Connect with us

Articles

SOUNDRENALINE 2015: Ketika Para Musisi ‘Berlebaran’

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Photo: Dok. Soundrenaline 2015

Photo: Dok. Soundrenaline 2015

Helatan Soundrenaline 2015 telah usai. Tepat sepekan lalu, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali menjadi saksi festival musik akbar ini berpijak pada Sabtu-Minggu, 5-6 September 2015. Berjalan secara konsisten selama 13 kali, Soundrenaline menampilkan daftar pengisi acara yang lebih variatif dengan latar belakang genre musik lebih beragam. Deretan musisi dari lokal, nasional, hingga internasional didapuk untuk mewarnai total tujuh panggung yang tersedia dan selalu padat penonton. Aneka ragam jenis musik yang ditawarkan pun menjadi sajian tersendiri bagi masing-masing penggemarnya.

Bagi penonton, hal tersebut tentu menjadi pilihan menyenangkan layaknya memilih menu all you can eat di sebuah tempat makan. Sebuah hamparan dengan bermacam pilihan seolah tersaji dan siap untuk disantap. Namun tentu saja semua hidangan musikal yang ditawarkan harus benar-benar dipilih agar dapat dinikmati secara maksimal dan mengenyangkan pengalaman.

Bagi musisi, berkumpulnya para pemusik dalam satu event merupakan ajang berjumpa tersendiri. Kesibukan masing-masing band dengan jadwal tur yang padat terkadang membentuk kesulitan untuk menjalin perjumpaan. Satu atau dua band yang kebetulan bermain di ajang yang sama bisa saja bertemu dan bercengkerama sejenak. Tetapi jika menginginkan adanya pertemuan dengan jumlah musisi (apalagi kaliber nasional)  yang lebih besar tampaknya mustahil.

Soundrenaline rupanya berhasil menghapus kemustahilan tersebut. Festival ini seolah menjadi hari raya yang mengumpulkan para pemusik untuk hadir di satu tempat dan satu waktu yang sama. Sebuah silaturahim tercipta dalam obrolan dan gelak tawa yang larut seiring waktu berjalan. Bahkan event tersebut juga memfasilitasi reuni bagi para band dengan mantan personelnya. Selain memberikan warna tampilan manggung yang segar, hal ini juga juga sontak mengundang nostalgia bagi para penggemar lama dan pengalaman yang gres bagi penggemar baru.

Seperti yang diungkapkan Eross Chandra dari Sheila On 7. Ia menyatakan kekagumannya dengan festival ini yang semakin mencapai level besar dalam apresiasi karya musik. “Semoga Soundrenaline semakin bercahaya. Senang ya bisa main lagi disini. Ibaratnya ini seperti lebarannya para musisi karena bisa berkumpul semua,” ujar Eross. Hal serupa juga disampaikan Ari Lasso usai turun panggung. “Kali ini tempatnya terbaik dan lebih lega juga. Bagi kami para musisi, ini sudah seperti Lebaran, Natalan, dan Tahun baru,” sambungnya.

Sigit Wardana pun mengungkapkan kebanggaan dapat tampil dalam Soundrenaline. “Senang sekali dapat berpartisipasi di Soundrenaline 2015. Acara ini merupakan suatu kesempatan yang tidak dapat disia-siakan bagi kami, Base Jam, untuk reuni dan tampil bersama para musisi berbakat dari tanah air dan internasional. Kami sangat bangga dapat menjadi bagian dari suatu festival musik yang merupakan berkomitmen untuk memberdayakan para musisi dan penikmat musik Indonesia,” tutur Sigit.

Keragaman Musik

Photo: Dok. Soundrenaline 2015

Photo: Dok. Soundrenaline 2015

Selama dua hari perhelatan, pukul 3 sore di GWK menjadi waktu yang sangat ditunggu. Bagaimana tidak? Waktu yang berjalan hingga lewat tengah malam merupakan saat tepat untuk berpesta dalam apresiasi karya musik musisi Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika seolah menjelma di sini dengan perwujudan sajian musik terbaik yang terbagi ke dalam sekian genre. Jika sebelumnya identik dengan musik rock, Soundrenaline 2015 justru mengedepankan spirit keberagaman bermusik.

