Connect with us

New Albums

“Not for Majority” – Bentuk Kritik Sosial Laung Dalam Masyarakat Yang Chaotic

Dipublikasikan

pada

Oleh

Laung

Tunjukkan eksistensi pada debut single “Killed in a Subtle Way” yang dirilis September 2023 lalu, Laung akhirnya memperlihatkan taring mereka seutuhnya kepada masyarakat dalam EP “Not for Majority” yang rilis pada 14 Juni 2024 kemarin. Sesuai dengan pemilihan judulnya, “Not for Majority” gambarkan dominasi mayoritas pada segala aspek kehidupan yang membatasi gerak atau suara atas minoritas.

Tak berhenti disitu, dominasi ini mengakibatkan pergeseran nilai dan kebenaran sosial sehingga mengaburkan mana yang benar dan salah, semua mengacu pada kebenaran semu yang diamini oleh banyak orang dan bergantung pada sistem yang menguntungkan secara sepihak. Merupakan penindasan secara tidak langsung, serta upaya-upaya perlawanan terhadap sistem-sistem dzolim dan power abuse yang kerap terjadi.

Laung Not for MajorityTerlepas dari hal tersebut “Not for Majority” juga menggambarkan upaya Laung menyuguhkan musik alternatif kepada pendengar-pendengar baru yang masih asing dengan warna musik demikian. Warna musik yang diangkat oleh band asal Malang ini berupa rap rock berdistorsi cadas dan lirik kritis nan pedas.

Terinspirasi dari nama-nama band besar seperti RATM, Body Count, hingga Limp Bizkit, Laung yang berformasi Zaky (gitar), Billy (bass), Adit (drum), dan Ocid (vokal) menyuarakan kembali kritik-kritik sosial dengan makna yang luas, tak hanya menyenggol satu pihak.

Proses perekaman “Not for Majority” memakan waktu sekitar 1 tahun, dikerjakan di UKM KOMMUST Studio dengan Ali Husin sebagai operator. Waktu yang cukup lama ini diakibatkan beberapa kendala antara lain kesibukan tiap personil yang berbeda, mengejar gelar sarjana, hingga bekerja paruh waktu. Dalam perekaman EP ini, Laung juga sempat mengalami kehilangan file lagu pertama mereka dan memakan waktu yang agak lama untuk menemukannya.

“Not for Majority” berisikan 5 lagu yang berkaitan satu sama lain. EP ini dibuka dengan “Not for Majority” lalu disusul dengan “Killed in a Subtle Way”, pada urutan ketiga “People Who Try to Change The Order” disambung “Nobody’s Fool” dan ditutup oleh “Clear That Way”. Secara keseluruhan EP ini memiliki struktur berupa rumusan masalah pada 3 lagu pertama, analisis pada lagu keempat, dan kesimpulan pada lagu terakhir.

Jika dibedah tiap lagu, pada “Not for Majority” adalah contoh nyata kendali mayoritas pada permainan sistem yang mengharuskan setiap orang dari masyarakat untuk mengikutinya. Hal ini menjadi penindasan tidak langsung karena tidak adanya ruang gerak atau suara untuk menyanggah atau membantah. Lalu “Killed in a Subtle Way” singkatnya adalah penggambaran fanatisme buta yang kerap terjadi tak hanya secara vertikal, melainkan juga horizontal pada lingkungan sekitar kita. Fenomena ini mengarahkan masyarakat kepada kehancuran diri.

Pada lagu selanjutnya “People Who Try to Change The Order” mengarah pada keegoisan akan individu atau kelompok mayoritas yang melakukan praktik power abuse untuk mengubah sistem dengan tujuan keuntungan sendiri. Hal ini membuat mereka memutuskan segalanya sesuai dengan keinginan dan keegoisan sendiri di atas kehendak dan hak-hak orang lain, dalam kasus ini adalah minoritas.

Laung Band

Disusul “Nobody’s Fool” yang merupakan upaya perlawanan dalam menyikapi fenomena pada 3 lagu pertama. Arti pada lagu ini adalah meningkatkan awareness akan hal di sekitar kita, menyatakan bahwa kita semua tidaklah bodoh, kita mampu mencerna dan berpikir kritis akan semua hal yang terjadi saat ini.

Lalu “Clear That Way” sebagai penutup adalah jalan yang dilalui Laung dalam menyuarakan apa yang memang tidak pantas. Terdapat satu penggalan lirik yang disorot yaitu “Who’s got the power?” yang mana adalah pernyataan bahwa kita semua, memiliki kekuatan untuk menyuarakan hak-hak kita di atas ketidakadilan, semua dimulai dari diri kita sendiri.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *