New Tracks
The Swinging Terror, Merilis Lagu “Halo Sunshine”
Lagu Yang Ringan dan Mudah Dinyanyikan Oleh Siapapun.
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2022/04/The_swinging_terror-1000x600.jpg&description=The Swinging Terror, Merilis Lagu “Halo Sunshine”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
The Swinging Terror adalah proyek musik terbaru dari Bimo Sulaksono yang dikenal sebagai penggebuk drum grup seperti Netral, Dewa19, Ahmad Band, TBK, Juliet, Bonus dan Romeo kembali merilis single terbaru berjudul “Halo Sunshine” pada tanggal 28 Maret 2022 yang lalu di semua platform streaming digital melalui perusahaan rekaman demajors.
Pada single baru ini, The Swinging Terror masih diperkuat oleh David Bayu Danangjaya pada posisi vokal dan Vega Antares, gitaris grup musik VOX. “Keduanya punya kontribusi musik yang pas untuk lagu “Halo Sunshine”. Ekspresi dari dua seniman tersebut yang akan membawa pesan lagu ini sampai kepada khalayak luas,” terang Bimo bersemangat.
Lagu “Halo Sunshine” adalah lagu yang ringan dan mudah untuk dinyanyikan dan didengar oleh semua orang, semua umur. Bimo mengaplikasikan banyak cara produksi sederhana, seperti rekaman drum hanya 2 trek namun mengedepankan kekuatan lagu dan esensi musiknya. “Siapapun penyanyinya, lagu-lagu The Swinging Terror akan selalu bisa dinikmati sepenuh hati dan sepanjang jaman,” ungkap Bimo.
Single “Halo Sunshine” menuturkan filosofi kehidupan, lebih spesifiknya tentang kepercayaan seseorang akan sesuatu yang diyakini. Bimo mempergunakan refleksi sinar matahari sebagai analogi dalam menyampaikan sebuah garis lurus yang tidak pernah luput dari semua orang agar tidak pernah ragu dalam melakukan hal baik.
Single “Halo Sunshine” diciptakan dan diproduksi sendiri oleh Bimo Sulaksono secara “rumahan”. Tidak hanya berhenti di situ, semangat berkarya juga ditunjukan dari penggarapan video lirik yang dibuat sendiri, bermodalkan kamera smartphone dengan konsep Cut-To-Cut mengugus kreativitas editing video musik tahun 90an. “Orang banyak melakukan banyak hal sendirian belakangan ini, saya ikut tertantang agar selalu produktif seperti anak muda yang jauh lebih berbahaya dalam berproduksi”, katanya berseloroh.