New Tracks
PEMUJA MELAKA Rilis “Ode To The Light”, Nyanyian Hening Tentang Harapan Dan Kesempatan

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Pemuja-Melaka.jpg&description=PEMUJA MELAKA Rilis “Ode To The Light”, Nyanyian Hening Tentang Harapan Dan Kesempatan', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang terus berlari, PEMUJA MELAKA menghadirkan “Ode To The Light”, lagu yang mengajak pendengarnya berhenti sejenak, merenung, dan menyelami kedalaman diri. Dirilis secara resmi pada 11 April 2025, lagu ini tidak hanya menjadi karya musikal baru, melainkan cermin refleksi tentang keberanian memberi kesempatan kedua—pada hidup, pada orang lain, dan terutama pada diri sendiri.
Tersedia di seluruh platform musik digital, karya kolaboratif ini juga dilengkapi video musik penuh simbol yang dapat disaksikan di kanal YouTube PEMUJA MELAKA.
Zulfikar T. Sucipto, musisi solo di balik proyek PEMUJA MELAKA, kali ini menggandeng Xcorpio, musisi asal Medan yang dikenal dengan nuansa ambient dan elektronik. Kolaborasi ini melahirkan alunan sonik yang menggabungkan sentuhan britpop dengan eksperimen musikal yang lebih terbuka.
Lirik berbahasa Inggris yang puitis mengisahkan harapan akan “second chance”, sebuah tema universal tentang pencarian cahaya di tengah ketidakpastian. “Ini adalah pengingat sunyi bahwa terang tidak selalu datang dari luar, tapi bisa bangkit dari dalam diri, asal kita mau menerima luka,” ujar Pemuda Malaka, sosok yang menjadi wajah proyek ini.
Berbeda dari dua single sebelumnya, “Ode To The Light” menawarkan pendekatan sound yang lebih eksperimental namun tetap mempertahankan kesederhanaan narasi. Xcorpio, yang berkontribusi pada vokal, drum, dan keyboard, menyulam dinamika musikal halus namun penuh emosi.
“Lagu ini seperti perjalanan pulang ke dalam diri. Kita semua pernah tersesat, tapi di sini, kita diingatkan bahwa selalu ada jalan kembali,” tuturnya. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya warna musik, tetapi juga memperkuat pesan tentang rekonsiliasi batin.
Proses produksi lagu ini menjadi bukti semangat kolaborasi komunitas seni Medan. Rekaman dilakukan di SW Production, sementara mixing dan mastering ditangani oleh Hosly Studio. Tidak hanya audio, kekuatan visual “Ode To The Light” juga diolah oleh kreator lokal.
Artwork surealis karya Budi Mahonc menampilkan sosok berjubah, lanskap sunyi, dan dua kuda hitam sebagai metafora konflik batin. “Setiap elemen visual adalah narasi yang menyatu dengan lagu, bukan sekadar hiasan,” jelas Pemuda Malaka.
Video musik yang disutradarai Doni Ahmadi, sutradara muda berbakat asal Medan, memperluas jiwa lagu melalui visual yang mirip mimpi atau kenangan samar. Dengan sinematografi tenang namun menusuk, karya ini menampilkan simbol-simbol kesendirian, penantian, dan kebangkitan. “Ini tentang kepercayaan diri para kreator Medan untuk saling mendukung dan menciptakan karya yang jujur,” tambah Pemuda Malaka.
Musik dan visual yang padu dalam “Ode To The Light” menegaskan bahwa karya ini adalah ruang dialog dengan pendengarnya. Nuansa britpop yang kental dipadu dengan tekstur elektronik menciptakan atmosfer yang lapang, seolah mengajak audiens bernapas dalam hening. Lagu ini menjadi penanda babak baru perjalanan PEMUJA MELAKA, di mana eksperimen musikal tidak mengorbankan kedalaman makna.
Bagi PEMUJA MELAKA, “Ode To The Light” adalah nyanyian untuk siapapun yang masih berani mempercayai cahaya, bahkan setelah kegelapan menguji. “Cahaya itu selalu ada, menunggu ditemukan,” pungkas Pemuda Malaka.
Melalui karya ini, ia dan seluruh tim ingin mengajak dunia berhenti sejenak, merengkuh luka, dan menemukan kembali terang yang mungkin telah lama tertimbun dalam diri. Sebuah ode yang tidak hanya didengar, tetapi juga dirasakan.