Connect with us

New Tracks

Chingkrank Holiday Hadirkan “Fana”, Menggugah Semangat Melalui Lirik Dan Energi Pop Punk

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Chingkrank Holiday

Trio pop-punk asal Jakarta, Chingkrank Holiday, kembali menyapa penggemar dengan single teranyar berjudul “Fana”, dirilis secara global melalui Burntheleaf Records. Setelah sukses dengan “Pinned!” yang diluncurkan tahun lalu, lagu ini menjadi bukti kedewasaan musikal mereka—menjembatani energi khas pop-punk dengan lirik filosofis tentang ketahanan hidup.

Fana Chingkrank HolidayLagu ini kami buat sebagai pengingat bagi kita semua bahwa, apa pun yang terjadi dalam hidup, waktu akan terus bergerak maju, dan setiap hari baru membawa kesempatan baru. ‘Fana’ dalam lagu ini bukan berarti harapan sirna, melainkan waktu yang terus berjalan mengarahkan kita menuju hal-hal yang lebih baik,” ujar Bigart, drummer sekaligus penulis utama “Fana”.

Dalam lagu ini, trio asal Indonesia tersebut menggali tema universal tentang harapan dan waktu. Lirik seperti “Percayalah waktu kan buktikan / Segala cara yang t’lah kau coba” menjadi mantra penyemangat bagi mereka yang terpuruk, sementara frase “Semua abadi, yang fana hanya waktu” mengajak pendengar merenungi esensi perjuangan.

Sebagai band yang terbentuk sejak 2009, Chingkrank Holiday—beranggotakan Akbar (bass, vokal), Hary (gitar, backing vokal), dan Bigart (drum, backing vokal)—telah melalui berbagai fase dalam karier musik mereka.

Dari awal yang sederhana dengan manggung di garasi hingga tampil di festival besar, mereka konsisten mempertahankan ciri khas: riff gitar yang menggigit, ritme drum bertenaga, dan lirik yang mengajak pendengar berpikir.

“Fana” menjadi titik balik di mana mereka menggabungkan kedalaman tema dengan komposisi yang lebih matang. “Kami tidak ingin terjebak dalam nostalgia pop-punk 2000-an. Di lagu ini, ada elemen dinamika yang lebih kompleks, seperti perubahan tempo di bridge dan harmonisasi vokal yang lebih kaya,” jelas Hary.

Proses kreatif “Fana” disebutkan sebagai kolaborasi intensif antar anggota. Bigart mengungkapkan bahwa groove drum di intro terinspirasi oleh detak jantung manusia—lambat di awal, kemudian semakin kencang seiring berkembangnya lagu. “Ini metafora dari perjuangan: mulai dari ragu, lalu bangkit, hingga akhirnya meledak,” tambahnya.

Chingkrank Holiday Band

Lagu ini juga mendapat sentuhan produksi yang apik. Rekaman dilakukan di studio milik Burntheleaf Records, dengan mixing yang menjaga nuansa “live performance” khas band. Dari sisi lirik, “Fana” adalah lagu yang patut dipuji karena kemampuannya menyampaikan pesan berat dengan bahasa sederhana.

Lagu ini memainkan kontras antara kesederhanaan dan kompleksitas. Di satu sisi, struktur lagu pop-punk klasik membuatnya mudah dicerna. Di sisi lain, dinamika yang tertata rapi—seperti transisi dari bridge bertempo lambat ke solo gitar yang agresif—menunjukkan kedalaman musikalitas trio ini. Elemen elektronik halus di bagian awal lagu menambah dimensi tanpa mengaburkan identitas genre.

Liriknya adalah puncak dari karya ini. Chingkrank Holiday berhasil mengemas pesan eksistensial tentang waktu dan harapan ke dalam kalimat-kalimat yang relatable. Di tengah dominasi lagu pop-punk bertema cinta remaja, “Fana” terasa seperti oase—menawarkan kedalaman tanpa kehilangan energi.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *