Linkin Park : FROM ZERO WORLD TOUR 2025 Baca Infonya Disini×
Connect with us

New Tracks

Dipha Barus Luncurkan “Rima Raga”, Berkolaborasi Dengan Kunto Aji Dan The Adams

Diterbitkan

pada

Rima Raga

Dipha Barus telah menunjukkan transformasi signifikan dalam kariernya sebagai DJ dan produser musik, berpindah dari menciptakan anthem pesta menjadi karya yang berbeda. Eksplorasinya yang terbaru menggunakan bahasa Indonesia, serta melibatkan kolaborator seperti band dan solois, menjadi medium refleksi kehidupan yang ia alami. Semua ini terwujud dalam single baru berjudul “Rima Raga”, yang dirilis pada 15 November 2024 dan menampilkan Kunto Aji, The Adams, dan gitaris Swellow, Andi “Idam” Fauzi.

Dipha Barus Rima Raga“Rima Raga” merupakan karya perdana Dipha sebagai artis utama sejak merilis “Keep It Hush” pada 2021. Single ini bukan hanya hasil eksplorasi musikal, tetapi juga refleksi dari perjalanan emosional Dipha setelah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.

Pada 2023, Dipha mengalami masalah psikologis yang membuatnya harus menjalani terapi intensif. Dalam masa yang sulit ini, ia menghadapi kondisi “gelap” yang membawanya hampir ke batas delirium. Di tengah pergulatan batinnya, ia menemukan kesadaran baru yang akhirnya dituangkan dalam bentuk lirik dan melodi dalam “Rima Raga”.

Setelah kembali dari salah satu sesi terapinya, Dipha mulai menulis pengalaman-pengalaman tersebut dalam jurnal, yang tanpa disadari terbentuk seperti lirik lagu. “Itu hari ‘gelap’ gue,” kata Dipha. “Sepulang dari psikiater, gue inget banget rasanya kayak gimana. Psikiater gue bilang coba journaling aja. Lagu ini adalah journaling gue.” Proses ini membuka jalan baginya untuk mengemas pengalaman pribadinya menjadi sebuah karya musik.

Dipha merasa Kunto Aji adalah kolaborator yang tepat untuk menyuarakan lagu ini, dan dengan cepat Kunto menyetujui ajakan tersebut. Dalam sesi workshop mereka, keduanya membangun lirik secara bersama untuk memastikan pesan pribadi Dipha tersampaikan secara autentik.

Aku ingin lagu ini benar-benar merepresentasikan apa yang dirasakan Dipha,” ujar Kunto Aji. Ia menambahkan bahwa mereka menghabiskan waktu berbicara panjang lebar agar semua emosi yang dirasakan Dipha dapat ditransfer ke dalam lirik secara jujur dan kuat.

Untuk memperkaya dimensi musikal “Rima Raga”, Dipha juga menggandeng gitaris Idam dari Swellow dan vokalis The Adams. Setiap kolaborator ini membawa warna musik yang berbeda, menyatukan gaya yang kontras untuk menghasilkan nuansa unik.

Dipha menjelaskan bahwa vokal The Adams menambah kekuatan emosi yang dirasakan dalam lagu ini, terutama melalui teriakan terakhir yang diisi oleh Ale dari The Adams, yang melambangkan tekanan dan pergulatan perasaan yang sering tidak dapat diungkapkan secara terbuka.

The Adams melihat keterlibatan mereka sebagai kesempatan untuk memberikan dampak positif kepada para pendengar, seperti yang dikatakan oleh Saleh Husein, salah satu anggota band tersebut.

Kami ada di wilayah kesenian. Karya yang kami rilis bukan obat, tapi mungkin bisa menjadi ‘nutrisi.’ Musik bisa memberikan harapan, dan semoga memiliki dampak positif untuk pendengarnya,” ungkap Saleh. Mereka memandang musik sebagai medium untuk katarsis, baik bagi pencipta maupun pendengarnya.

Dipha Barus

Lirik “Rima Raga” yang ditulis oleh Dipha dan Kunto Aji menyampaikan pesan afirmatif tentang menerima diri sendiri. Penggalan lirik seperti “Di antara suka duka, di sanalah aku berada”, dan “Duka lara juga asa kuindahkan apa adanya” mengekspresikan bagaimana Dipha berusaha menerima seluruh pengalaman hidupnya—baik suka maupun duka—sebagai bagian dari perjalanan yang memperkaya kehidupan.

Setelah menyelesaikan proses produksi, Dipha mengungkapkan kegembiraannya. “Setelah sekian lama, gue merasakan kembali antusias yang besar dengan proses produksi musik dan senang banget saat selesai,” katanya. Rasa puas ini mencerminkan proses penyembuhan emosionalnya sekaligus kegembiraan atas hasil karya yang dihasilkan.

“Rima Raga” dirilis melalui label Pon Your Tone, yang didirikan oleh Dipha. Proses mixing lagu ini dikerjakan oleh Jonathan Pardede, sedangkan masteringnya dilakukan oleh Sam John dari Precise Mastering. Video musiknya digarap oleh sutradara Anggun Priambodo dan Moses Sihombing, yang berhasil menangkap emosi terdalam yang terdapat dalam lagu tersebut.

Single ini menandakan perjalanan baru bagi Dipha Barus, baik secara personal maupun profesional, dengan menghadirkan eksplorasi musikal yang tidak hanya memperkaya musik Indonesia, tetapi juga memberikan ruang bagi pendengar untuk merasakan refleksi kehidupan yang dipenuhi keberanian dan kejujuran.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *