Linkin Park : FROM ZERO WORLD TOUR 2025 Baca Infonya Disini×
Connect with us

Photos

Witching Hours #10

Diterbitkan

pada

Rabu, 1 Februari 2017 lalu, Witching Hours #10 sukses diselenggarakan di Vanilla Kitchen, Bandung. Edisi ini sekaligus menjadi edisi terakhir dari seri pertunjukkan musik tersebut, dan diramaikan oleh penampil-penampil folk atau pop akustik, yakni Oscar Lolang, Sky Sucahyo, Pygmy Marmoset (Bali), dan Bin Idris.

Sekitar pukul 19.30, setelah audiens mulai memadati ruangan, acara dibuka oleh penampilan dari singer-songwriter Oscar Lolang yang baru saja merilis single terbarunya berjudul ‘Little Sunny Girl’. Meski pada lagu pertama, ‘Clouds of Jakarta’ ada sedikit masalah pada gitarnya, Oscar tetap tampil prima, seorang diri membawakan nomor-nomor andalan seperti ‘Travellin’ dan tentu saja ‘Eastern Man’. Ia juga membagi sedikit kesan tentang gelaran Witching Hours.

“Sedih juga mendengar Witching Hours ini jadi edisi terakhir. Saya mungkin ini pertama kalinya main di sini, tapi saya tau band-band hebat seperti Kimokal dan Stars & Rabbit pernah tampil di sini,” tutur Oscar.

Tampil kemudian, ada singer-songwriter muda lain yaitu Sky Sucahyo yang ditemani dua rekannya, Mohammad Al-Ghifari pada bass dan Andika Mahesa pada gitar. Seperti selayaknya, Sky juga berhasil menghibur penonton, baik dari lagu-lagunya seperti ‘Tentang Sersan Nurkcholis’, ‘The City and The Prairie’, hingga ‘Lejar’, maupun celotehannya yang menyenangkan. Di waktu itu venue sudah padat oleh penonton yang hadir.

Selanjutnya ada unit asal Bali, Pygmy Marmoset atau Pygmos, yang membuat suasana semakin sejuk. Sebagai penampil dari luar Bandung, Pygmos sukses mendapatkan banyak respon positif dari audiens. Ternyata karya-karyanya, termasuk single andalan ‘Good Morning Zoo’ begitu ditunggu sampai-sampai penonton meminta encore yang langsung dijawab dengan meng-cover ‘Tonight You Belong To Me’.

Sebelum memasuki penampil terakhir, Janwar, sosok yang berada di balik terbentuknya Witching Hours naik ke atas panggung dan menyampaikan sepatah dua patah kata. Beliau mengenang bagaimana awalnya Witching Hours, yang dulu bernama After Hours, adalah tentang kegelisahan atas minimnya ruang tampil bagi musisi yang kala itu gairahnya sedang lesu. Ia juga berharap, meski Witching Hours hanya bisa sampai di sini, namun ke depannya bisa tergantikan oleh semangat yang lebih baru dan baik.

Setelah itu, barulah Bin Idris tampil sebagai sajian pamungkas. Selain repertoar yang berasal dari album debutnya, seperti ‘Dalam Wangi’, ‘Rebahan’, dan ‘Temaran’, ia juga membawakan lagu dari Sigmun, juga cover ‘Where Did You Sleep Last Night?’. Sekitar pukul 23.00, acara pun ditutup dengan manis.

Setelah acara ini, Vanilla akan vakum selama kurang lebih satu tahun untuk melakukan renovasi. Hal ini pula yang menjadi salah satu faktor penting dalam berakhirnya seri Witching Hours. Semoga saja kegiatan ini dapat menginspirasi generasi baru untuk melakukamn berbagai maneuver yang memicu gairah musik Bandung.(Dwi Lukita)

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *