Album Review
Marché La Void – The Origin Of Non-Entity: Instrumental Tanpa Cacat
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
&description=Marché La Void – The Origin Of Non-Entity: Instrumental Tanpa Cacat', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Akhirnya, setelah sebelumnya hanya rilis dalam versi digital, album The Origin Of Non-Entity milik Marché La Void keluar dalam format CD. Sebuah album dengan tingkat kemegahan luar biasa, walau hanya dengan sekali tarik dengar. Terlebih bagi para penikmat musik post-rock, ini sebuah masterpiece lokal. Sebuah artefak berdurasi panjang.
Dibuka dengan “In Shadows”, nomor atmospherik pendek disajikan Marché La Void. Ambient dengan kesan purba. Sebuah awalan sempurna untuk rilisan instrumental tanpa cacat. Emosi mulai diaduk perlahan ketika memasuki “Silent War”. Permainan violin dengan penghayatan maksimal, sentuhan gitar sentimentil, dentum drum, serta beberapa part piano, seakan menuntun untuk bergerak perlahan menuju sebuah ruang kenihilan.
Voice samples berupa orasi laki-laki tua di menit-menit akhir “Silent War” menjadi penghantar untuk suasana yang lebih mendalam dalam “Display Of Power”. Diombang-ambing seakan tanpa klimaks, Marché La Void masih serius menggambarkan suasana depresif. Gitar dan drum yang dominan, bersatu padu dalam rotasi riff yang lebih berat dan menyayat.
Lebih rumit, lebih fluktuatif. Cabikan gitar dalam “As We Progress Marching” terdengar seperti mewakili perasaan gelisah yang tanpa jalan keluar. Progresi instrumennya jenuh beriringan. Nada yang berbaris rapat mampu menghadirkan sendu bagi siapa saja yang mendengarkan. Klimaks.
Kembali dibuka oleh voice samples, “For A Moment, Silence” sangat melemahkan. Ini materi paling keji dari yang lainnya. Entah bagaimana Marché La Void melalukan brainstorming ketika membuat “For A Moment, Silence”. Mengapa keji ? Rasakan sendiri bagaimana “For A Moment, Silence” seperti menyilet pelan-pelan hingga korban terkulai lemah dan mati perlahan karena kehabisan darah.
Terakhir, “Serenity”. Dengan beberapa frame penuh rasa frustasi, depresi, dan kebengisan lainnya, “Serenity” adalah penutup yang agak manis. Setelah semua dilewati, “Serenity” seperti menyuruh bangkit menuju cahaya cerah diujung jalan, walau harus ditempuh dengan langkah lunglai setelah dihantam secara sangat perlahan dan habis-habisan. Rasa semangat itu digambarkan dengan sempurna melalui potongan pidato Bung Karno. Satu keunikan lainnya, Marché La Void juga menyelipkan sedikit “Mengheningkan Cipta” disini.
Apabila ada klasifikasi genre baru, rasanya The Origin Of Non-Entity lebih cocok dikatakan sebagai post-rock bengis. Enam materi kelabu yang dibawa Marché La Void layak ditempatkan di kelas teratas dalam klasemen post rock lokal.