“Ini pertama kali main di Soundrenaline. Nggak menyangka juga sih karena konotasinya identik dengan band yang biasa main di stadion,” ujar Arina vokalis Mocca. “Kami juga ingin memberi tahu bahwa musik itu beragam dan berharap ada regenerasi lagi,” sambung Sari dari WSATCC. Hal senada pun disampaikan Lala Karmela mengenai topik tersebut, “Selera musik setiap orang berbeda dan nggak bisa dipaksakan”. Candil pun unjuk bicara tentang hal yang sama. “Spiritnya bukan hanya dari musisi, tetapi juga dari semua yang mencintai musik. Ini pengalaman yang tak ada duanya dan enjoy sekali,” pungkasnya.

Tak hanya menampilkan jajaran band masa kini, Soundrenaline 2015 juga mengantarkan penonton kepada pengalaman merasakan musik dari band era 1990-an. Sebagai salah satu yang kerap menjadi penampil utama helatan Soundrenaline, /rif sempat membeberkan persiapannya kali ini.

“Sekarang banyak band bagus. Kehebatan musik dari band tahun 1990-an itu terletak di jiwa musiknya. Kami sudah lakukan banyak hal di setiap Soundrenaline, nah untuk yang ke-13 ini mesti memutar otak supaya ada tampilan baru lagi. Kami semangat untuk tampil sebaik mungkin. Menurut kami, ini festival paling berhasil bagi Indonesia. Selain ditutup dengan DJ dan line up beraneka ragam, venue-nya juga menyatu dengan alam,” papar Andy.

Ungkapan serupa juga disampaikan Naif yang menilai keberagaman musik dalam Soundrenaline 2015 ini telah tertata dengan rapi. Bahkan mereka tak masalah dimainkan ketika hari masih sore. “Sebagai pemain, disimpan di jadwal kapanpun ya biasa saja. Kita yang membawa crowd, bukan justru terbalik. Ini sesuai dengan moto ‘Change The Ordinary’ juga sih karena biasanya main malam, sekarang sore. Soundrenaline ini pun ada unsur pendidikannya karena secara ordinary kan menonton musik itu gratis dan rusuh. tetapi di sini justru berbayar dan tetap apik,” tukas Emil.

Jajaran musisi dari berbagai genre melempar rasa yang beragam dengan alunan musik yg berbeda. Deretan pengisi acara yang semakin beraneka macam dan bermain dalam waktu yang sama seakan menantang penonton untuk berani memilih. Apalagi jarak antara satu panggung dengan yang lainnya bisa dibilang tak cukup dekat apabila ingin disambangi semua. Namun hal itu tak menjadi persoalan berarti bagi para penonton, pengisi acara, serta seluruh orang yang berniat bersenang-senang di sini, apalagi mengingat Soundrenaline merupakan festival tahunan akbar.

Di hari pertama, beberapa penampil seperti J-Rocks, Burgerkill, Naif, /rif, Seringai, NTRL, Jamrud, Andien, RAN, Raisa, Revelation, The Sidhartas, Leonardo and His Impaccable Six, Suicidal Sinatra, Mom Called Killer, Parau, Bintang, Lolot, dan DJ Naro serta Dipha Barus menghentak panggung. Penampilan spektakuler dan tidak biasa ditampilkan juga oleh Dewa 19 Reunion bersama Ari Lasso dan Tyo Nugros, Base Jam Reunion bersama Sigit Wardana, serta kolaborasi antara Tyo Nugros, DJ Patricia, Ello, dan Ridho.

Hari kedua pun tak kalah meriah dengan kehadiran Saint Loco, Mocca, Koil, Deadsquad, Kotak, Dialog Dini Hari, Tulus, Lala Karmela, Nanoe Biroe, White Shoes and The Couples Company (WSATCC), Komunal, Shaggydog, N.E.V, Maliq & D’Essentials, Gigi, Sheila On 7,Endank Soekamti, Trojan,Andra and The Backbone, DJ Yasmin, DJ Anton, Joni Agung,  Diocreatura,  Slank dan Wolfmother.  Pemenang Go Ahead Challenge 2015, yakni Aril Yuliar, Khukuh A. Yuda, dan Kristianto Suryo juga unjuk kebolehan menampilkan keahliannya bermusik. .Suatu proyek musikal unik pun ditunjukkan Change The Ordinary Project yang menyatukan genre para solois berbakat di tanah air, seperti Ari Lasso, Andien, Daniel Christianto, Rinni Wulandari, Candil, dan Andy /rif dengan dipimpin oleh Ali Akbar selaku music director dari proyek  tersebut.

