Connect with us

New Albums

Marsuvial Luncurkan EP Baru Yang Menjelajahi Luka Dan Pertumbuhan Emosional

Profile photo ofArduino

Diterbitkan

pada

Marsuvial

Musik sering dianggap sebagai cermin jiwa, dan ‘Toe Attempt: Post-Traumatic Growth‘ karya Marsuvial adalah refleksi dari perjalanan emosional yang penuh liku-liku, namun tetap dipenuhi dengan optimisme.

Kuartet rock alternatif dari Bandung ini kembali dengan eksperimen sonik yang menantang batas-batas musikalitas. Tanpa terjebak dalam zona nyaman, Marsuvial menyajikan karya yang tidak hanya bisa dinikmati melalui telinga, tetapi juga menyentuh sisi terdalam psikologis pendengarnya.

Dengan formasi Puja Anshori (vokal, keyboard), Purnama Bintang atau Ipung (gitar), Panca (gitar), dan Ajeka alias Jack (bass), Marsuvial yang telah aktif sejak 2019 dikenal karena aransemen dinamis, harmoni gitar yang kompleks, serta lirik puitis yang menyentuh.

Band Marsuvial

Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Kepergian Gerbil, drummer awal band, justru menjadi momentum transformatif. Alih-alih terpuruk, mereka membongkar struktur lama, bereksperimen, dan melahirkan EP yang berfungsi sebagai terapi audial—sebuah upaya untuk mengubah luka menjadi kekuatan.

‘Toe Attempt: Post-Traumatic Growth’ terinspirasi dari teori psikologis Post-Traumatic Growth (PTG) yang digagas Richard Tedeschi dan Lawrence Calhoun. Konsep ini meyakini bahwa trauma bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk bangkit lebih kuat.

Empat lagu dalam EP ini merekam fragmen perjalanan batin: dari kegelapan menuju cahaya. “Sermon” menjadi lagu pembuka yang menggambarkan kebangkitan setelah kehancuran, diikuti “Morist” yang menyoroti pelarian melalui zat adiktif dan kebebasan semu.

Lagu ketiga, “Dizzy,” mengisahkan dilema antara harapan dan ketakutan dalam hubungan asmara, sementara “IF” menutup rangkaian dengan introspeksi atas masa lalu yang retak, namun tetap mempertahankan benih keyakinan akan cinta.

Marsuvial Toe Attempt: Post-Traumatic GrowthProses kreatif EP ini dilakukan secara organik. Panca dan Ipung bekerja sama untuk menciptakan lagu “Sermon”, sementara Puja meramu “Morist”, Ipung menyusun “Dizzy”, dan Jack menggarap “IF”. Pembagian peran ini menciptakan dinamika sonik yang berlapis, sekaligus memastikan setiap lagu memiliki karakter emosional yang berbeda.

Hasilnya adalah sebuah karya yang tidak hanya kohesif, tetapi juga kaya akan nuansa—mulai dari melodi yang menghantui hingga dentuman riff gitar yang tajam.

‘Toe Attempt: Post-Traumatic Growth’ merupakan sebuah pernyataan sikap. Melalui lirik yang jujur dan musik yang intens, Marsuvial ingin menyampaikan pesan bahwa keputusasaan bukanlah akhir dari segalanya.

Tidak semua luka butuh penyembuhan instan. Terkadang, kita perlu membiarkan diri tenggelam dalam sakitnya, sebelum akhirnya belajar berenang,” tutur Puja, vokalis band. Ungkapan ini merangkum filosofi EP yang mengajak pendengar untuk tidak takut menghadapi masa lalu, seberat apa pun itu.

EP ini sudah dirilis secara digital pada 17 April melalui platform seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube. Bagi Marsuvial, karya ini bukan hanya milestone dalam karier musik mereka, tetapi juga undangan bagi pendengar untuk merenungi ulang makna pertumbuhan pascatrauma.

Seperti pertanyaan retoris yang mereka lontarkan di akhir pengumuman: “Marsuvial telah berbicara. Apakah kalian siap mendengarkan?” — jawabannya mungkin akan menentukan seberapa jauh kita semua berani menghadapi luka, lalu bangkit.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *