New Tracks
Red Voqus Serukan Perlawanan Di Single “Broken Dolls”

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Red-Voqus.jpg&description=Red Voqus Serukan Perlawanan Di Single “Broken Dolls”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Band grunge Jakarta, Red Voqus, kembali menegaskan eksistensi mereka di kancah musik Indonesia dengan merilis single teranyar berjudul “Broken Dolls”. Lagu ini tidak hanya menghadirkan dentuman musik yang keras, tetapi juga menyuarakan pesan kuat tentang perlawanan terhadap perundungan (bullying) serta proses transformasi dari korban menjadi pribadi yang berani melawan ketidakadilan.
Dijadikan sebagai simbol kebangkitan, lagu ini ditujukan bagi mereka yang kerap dipinggirkan, dianggap lemah, atau dipaksa bungkam dalam penderitaan.
Melalui komposisi yang gelap, “Broken Dolls” menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang awalnya terjebak dalam stigma “boneka Tuhan yang patah” — metafora atas rasa tidak berdaya dan keterpurukan, hingga akhirnya menemukan kekuatan untuk bangkit.
Alit, vokalis sekaligus gitaris Red Voqus, menjelaskan bahwa lagu ini lahir dari keinginan untuk menjadi corong bagi mereka yang merasa terasingkan. “Kami ingin ‘Broken Dolls’ menjadi pengingat bahwa di saat-saat terendah, justru di situlah kita bisa menemukan kekuatan untuk berubah. Setiap luka bisa menjadi pemicu perlawanan,” ujarnya.
Secara musikal, lagu ini menggabungkan riff gitar berat yang khas dari aliran grunge era 90-an, ritme drum yang agresif, serta vokal penuh tekanan yang menyampaikan lirik tajam. Nuansa suram yang dibangun melalui harmonisasi instrumen menciptakan atmosfer mendalam, seolah mengajak pendengar menyelami pergulatan batin antara keputusasaan dan harapan.
Tak heran jika Red Voqus menyebut karya ini sebagai “anthem pemberontakan dalam sunyi”, yang sangat cocok untuk mereka yang pernah merasa suaranya tidak didengar atau diabaikan.
“Broken Dolls” kini bisa diakses secara global lewat platform musik digital seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music atau di tautan ini. Peluncuran single ini juga menandai kembalinya Red Voqus setelah beberapa waktu tidak aktif.
Sejak didirikan pada tahun 2016, band yang terdiri dari Alit (vokal/gitar), Gian (gitar), Vino (bass), dan Dicoy (drum) ini konsisten mengusung genre stoner grunge, terinspirasi oleh legenda seperti Soundgarden dan Alice in Chains.
Mereka dikenal berkat kemampuan mengolah dinamika musik antara melodi melankolis dengan energi yang kuat, hal ini tercermin dalam karya-karya sebelumnya, seperti “Blind Woman Tears” (2018), “Nothing Is Silence” (2018), “Sanctuary” (2019), hingga “Heresy” (2020).
Sepanjang perjalanan karier mereka, Red Voqus kerap mengeksplorasi tema-tema humanis dan kritik sosial melalui lirik-lirik kontemplatif. Komitmen ini pula yang mendorong mereka untuk terus berkarya meski di tengah tantangan industri musik yang dinamis.
Dengan karakteristik gitar yang dominan, ritme penuh tenaga, dan vokal yang sarat emosi, Red Voqus berhasil menciptakan pengalaman mendengarkan yang intim sekaligus menggugah. Peluncuran “Broken Dolls” bukan hanya menunjukkan evolusi musikal mereka, tetapi juga memperkuat misi band untuk menggunakan musik sebagai sarana perubahan sosial.
Kini, karya tersebut siap menjadi tembang penyemangat bagi siapa pun yang berjuang menemukan kembali suara dan keberanian mereka.