Semangat Change The Ordinary

change the ordinary project

Photo by: Hanifa Paramitha Siswanti

Kreativitas yang tak ada habisnya serta hasrat berkarya yang menggunung memang membuat Indonesia tak pernah sepi dari berbagai acara musik. Deretan festival pun kerap mewarnai ranah hiburan di Nusantara. Tak kalah dengan festival berskala besar di negara lain, Indonesia juga memiliki festival-festival musik bertaraf internasional dengan tawaran pengalaman musikal yang mengagumkan.

Soundrenaline 2015 menjadi salah satu dari daftar festival musik terbaik tersebut. Acara ini tentu tak diragukan lagi kualitasnya. Apalagi Soundrenaline merupakan pelopor festival musik dalam negeri yang mempersembahkan panggung musik multi genre. Sederet artis papan atas tanah air ditampilkan lewat suguhan spektakuler dan berkelas internasional di panggung beberapa kota.

Gelaran terbarunya pekan lalu bahkan memiliki skala yang lebih wah dengan lokasi yang luas dan jumlah panggung yang lebih banyak. Dari tahun ke tahun, Soundrenaline memang selalu mengusung tema berbeda dan kerap ditunggu para pecinta musik di seluruh Indonesia. Bahkan pada tahun 2015 kini, Soundrenaline mengkhususkan diri untuk pemberian apresasi terhadap keberagam genre musik tanah air.

Mengusung  tema “Change the Ordinary”, Soundrenaline 2015 juga menghadirkan penampilan proyek musik spesial. Salah satunya kolaborasi musisi lintas genre dan lintas generasi dalam Change The Ordinart Project serta kehadiran musisi internasional Wolfmother. Dari alternative rock, alternative pop, rock, metal, side stream, hingga elektronik membuat Soundrenaline 2015 semakin menarik. Festival musik ini juga tambah lengkap dengan kehadiran genre lain seperti pop, seriosa, dan jazz yang ditawarkan para musisi solo.

Semangat Change the Ordinary yang menjadi spirit Soundrenaline kali ini tak hanya tampak dari penampilan di panggung, tetapi juga berupa pengalaman tersendiri yang diperkaya lewat beragam kegiatan lain. Kegiatan tersebut seperti marketplace dimana pengunjung yang hadir dapat mengenal berbagai kreasi brand lokal. Ada pula kegiatan interaktif seru lainnya yang memungkinkan pengunjung mendapatkan berbagai merchandise eksklusif dari Soundrenaline 2015.

“Kami berharap tata cahaya dan suara yang supermegah dalam empat stage utama, yaitu A Stage, Go Ahead Stage, Welcoming Stage, dan Amphitheater Stage dapat mengakomodasi bukan hanya aspirasi pecinta musik, namun juga penggiat dan pelaku industri musik di tanah air, yang lebih luas. Genre musik yang ditampilkan pun diperluas, menyesuaikan dengan perkembangan minat para penikmat musik Indonesia,” ujar Novrial Rustam selaku Managing Director KILAU Indonesia.

Tidak hanya panggung musik, Soundrenaline 2015 juga telah menampilkan unsur-unsur seni lain untuk meramaikan acara dan memberdayakan kreativitas para pengunjungnya, seperti visual art, fotografi, hingga style. Selain itu juga terdapat marketplace untuk sederet brand lokal, spray shirt, 360 degrees rockers photo, dance for a light, dan hydro dipping booth. Seluruh aktivitas tersebut dihadirkan untuk memberikan wadah bagi karya kreatif dan menginspirasi serta memenuhi keinginan berkreasi sesuai dengan semangat Change the Ordinary.

Total pengunjung Soundrenaline 2015 selama dua hari adalah sebanyak 83.901 orang, terdiri dari  41.327 pengunjung pada hari pertama dan 42.574 orang pada hari pengunjung. Sebelumnya, Soundrenaline 2015 diawali dengan rangkaian Soundsations – Road to Soundrenaline di 15 kota pada 1–29 Agustus  lalu dengan menampilkan musisi-musisi ternama tanah air seperti The S.I.G.I.T, Maliq & D’Essentials, GIGI, Koil, NTRL, dan Endank Soekamti.  ***

Teks : Hanifa Paramitha Siswanti
Photo: Hanifa Paramitha Siswanti & Dok. Maverick

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *