Connect with us

International

“Brushstrokes Of Reunion” – Single Tribute Untuk The Waterboys & R.E.M Dari Manic Street Preachers

Profile photo ofigoy

Diterbitkan

pada

Manic Street Preachers
Photo by Alex Lek / manicstreetpreachers.com

Band legendaris asal Inggris, Manic Street Preachers merilis single terbaru yang berjudul “Brushstrokes Of Reunion”. Lagu ini memiliki nuansa kontemplatif dan merupakan bagian dari album ke-15 bertajuk ‘Critical Thinking’ yang dijadwalkan rilis pada 14 Februari setelah mengalami penundaan karena masalah produksi. Sembari menghadirkan kilas balik ke masa awal perjalanan musik mereka, lagu ini juga menjadi bentuk penghormatan kepada dua ikon besar: The Waterboys dan R.E.M.

Dalam penjelasannya, Manic Street Preachers mengungkap bahwa lagu tersebut mengadopsi “atmosfer musikal The Waterboys pada masa keemasannya, terutama intensitas ‘Rags’, lalu dikolaborasikan dengan energi khas R.E.M. dari ‘Life’s Rich Pageant’ serta dentuman khas mereka sendiri”.

Dari sisi lirik, karya ini menggali “keindahan hipnotis sebuah lukisan” sebagai metafora untuk membingkai kisah abstrak tentang memori dan jejak yang ditinggalkan orang tercinta.

Selain meluncurkan single, Manic Street Preachers juga merilis video musik sebagai pendamping dari single terbarunya itu. Dengan arahan sutradara Kieran Evans, video musik lagu ini menyajikan estetika visual yang harmonis dengan pesan tersembunyi di balik lirik. Sebagai penerus ‘People Ruin Paintings’, single terbaru ini melanjutkan kecaman band terhadap “degradasi kebenaran” sebagai masalah sosial yang terus menggerogoti zaman.

Manic Street Preachers Band

Manic Street Preachers / Photo by Alex Lek

Album ‘Critical Thinking’ disebut sebagai karya yang memadukan unsur-unsur berlawanan, berusaha menemukan titik temu melalui proses dialog ide.

Dalam wawancara dengan NME, Nicky Wire, bassis dan penulis lirik menjelaskan bahwa meskipun musik di album ini dikonsep penuh energi, liriknya justru berfokus pada evaluasi terhadap kepribadian diri. Kecuali untuk tiga lagu yang ditulis James Dean Bradfield, yang menurut Wire mengeksplorasi jawaban atas pertanyaan hidup melalui sudut pandang manusia, memori, komunikasi, dan nilai-nilai yang dipegang.

Proses rekaman album dilakukan dengan dua metode: sebagian lagu direkam secara terpisah, sementara lainnya diambil dari sesi live seperti penampilan panggung.

Setiap lagu membahas konflik internal – kajian atas keraguan dan ketidakpercayaan. Ini dimulai dari introspeksi diri, lalu berkembang ke isu yang lebih luas,” jelas Wire.

Di akhir wawancara, Nicky Wire (bassis) berbagi pengalamannya berkarir di band selama bertahun-tahun: “Setelah sekian lama bermusik bersama, kami lebih mengandalkan insting dalam berkomunikasi. Kami telah melewati berbagai fase dan akhirnya bisa menciptakan musik dengan cara yang lebih alami.”

YouTube Video
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *