New Tracks
‘Sisi Gelap’, Karya Baru Dari ZIMA Mantan Personil Captain Jack
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2021/02/ZIMA-1000x600.jpg&description=‘Sisi Gelap’, Karya Baru Dari ZIMA Mantan Personil Captain Jack', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Usai melaksanakan ‘reuni akbar’ di Pontianak sekaligus Yogyakarta pada akhir 2019 lalu, empat musisi senior Jogja ini serius untuk berkarya bersama lagi. Para mantan personel Captain Jack itu kini berevolusi menjadi ZIMA.
Zuhdil HK (gitar), Surya Ismeth (kibor), Momo Biru (vokal dan gitar), Andi ‘Babon’ Irfanto (drum) sepakat mengambil huruf depan nama mereka untuk memulai lembaran baru. Dengan membawa bendera ZIMA itu, mereka langsung tancap gas mengeluarkan karya berupa satu lagu baru berjudul ‘Sisi Gelap’.
Lirik ‘Sisi Gelap’ yang ditulis oleh Momo itu ingin menyampaikan pesan khusus soal semakin banyaknya fenomena penghakiman sepihak, pembenaran dan budaya saling menyalahkan antar manusia dalam kehidupan sehari-hari.
“Secara tidak langsung tema lagu ini juga mengangkat fenomena bullying, baik yang sering terjadi di dunia maya ataupun nyata,” ujar Ismeth mengawali.
Zuhdil menambahkan bahwa ‘Sisi Gelap’ dipilih menjadi single pertama ZIMA karena dari segi lirik hingga aransemennya masih representatif dengan karakter empat personel dari grup band sebelumnya.
“Dari segi tema keseluruhan, kami sepakat bahwa ‘Sisi Gelap’ masih punya benang merah dengan materi-materi lama kami. Meski saat ini kami mencoba sentuhan-sentuhan lain, lebih teknisnya di sound design. Selebihnya mungkin masih terasa sama,” papar Zuhdil.
Menurut Zuhdil, usai lagu ‘Sisi Gelap’ ZIMA tetap berencana merilis karya selanjutnya, dari single kedua hingga album penuh seperti grup band mereka sebelumnya. Khusus dalam ‘Sisi Gelap’, ZIMA juga mendapuk dua musisi muda Jogja, yakni Ian Anatha dan Winaldy Senna sebagai produser. Keduanya merupakan personel dari grup band baru Jogja, Alectrona.
“Kenapa Ian dan Winaldy? Karena keduanya masih muda, fresh, dan paham betul selera kuping masyarakat sekarang. Mau nggak mau kami juga harus berkompromi dengan hal itu, meski tetap mempertahankan idealisme kami,” kata Zuhdil.
Selain Ian Anatha dan Winaldy Senna, menurut Ismeth ZIMA juga dibantu oleh Agib Tanjung (Alterego, ROKET) di departemen bass. Meski kini sudah mantap empat personel saja, namun rencananya Agib juga tetap diperbantukan mengisi track bass di lagu-lagu ZIMA berikutnya.
“Kami berempat sudah dekat, percaya, dan ngerti karakter Agib. Karena dia juga sudah pernah ikut membantu selama tiga tahunan di band kami sebelumnya sebagai additional bass,” pungkas Ismeth.
Single ‘Sisi Gelap’ ini sudah dirilis secara berkala di akun YouTube Meru Records yang juga merupakan label tempat bernaung Zima saat ini. Selain merilis video lirik dan video klip, ZIMA juga sudah mengunggah video dokumenter bertajuk ‘Reinkarnasi’ yang berisi pernyataan Zuhdil, Ismeth, Momo, dan Andi soal cerita persahabatan mereka, semangat baru ZIMA, sampai ke rencana-rencana hebat mereka selanjutnya.
Alasan memakai nama ZIMA
Zuhdil, Ismeth, Momo, dan Andi mengaku susah-susah gampang ketika memikirkan nama untuk rumah baru mereka itu. Namun soal asal muasal nama ZIMA, ada satu cerita menarik dari Andi.
Menurutnya saat awal-awal mempromosikan bahwa mereka akan melakukan konser reuni, salah satu postingan Andi soal konser tersebut langsung dikomentari spontan oleh musisi senior Pongki Barata.
“Jadi di poster kan memang kami baru mem-publish dengan nama-nama kami saja, ya ‘Zuhdil, Ismeth, Momo, dan Andi’. Terus Mas Pongki masuk di komen langsung nulis, ‘ZIMA’. Pikirku saat itu sama anak-anak, keren juga nih nama, ya selintas aja,” kata Andi.
Namun sebenarnya menurut Andi, sebelum memutuskan memakai nama ZIMA, mereka sudah sempat bertukar ide selama lima sampai enam bulan soal pemilihan banyak nama. Dengan segala macam kata, arti, filosofi, yang aneh dan unik, akhirnya mereka tetap mantap memakai nama ZIMA.
“Karena juga dari awal kami ketemu dan bikin grup di WhatsApp, spontan juga nama grupnya juga udah ZIMA. Ya pada akhirnya kami sepakat, memang yang pertama terucap dan tetulis itu langsung bikin sreg, selalu nancap di hati. Oke, kami pakai ZIMA,” ujar Andi.
Momo menambahkan, bahwa pemakaian nama ZIMA juga justru membuat mereka lebih bersemangat dan refresh kembali. Sebab menurut Momo tak ada untungnya jika mereka tetap memaksakan memakai nama grup band yang lama.
“Ya karena kami bukan Captain Jack lagi, itu yang pasti. Kami juga merasa nama Captain Jack tidak lagi representatif, tidak bisa mewakili kami yang sekarang. Kalau jokesnya sih, ‘Kok kapten terus, pangkatnya nggak naik-naik’,” ujar Momo.
Momo juga berpesan kepada siapa saja yang mendukung ZIMA untuk tetap mau menggunakan nama ‘Monster’ lagi sebagai identitas teman-teman dekat mereka (red – Monster adalah sebutan komunitas fans Captain Jack). Sebab, menurutnya pesan yang disampaikan ZIMA ke depan sebenarnya tak terlalu jauh dari band mereka sebelumnya.
“Yang terakhir, kata ‘monster’, silakan kalian pakai kembali. Kenapa? Karena itu masih jadi representasi kami dan tetap ingin kami pertahankan bahwa masih banyak orang-orang di luar sana yang memang punya pemikiran beda, kebiasaan beda, dan seterusnya,” imbuh Momo.
ZIMA Sosial Media:
Instagram: zima_nesia
Youtube: zima_nesia
Facebook: zima_nesia
Twitter: zima_nesia
Meru Records Sosial Media:
Youtube: Meru Records
Instagram: meru.records