Connect with us

Featured

Melihat Sisitipsi Lebih Dalam di Video Musik Polemikanadum

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Setelah meluncurkan album 73% dan video musik “Joni Santai” di bulan Maret 2016, serta video musik “Aroma Dia” di Agustus 2016, pada Minggu (22/1) ini Sisitipsi meluncurkan video musik terbaru untuk lagu “Polemikanadum”. Grup band jebolan Institut Kesenian Jakarta ini mencoba untuk menceritakan sisi lain dari band Sisitpsi lewat video musik terbarunya.

Sisitipsi yang lekat dengan lirik lagu “Alkohol, kamu jahat tapi enak” atau dengan gaya nakal versi “Joni Santai”, justru mengangkat lagu “Polemikanadum” yang di dalamnya berisikan lirik dengan kesan puitis. Lirik lagu ini memang terdengar bersebrangan dengan image band Sisitipsi yang kental dengan lirik-lirik nakal, namun sebenarnya lagu ini bercerita tentang polemik atau kegelisahan yang kerap melanda anak-anak muda. Rasa ingin tahu dan tidak peduli dengan resiko yang akan dihadapi bisa dilihat di potongan lirik “kadang ku berlari, tanpa rasa takut mati”.

Video musik “Polemikanadum” dikerjakan oleh Hendrick B. Matulessy, dan pengambilan gambarnya dilakukan di Jakarta dan Malang. Video dengan konsep dokumenter ini banyak memuat hal-hal kecil yang kerap terjadi di dalam band Sisitipsi. Menyajikan cerita sebuah perjalanan panggung yang tidak diketahui oleh orang lain, mulai dari check sound hingga berkenalan dengan wanita, dari bakso bakar hingga arak dinoyo, dari gaya bercanda para personil band hingga masalah dengan maskapai penerbangan.

Untuk perilisannya sendiri, video musik ini sengaja dirilis bersamaan dengan keluarnya merchandise terbaru official Sisitipsi. Sebuah t-shirt dengan artwork “Joni Santai” sebagai representasi dari band ini dikerjakan oleh kolektif seni “Jekenjel” dan dijual di akun resmi @tipsi_store (Instagram). Dengan irama beat musik yang cepat khas Sisitipsi, lirik lagu yang menceritakan kegelisahan anak muda, serta video musik yang berisikan hal-hal di balik layar sebuah band, Sisitipsi berharap pesan dari lagu ini dapat diterima semua pendengarnya sebagai sebuah perjalanan dalam mencapai tahap pendewasaan diri, karena setiap insan memiliki masa dimana masing-masing insan berusaha untuk mengenal dan memahami diri sendiri.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *