Connect with us

New Albums

After Drop Memulai Perjalanan Barunya Lewat “Forever After”

Profile photo ofArduino

Diterbitkan

pada

After Drop

After Drop, kolektif musik alt-rock asal Jakarta Selatan, akan merilis album debut mereka yang berjudul ‘Forever After’ pada tanggal 22 Mei 2025. “Forever After” adalah album perdana yang memuat sembilan lagu dan menjadi penanda arah musikal serta identitas emosional mereka.

Album ini menggabungkan melodi rock yang dinamis dengan lirik melankolis, mencerminkan nuansa emosional kompleks dari masa muda—penuh gejolak, ketulusan, dan kedalaman hidup.

‘Forever After’ menyatukan beberapa rilisan sebelumnya dari After Drop, termasuk versi akustik dari single debut mereka “Black Star”, rekaman ulang “Unwanted Dream”, serta versi remaster dari “Never Be Like Her” dan “Matches”.

Empat lagu baru ditambahkan, memberikan dimensi baru dan memperkaya narasi tematik album yang berfokus pada patah hati, kehilangan, harapan, dan keberanian untuk bangkit. Gaya musik mereka yang mencakup berbagai genre seperti pop-rock, alt-rock, dan punk-rock, akan memperkuat pengalaman mendengarkan sebagai perjalanan emosional yang tidak monoton.

Band After Drop

Seperti judulnya, ‘Forever After’ melambangkan sebuah permulaan. Ini cerminan awal kehidupan—seperti bab pertama dari sebuah kisah yang akan terus berlanjut. Album ini mengangkat tema tentang menjadi muda dan merasakan segalanya untuk pertama kalinya, dari mencintai sepenuh hati, mengalami kehilangan, meragukan diri sendiri, hingga belajar untuk melepaskan.

Lagu pembuka, “Let You Go”, langsung membawa pendengar pada kenyataan pahit tentang mencintai seseorang yang tidak membalas perasaan yang sama. Vokal Dev yang tajam menyampaikan lirik yang menyayat, dipadukan dengan musik yang justru enerjik, menciptakan kontras menarik antara melodi dan emosi. Lagu ini menggambarkan pengakuan bahwa tidak semua hal bisa diraih dengan perjuangan.

Lanjut ke “Unwanted Dream”, lagu yang sempat dirilis sebagai single di tahun 2022 ini menyuarakan kecemasan akan masa depan. Nuansanya cemas dan menekan, seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Petikan gitar yang gelisah dan vokal penuh keputusasaan menciptakan atmosfer yang menggambarkan rasa takut yang nyata meski berasal dari sesuatu yang tidak nyata.

Track ketiga, “Ways We Couldn’t Have”, membahas tentang kehilangan masa depan yang pernah dirancang bersama seseorang. Lagu ini mempertanyakan makna dari semua kenangan jika akhirnya tidak menuju apa-apa. Di sini, After Drop mengajak pendengar untuk menyelami proses menerima kenyataan dan mengikhlaskan masa lalu.

“Bom Waktu”, lagu pertama mereka dalam bahasa Indonesia, menghadirkan narasi tentang hubungan yang penuh bahaya tapi tetap dipertahankan. Liriknya menggambarkan pasangan yang menyadari bahwa hubungan mereka tidak sehat, tetapi terlalu takut untuk mengakhiri. Dengan irama gitar yang tajam dan vokal yang penuh emosi, lagu ini menunjukkan perkembangan musikalitas band yang semakin matang.

Band After Drop Jakarta

“Matches”, salah satu single yang telah dirilis lebih awal di tahun 2024, menyuarakan pengorbanan total dalam hubungan. Lagu ini seperti teriakan terakhir dalam hubungan yang sudah rapuh, tapi dengan semangat bahwa setiap usaha yang dilakukan tidak sia-sia. Aransemen pop-rock yang riuh mengiringi lirik yang menyakitkan namun tetap penuh cinta.

Di lagu “Sirna”, After Drop berkolaborasi dengan musisi hip-hop R&B, Duffy D. Lagu ini merupakan langkah eksperimental, memadukan melodi rock dengan beat hip-hop yang tidak biasa. Liriknya mengangkat tema tentang perasaan kalah dengan realita hidup, tentang harapan yang terasa seperti kemewahan di dunia yang keras. “Sirna” memperlihatkan keberanian After Drop untuk keluar dari zona aman mereka.

“Never Be Like Her”, track ketujuh dalam album ini, menyuarakan rasa tidak aman dan keinginan untuk menjadi sosok yang tak tergantikan di mata pasangan. Lagu ini menggambarkan pergulatan batin yang sering dialami dalam hubungan romantis, terutama ketika bayangan masa lalu masih menghantui.

Versi akustik dari “Black Star” menjadi bentuk baru dari kemarahan dan kekecewaan yang pernah mereka nyanyikan di versi aslinya. Kali ini dengan aransemen yang lebih sunyi dan vokal yang lebih muram, lagu tersebut terasa lebih intim dan reflektif.

Album ditutup dengan “Forgive Me”, lagu yang mengangkat rasa penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki hubungan yang telah hancur. Musik alt-rock yang menghujam menjadi latar bagi pengakuan dan permohonan maaf yang jujur, menjadikan lagu ini sebagai penutup yang emosional dan kuat.

“Album ini menggabungkan melodi rock yang dinamis dengan lirik melankolis”

Melalui ‘Forever After’, After Drop merangkum berbagai rasa dalam satu paket: rasa sakit, cinta, kehilangan, harapan, dan pertumbuhan. Mereka tidak hanya menyajikan karya, tetapi juga pengalaman hidup yang jujur dan tanpa filter.

Album ini menjadi suara dari generasi yang merasakan segalanya secara intens, namun tetap berusaha untuk bangkit setelah jatuh. After Drop menunjukkan bahwa menjadi muda memang menyakitkan, tetapi juga sangat berarti.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *