New Albums
Dari Toxic ke Penerimaan, Stereowall Buka Luka Dan Harapan Lewat Album “Asing”

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/05/Stereowall.jpg&description=Dari Toxic ke Penerimaan, Stereowall Buka Luka Dan Harapan Lewat Album “Asing”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Setelah sukses meluncurkan album perdana ‘Prologue’ pada 2023 dan menorehkan sejarah melalui EP ‘Never Ending Drama’ (2016) serta sejumlah single, Stereowall — band alternatif rock dari Jakarta, kini kembali dengan album kedua mereka yang berjudul ‘Asing’. Album ini resmi dirilis pada 30 April 2025 dan dapat didengarkan di semua platform musik digital atau di tautan ini.
Dibentuk pada 16 September 2012, band yang terdiri dari Cynantia Pratita (vokal), Rama Mayristha (gitar), Usay (gitar), Ramadhan Satria (bass), dan Reiner (keyboard/synth) ini mengusung konsep yang lebih personal dan berani, menjadikan ‘Asing’ sebagai cerminan kedewasaan musikal setelah 13 tahun berkarya.
‘Asing’ dihadirkan sebagai eksperimen tematik dan musikal yang intens, mengangkat narasi tentang pelepasan diri dari hubungan tidak sehat — baik dalam percintaan, persahabatan, maupun dinamika sosial. Melalui lirik yang blak-blakan dan aransemen eksplosif, album ini merekam perjalanan emosional kompleks: mulai dari luka, kemarahan, kegelisahan, hingga titik terang penerimaan.
Tujuh lagu di dalamnya disusun bak babak dalam novel, dengan enam lagu berbahasa Indonesia dan satu lagu berbahasa Inggris. Hal ini menegaskan identitas lokal yang kental sekaligus menjadi rilisan dengan porsi bahasa Indonesia terbanyak sepanjang karier Stereowall.
Tiga single — “E.M.O”, “Sabotase Jiwa”, dan “Terjebak Imajinasi” — telah lebih dulu dirilis sepanjang 2024, memicu antisipasi di kalangan penggemar lewat cuplikan lirik provokatif yang diunggah di media sosial. Namun, puncak cerita album terangkum dalam lagu utama “Asing”, yang sekaligus menjadi tajuk dari album ini.
Dengan lirik yang tajam seperti “Kau buat hitam putih begitu saja / Gelap kita berbeda, terang kita tak sama”, lagu ini menggambarkan momen epifani saat seseorang menyadari absurditas mempertahankan hubungan yang hanya menyisakan rasa sakit. Video musiknya, yang dibintangi oleh Cynantia Pratita, menampilkan visual kontras antara dunia yang penuh warna yang perlahan-lahan menjadi kelam, merepresentasikan peralihan dari ilusi menuju kenyataan yang pahit.
Tak kalah kuat, tiga lagu baru lainnya melengkapi narasi album ini. “Cedera Abadi” menjadi trek paling gelap dengan lirik yang eksplosif tentang luka mental yang tak terlihat namun abadi. “Berjalan Pada Instruksi” menyuarakan kritik sosial terhadap tekanan hidup di kota melalui distorsi gitar yang garang dan sampel suara kereta bawah tanah Jakarta, menyoroti absurditas rutinitas yang membelenggu.
Sementara “Haru Senyap” hadir sebagai balada yang sendu, dipersembahkan untuk mereka yang telah pergi. Lirik seperti “Ku berjalan perlahan / Menikmati kesunyian” menjadi penutup yang reflektif, menandai fase penerimaan dengan damai.
Dari segi produksi, album ‘Asing’ menampilkan kolaborasi yang menarik antara energi rock alternatif klasik khas Stereowall dan sentuhan elektronik serta synth yang lebih dominan.
Aransemen yang dinamis, dipadukan dengan kekuatan vokal emosional Cynantia, menciptakan atmosfer musikal yang menggigit namun tetap intim. Hal ini terasa sangat jelas dalam lagu “Sabotase Jiwa”, yang menggabungkan riff gitar agresif dengan melodi synth yang melankolis, serta “Terjebak Imajinasi”, yang mengeksplorasi dinamika tempo untuk menggambarkan gejolak batin.
Sebagai album yang dirilis tepat di tahun ke-13 perjalanan band, ‘Asing’ dianggap sebagai karya paling personal dan ekspresif dari Stereowall. Pendekatan lirik yang jujur dan produksi yang tanpa kompromi mencerminkan kematangan mereka, tidak hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai penutur kisah.
Dengan total durasi 18 menit, ‘Asing’ menawarkan pengalaman mendengar yang padat dan intens. Album ini tidak hanya menjadi milestones bagi Stereowall, tetapi juga bukti bahwa rock alternatif Indonesia terus berevolusi dengan suara yang relevan dan berani.
Sudah tersedia di Spotify, Apple Music, dan seluruh platform streaming, ‘Asing’ mengajak pendengar untuk menyelami labirin emosi manusia — dari kegelapan menuju cahaya — melalui tujuh lagu yang tak akan mudah terlupakan.