Arcade Fire Umumkan Album Baru Dan Luncurkan Video Musik “Year of The Snake”

Setelah dua tahun menyepi pasca kontroversi tuduhan pelecehan seksual terhadap vokalis Win Butler, Arcade Fire akhirnya kembali ke panggung musik dengan mengumumkan album studio ketujuh berjudul ‘Pink Elephant’. Album yang dijadwalkan rilis pada 9 Mei 2024 melalui Columbia Records ini dibuka dengan single “Year of the Snake” yang sudah dilengkapi video musik penuh metafora visual.

Kabar ini langsung memicu reaksi beragam dari penggemar, terutama karena album ini menjadi yang pertama sejak empat perempuan mengaku mengalami pelecehan oleh Win Butler antara 2016-2020 — tuduhan yang hingga kini masih dibantah oleh Butler melalui tim kuasa hukumnya.

Dalam konferensi pers virtual, manajemen band menekankan bahwa ‘Pink Elephant’ adalah “proyek penyembuhan” yang merekam perjalanan emosional anggota grup selama menghadapi badai kontroversi.

Album ini juga menandai era baru formasi Arcade Fire setelah hengkangnya Will Butler (adik Win) pada April 2022 — sebuah keputusan yang disebutnya sebagai “perpisahan damai untuk fokus pada keluarga”, jauh sebelum skandal sang kakak terkuak. Kini, grup yang berbasis di Montreal ini diisi oleh Win Butler, Régine Chassagne (istri Win), serta tiga anggota pendiri lainnya.

Proses kreatif Pink Elephant diklaim sebagai yang paling personal. Win dan Régine, yang juga bertindak sebagai produser utama, menggandeng musisi sekaligus produser pemenang Grammy, Daniel Lanois. Mereka merekam seluruh materi di Good News Recording Studio, fasilitas milik pribadi pasangan ini di New Orleans.

“Kami ingin menciptakan ruang aman untuk bereksperimen dengan suara yang lebih organik, jauh dari hiruk-pikuk industri,” tutur Régine dalam wawancara eksklusif dengan majalah Rolling Stone.

Tak hanya merilis musik, Arcade Fire juga meluncurkan aplikasi Circle of Trust sebagai bentuk inovasi interaksi dengan penggemar. Aplikasi ini menyediakan akses ke merchandise terbatas, tiket konser pre-sale, serta podcast Santa Pirata Radio yang mengungkap cerita di balik layar pembuatan album.

Salah satu daya tariknya adalah lagu eksklusif “Cars and Telephones” — komposisi lawas Win yang pernah ia mainkan untuk Régine pada masa awal hubungan mereka. “Ini seperti kapsul waktu yang membawa kami kembali ke esensi awal bermusik,” ujar Régine.

Respons publik terhadap kembalinya Arcade Fire masih terbelah. Sebagian penggemar menyambut gembira dengan tagar #PinkElephantEra yang trending di Twitter, sementara aktivis hak perempuan menuntut pertanggungjawaban Win Butler sebelum mendukung karya terbarunya.

“Seni dan moralitas harus berjalan beriringan. Kita tidak bisa mengabaikan suara korban hanya karena nostalgia akan musik bagus,” kritik Lena Park, salah satu koordinator gerakan #MuteAbusers.

Di tengah kontroversi, kalangan kritikus musik mulai melirik “Year of the Snake” sebagai potensi masterpiece. Lagu bergenre art-rock dengan dentuman synth tahun 80-an ini dianggap sebagai refleksi gelap atas konsekuensi ketenaran. Video musiknya yang disutradarai oleh pembuat film avant-garde, Hiro Murai, dipenuhi simbolisme tentang kejatuhan dan penebusan.

Sementara itu, pihak Columbia Records tetap yakin dengan kesuksesan komersial Pink Elephant. “Sejarah membuktikan bahwa musik berkualitas bisa berbicara sendiri. Kami fokus pada dukungan penuh untuk proses kreatif artis,” tegas CEO label tersebut, Ron Perry. Rencana tur dunia telah disusun, meski belum diumumkan secara resmi karena pertimbangan keamanan dan protokol etika.

Sebagai grup yang pernah memenangkan Grammy dan dinobatkan sebagai “Penyelamat Rock” oleh NME, langkah Arcade Fire ke depan akan menjadi ujian nyata bagi rekonsiliasi antara seni, etika, dan loyalitas penggemar. Album ‘Pink Elephant’ adalah titik balik yang menentukan apakah cahaya panggung masih sanggup menerangi bayang-bayang masa lalu.