Connect with us

Featured

Primata Menafsir Ulang Efek Rumah Kaca

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Trio rock instrumental berbasis di Jakarta, Primata, resmi merilis single kedua dari album mini Avani (2016). Single bertajuk “Khaga” itu tersebut dirilis dalam format mini CD.
“Khaga dalam bahasa sanskrit bisa berarti angin atau burung,” tulis Rama Wirawan gitaris dan pendiri Primata. “Jika track pertama ‘Jenggala’ berarti hutan dan track kedua ‘Ancala’ berarti gunung, pada track ketiga ini kami mencoba memusikalisasi sesuatu yang berada di atas kedua hal tadi.”

Untuk artwork sampul, Primata masih menyerahkan kepercayaan kepada Dannus Darmawan, ilustrator asal Bandung yang juga menggarap artwork untuk sampul Avani. “Dan seperti biasa Dannus memberikan sentuhan ilustrasi yang ciamik untuk musik berdurasi enam menit lebih tigapuluh delapan detik itu,” tambah Rama Wirawan.

artworkDalam mini CD single “Khaga” juga akan terdapat B-side yang berwujud sebuah lagu cover version “Melankolia” milik band Efek Rumah Kaca, hasil interpretasi ulang versi instrumental atas seijin band dan manajemennya. “Tadinya lagu ini mau kami ikutkan di Tribute to Efek Rumah Kaca yang dibuat oleh Ripstore.Asia pada bulan puasa lalu. Tapi karena kami terlambat megirimkannya, akhirnya kami rilis sendiri,” terang Andrew Mahardika, manajer Primata.

Label rekaman yang merilis album mini Avani, Guts Records, mem-bundle mini CD “Khaga” ini bersama t-shirt yang dibandrol dengan harga Rp 150.000. Namun, Guts Records juga tetap menjual keduanya secara terpisah, masing-masing mini CD seharga Rp 25.000 dan t-shirt Rp 150.000.

Mini CD single “Khaga” akan mulai dipasarkan pada 17 November 2016 melalui penjualan secara online. “Khaga” bisa dan hanya bisa dipesan via SMS atau WhatsApp ke 0812 8380 7276.

Primata terbentuk pada April 2014 sebagai sebuah kuartet, namun kemudian bertransfomasi menjadi trio pada Februari 2015 dan merilis album mini perdana bertajuk Avani setahun setelahnya. Formasi Primata saat ini adalah Adhitomo Kusumo (bass), Rama Wirawan (gitar), dan Sofyan Refliyandi (drum).

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *