Flash News
The Boxquitos Berikan Psychedelic Experience Unik Sebagai Pembuka LaLaLa Festival 2024
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2024/08/The-Boxquitos.jpg&description=The Boxquitos Berikan Psychedelic Experience Unik Sebagai Pembuka LaLaLa Festival 2024', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
The Boxquitos tampil di LaLaLa Festival 2024 yang digelar di Jakarta International Expo. Band asal Medan ini menjadi pembuka pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, dalam festival yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Ini adalah penampilan pertama mereka di Jakarta.
Dalam LaLaLa Festival 2024, The Boxquitos berusaha memberikan pengalaman psychedelic kepada penonton dengan pendekatan yang berbeda dari yang pernah ada di Indonesia sebelumnya. Dengan setlist yang menarik dan visual yang unik, penonton mendapatkan pengalaman baru, baik dari segi melodi maupun visual. The Boxquitos tidak memberikan definisi baku tentang psychedelic melalui kata-kata, melainkan menyerahkan penilaian kepada penonton atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Hal ini menjadikan interpretasi terhadap pengalaman psychedelic bersifat subjektif dan tergantung pada perspektif masing-masing audiens.
Untuk mendukung pengalaman psychedelic tersebut, The Boxquitos melakukan aksi panggung yang unik dengan membagikan kacamata 3D secara acak kepada penonton. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesan visual dan menciptakan keterhubungan yang lebih mendalam. Ide ini merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan oleh band psychedelic lain di Indonesia.
Penampilan The Boxquitos di LaLaLa Festival 2024 menghadirkan warna khas tersendiri. Alunan synth yang harmonis dengan instrumen lain dieksekusi dengan baik, didukung pencahayaan yang kontras dan animasi visual yang unik, sehingga membawa penonton masuk ke dalam dunia surealis. Beberapa penonton yang diwawancarai setuju dengan hal ini, termasuk mereka yang sudah familiar dengan genre psychedelic maupun yang baru pertama kali mendengarkannya.
Penonton pertama yang diwawancarai menyatakan sudah mengenal genre psychedelic melalui band Tame Impala. “Ya, tau. Ngikutin Tame Impala sejak album ‘Currents’,” ujarnya. Ia juga terkesan dengan aksi panggung kacamata 3D yang memaksimalkan visual animasi ala band psychedelic. “Sangat menarik, karena merasakan perbedaan yang signifikan saat memakai kacamata dan tidak. Ini jadi pengalaman yang seru banget.”
Penonton kedua yang diwawancarai mengaku belum familiar dengan genre psychedelic, yang berkembang pada 1960-an di Amerika Serikat dan Inggris. Namun, ia merasa musik The Boxquitos nyaman didengar. “Musiknya keren, baru dengerin tapi langsung cocok,” katanya. Bahkan, ia berniat memasukkan lagu-lagu The Boxquitos ke dalam playlist-nya setelah menyaksikan langsung penampilan band ini. Dari hasil wawancara tersebut, para penonton berharap agar The Boxquitos terus berkarya dan menghadirkan kejutan lainnya di masa depan.
Band yang mengusung genre multiverse-psychedelic ini dibentuk pada tahun 2017 ketika Akbar (vokalis) dan Aryo (bassist) melakukan jamming session di rumah Aping (drummer). Ketiga personel sepakat membentuk band yang kemudian dilengkapi oleh Ais (keyboardist/synth) dan Jojo (gitaris).
Pada tahun yang sama, The Boxquitos merilis single debut “Under Your Spell”, diikuti oleh single “Cannahanna”. Mereka juga telah merilis EP berjudul “Time & Space” pada tahun 2020, dan beberapa single berikutnya, yaitu “Cause There’s Something That is Going on Between Me and You All the Time” (2021), “What a Rush?!” (2023), dan “Evil Tower” (2024). Ke depannya, mereka berencana merilis album penuh pada tahun 2025.
The Boxquitos terus berupaya memperkenalkan genre psychedelic yang masih cukup niche di Indonesia dan berharap agar karakteristik musik mereka semakin diterima oleh penikmat musik di Indonesia secara lebih luas.