Connect with us

Articles

Melegendakan Musisi Dunia

Diterbitkan

pada

Legenda musisi dunia terlahir dari berbagai sudut pandang. Mulai dari karya-karyanya yang banyak memberi inspirasi kepada dunia, ada juga yang dikenang dengan kontroversi dan fenomenanya.

Tetapi, tampaknya menjadi persetujuan massa jika berbicara tentang legenda musisi, maka karya-karyanya lah yang telah banyak berbicara, sebuah karya yang tidak pernah mati, everlasting.

Tidak sedikit yang merasakan kehilangan sosok musisi yang menjadi legenda, ketika berbagai hal menghentikan aktivitas bermusiknya di dunia nyata, para legenda tersebut masih berada di sekitar kita, di sekitar para penggemarnya melalui karya-karya terbesarnya.

Setiap orang memiliki klasifikasi tertentu untuk memberikan ‘gelar’ legenda kepada setiap musisi pujaannya. Mulai dari besarnya inspirasi yang menghidupi seseorang hingga besarnya pengaruh karya-karyanya yang bisa merubah pergerakan hidup seseorang atau bahkan kelompok masyarakat.

Tunjuk saja John Lennon yang rajin dengan gerakan politiknya hingga pemerintahan Amerika pun merasa ketakutan dan terancam, atau pun Bob Marley yang berhasil mereda dan menyatukan rasa persaudaraan di Jamaika.

Sekarang, banyak orang yang masih merasakan sosok musisi legenda dunia di sekitar kita. Bahkan beberapa pihak dan seniman sudah membawa kembali sosok tersebut melalui berbagai media. Seperti patung lilin hingga hologram.

Sosok musisi legenda tersebut seolah hidup kembali. Apresiasi terhadap musisi legenda tersebut selain memberikan inspirasi kepada semua orang, juga sebagai bentuk persembahan kepada mereka yang telah banyak memberikan inspirasi.

Tahun 2012, Tupac hadir di tengah penonton Coachella, bernyanyi bersama Snoop Dog, Dr. Dre, Eminem, 50 Cent, Wiz Khalifa, Kendrick Lamar, hingga Tony Yayo. Penonton tampak terkejut dengan sosok rapper yang sudah lama ‘menghilang’ ini.

Teknologi hologram 3D ‘membangkitkan’ kembali sosok Tupac di depan penonton secara langsung. Bergerak bebas hingga mengajak penonton untuk bernyanyi dan berteriak.

Pada saat itu, meskipun banyak pro dan kontra, namun rasanya lebih banyak orang yang merindukan Tupac, tampil membawakan mahakarya di hadapan penonton secara langsung. Sehingga teknologi hologram 3D ini merupakan bentuk persembahan dan apresiasi yang kembali meningkatkan inspirasi.

Akhirnya, hologram 3D ini menjadi salah satu media yang mampu mengajak legenda musisi dunia berinteraksi kembali dengan penggemarnya di atas panggung, sekaligus (kemungkinan) dijadikan sebagai media industri menuju komersialisasi.

Mengenyampingkan masalah tersebut, masih ada lagi bentuk-bentuk persembahan dan apresiasi orang-orang terhadap legenda musisi dunia. Karena melegendakan musisi duani bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Setiap orang memiliki caranya tersendiri, sehingga pesan-pesan ‘keagungan’ dan rasa ‘hormat’ terhadap sosok yang dilegendakan itu menjadi sakral. Bentuk gambar bergerak yang disusun dan dibentuk dalam istilah film dokumentar bisa menjadi daya tarik yang sangat tinggi.

Dimana kita diajak kembali untuk mengenal lebih jauh terhadap sosok legenda tersebut. Menyelami perjuangan-perjuangannya menuju puncak kejayaan, mempelajari cara bertahan hidup, menyanjungi berbagai proses hingga mengajak kita untuk memiliki inspirasi yang lebih besar lagi.

Jika tidak menjadi pilihan, film bisa digantikan dengan buku. Mengenalkan lebih banyak cerita dari berbagai imajinasi rasanya buku menjadi pilihan yang tepat.

Suratan dan siratan cerita-cerita bisa merubah hidup seseorang melalui berbagai inspirasi di dalamnya. Buku tersebar lebih luas karena merangkul berbagai kalangan.

Buku adalah artefak yang sempurna, meskipun sosok musisi yang dilegendakan tidak berbentuk 3D, namun lebih terasa dekat dan nyata dengan pikiran kita, berbentuk dan bersinggungan langsung dengan pikiran.

Seniman-seniman dunia memiliki cara-cara tersendiri. Rasanya jika menunjuk lukisan atau patung lilin sudah berada dalam porsi yang biasa. Sehingga muncul ide dari kelompok kolektif seni asal Michigan, Phojoe yang bekerja sama dengan Sach Media membentuk sebuah kumpulan foto tentang gambaran masa tua musisi legenda atau disebut musisi legenda saat ini.

Dalam foto-foto tersebut, kita diajak untuk melihat sosok Jim Morrison hingga Jimi Hendrix saat ini. Foto seri ini merupakan bentuk apresiasi dan persembahan dengan cara mereka sendiri dan berhasil mengumpulkan respon yang positif.

Screen Shot 2014-01-21 at 5.54.06 PM

Screen Shot 2014-01-21 at 5.57.57 PM

Screen Shot 2014-01-21 at 6.00.15 PM

Screen Shot 2014-01-21 at 6.02.12 PM

Screen Shot 2014-01-21 at 6.03.20 PM

Screen Shot 2014-01-21 at 6.04.16 PM

Screen Shot 2014-01-21 at 6.05.09 PM

Apa yang dilakukan oleh Phojoe dan Sach Media merupakan sesuatu yang baru, salah satu cara bagaimana mereka melegendakan seseorang. Masih banyak lagi berbagai cara unik dan tampak baru sebagai bentuk apresiasinya.

Mungkin bagi seorang musisi, menulis sebuah lagu yang menceritakan sosok legenda sudah banyak diterapkan. Mungkin juga dalam bentuk puisi, memberikan nama di sebuah jalan, sebuah monumen, sebuah museum dan lain-lain.

Tribute adalah sesuatu yang sakral banyak dilakukan oleh musisi-musisi yang mengapresiasi legenda. Bahkan banyak yang membuat band ‘jiplak’ yang membawakan secara sempurna lagu-lagunya, hingga atribut pakaian dan gaya bermain pun disamakan. Terhitung yang paling banyak dalam hal ini adalah The Beatles.

Selain itu, menyelami sebuah karya seni, muncul Mirco Pagano dan Moreno De Turco yang membuat sebuah instalasi dari kepingan CD. Ratusan keping CD tersebut membentuk sosok musisi legenda dunia mulai dari Michael Jackson hingga Freddie Mercury.

Kedua seniman tersebut membutuhkan waktu 200 jam untuk menyusun kepingan CD tersebut sehingga membentuk replika musisi legenda. Selain itu, karya ini merupakan bentuk perlawanan Mirco Pagano dan Moreno terhadap pembajakan.

Dalam hal ini, kedua seniman tersebut berhasil mendapatkan perhatian yang banyak dari publik. Selain memiliki pesan yang sangat baik, juga mengingatkan kembali tentang sosok-sosok musisi yang menjadi legenda.

Dimana publik kembali teringat akan sosok yang sudah banyak memberikan inspirasi kepada dunia, melahirkan banyak mahakarya yang telah menghiasi berbagai aktivitas dan jutaan kenangan penggemarnya, yang sudah menciptakan berbagai fenomena yang menginspirasi banyak pihak.

Sehingga sosok legenda begitu tinggi, begitu kuat, begitu banyak hal yang memberikan posisi yang baik terhadapnya. Lalu muncul sebuah pertanyaan yang sangat sederhana, apakah musisi legenda itu salah satunya harus seseorang yang sudah meninggal dunia?

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *