yang dikhianati, para malaikat yang terjatuh abadi, dan kejahatan yang berkuasa dalam samaran ilahi.
Proses penciptaan ‘FALLEN FOREVER’ dimulai pada awal 2023 di studio pribadi MAFIA di Fort Mill, Carolina Selatan. Ruben Granadillo, gitaris sekaligus produser dari M Productions, memimpin seluruh tahapan produksi, mulai dari rekaman, mixing, hingga mastering, dengan prinsip mempertahankan keaslian visi band. Keputusan untuk memproduksi secara independen, menurutnya, adalah bentuk perlawanan terhadap batasan industri musik modern.
Konsep album ini terinspirasi dari mitologi yang dibangun secara kolektif oleh anggota MAFIA. Dalam narasi ini, perang kosmis antara terang dan gelap telah berakhir dengan kekalahan para malaikat. Kekuatan jahat yang menyamar sebagai Tuhan, justru disembah oleh manusia yang tidak menyadari kebenaran.
Judul ‘FALLEN FOREVER’ merupakan sebuah metafora yang menggambarkan kejatuhan yang tak berkesudahan, makhluk-makhluk surgawi terjebak dalam siklus penderitaan tanpa harapan untuk mendapatkan penebusan.
Secara musikal, MAFIA berani mengambil langkah berbeda dengan meninggalkan tempo cepat yang biasanya ada dalam genre death metal tradisional.Mereka memilih pendekatan slow-burning dengan struktur lagu yang kompleks dan dinamika ekstrem.
Lagu pembuka “PARADOX”, misalnya, dibangun dari melodi gitar yang melankolis, berangsur berubah menjadi ledakan blast beat dan riff minor yang disonansi. Sementara “TO SUMMON NIBIRU”, yang terinspirasi oleh mitos planet penghancur, menyajikan interlude atmosferik dengan nuansa ambient, sebelum terjun ke bagian breakdown yang mengguncang.
MAFIA (Photo by @clark_fotography)
Kampanye pra-rilis album dirancang dengan cermat. Tiga single utama, “PARADOX”, “TO SUMMON NIBIRU”, dan “EYES OF THE BRANDED RAVEN” diluncurkan secara bertahap melalui kanal YouTube Slam Worldwide, masing-masing diiringi video lirik bergaya sinematik.
Kolaborasi dengan platform tersebut bukan tanpa alasan: Slam Worldwide dikenal sebagai rumah bagi band-band ekstrem yang mengeksplorasi tema filosofis dan naratif.
Visual menjadi elemen krusial dalam mengomunikasikan konsep ‘FALLEN FOREVER’. John Quevedo (Janssens), ilustrator asal Kolombia yang dikenal lewat karya-karya bergenre dark fantasy, ditunjuk untuk menciptakan sampul album.
Hasilnya adalah gambaran suram tentang pasukan setan dari neraka yang ingin menguasa dunia dengan nuansa gelap. Joser Barrera, desainer grafis yang kerap bekerja di ranah metal underground, bertugas mendigitalisasi ilustrasi tersebut ke dalam format booklet dan merchandise.
Album ini juga menandai babak baru bagi MAFIA sebagai ensembel. Setelah ditinggal dua anggota lama, formasi baru kini diperkuat oleh Matthew Rega di bass dan Justin Hilts di drum.
Hilts, yang sebelumnya dikenal lewat proyek progressive metal, membawa nuansa teknis ke dalam bagian ritme, sementara Rega mengakui bahwa kolaborasi ini memaksanya untuk keluar dari zona nyaman.
Di balik layar, peran Ruben Granadillo tidak hanya terbatas pada produksi musik. Ia juga menjadi arsitek suara yang memastikan setiap elemen—dari teriakan Osborne hingga dentuman kick drum Hilts—menciptakan lapisan tekstur yang kohesif.
‘FALLEN FOREVER’ tidak hanya dirancang untuk didengar, tetapi juga dialami. MAFIA berencana membawakan album ini secara utuh dalam tur nasional mereka pada paruh kedua 2025, dengan panggung yang diarahkan untuk menciptakan pengalaman immersif.
FALLEN FOREVER (Design by John Quevedo)
Sebagai penutup, ‘FALLEN FOREVER’ adalah bukti ketahanan kreatif MAFIA. Dalam industri yang sering mengorbankan integritas artistik, mereka memilih jalan independen, sebuah keputusan yang tercermin dari kredit album: seluruh proses rekaman hingga mixing digarap di studio mereka sendiri di Fort Mill oleh Ruben Granadillo, dengan produksi di bawah label M Productions miliknya.
Sementara kekuatan visual dijamin oleh kolaborasi dengan John Quevedo (Janssens) pada artwork dan Joser Barrera pada desain grafis.
Dengan formasi kini terdiri dari Blake Osborne (vokal), Ruben Granadillo dan Gary Wright (gitar), Matthew Rega (bass), serta Justin Hilts (drum), MAFIA tidak hanya kembali dengan wajah baru, tetapi juga dengan pesan yang lebih gelap, lebih dalam, dan lebih berani.
Bagi MAFIA, album ini bukan akhir perjalanan, melainkan pijakan untuk menantang batas-batas kreativitas—meski langit dalam narasi mereka telah runtuh, nyala api di bumi justru semakin membara.