Connect with us

Dipublikasikan

pada

Kelompok musik The Adams merilis video musik “Esok” yang diambil dari album mutakhirnya “Agterplass” (Belakang Teras Records, 2019) pada Jumat, 18 September 2020. Disutradarai oleh Gigih Suryo Prayogo –yang juga penabuh drum dari kuintet ini– video musik “Esok” menyajikan banyak eksperimentasi warna dan cahaya yang direkam dengan cara tidak biasa.

Berdurasi lima menit, video musik bernuansa gelap ini dibuka dengan kelebat warna warni mencolok di 15 detik pertama. Memasuki ketukan drum di lagu, secara berurutan para personel tampil memaikan instumen masing-masing dengan set yang dibuat berbeda-beda. Mereka tampil dengan balutan cahaya yang kontras dengan latar gelap. Glow in the dark.

Gambar yang diambil seolah berputar memunculkan kesan dreamy. Berkelindan dengan “Esok” yang memang punya tempo relatif kalem dengan sound mengawang. Perpaduan slow, normal, dan fast motion di beberapa bagian klip semakin menegaskan kesan ini.

Tembakkan cahaya menjadi lebih rancak saat bagian solo terdengar. Sejak menit kedua, selama 60 detik, “Esok” memamerkakan pendar cahaya yang masif dengan gerak kamera yang semakin cepat mengambil gambar. Gigih juga menumpuk gambar wide dan close-up di bagian ini. Membubuhkan citra psikadelia yang cukup pekat.

Trik yang sama kemudian digunakan di 40 detik terakhir. Saat musik berhenti dan hanya menyisakan harmonisasi vokal lima suara khas The Adams yang bertutur: “Menatap hari esok yang baru”. Epik!

Menurut Gigih, ide untuk klip ini tercetus begitu saja. Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimulai Maret lalu, minat kreatifnya justru semakin membuncah. Beragam hal ia kerjakan, beragam ide pula muncul. Salah satunya ide klip “Esok” ini. Dibahas di grup WhatsApp The Adams, semua personel pun sepakat.

Tapi ide ini tak begitu saja bisa dieksekusi. Selain pergerakan yang terbatas imbas PSBB, Gigih juga perlu riset dan mempersiapkan properti untuk menyajikan kejutan yang dia tampilkan di klip ini. Dibantu oleh sejumlah penata artistik, desainer, dan pelukis, persiapan awal ini memakan waktu sekitar tiga bulan.

“Propertinya dibikin nyicil antara Maret sampai Juni. Karena untuk menimbulkan warna dalam gelap dengan lampu UV itu perlu menggunakan cat khusus. Baju gue tes dulu bahannya. Gue juga riset tentang UV, apakah aman buat shooting berikut warna turunnnya. Juni kelar, Juli baru shooting,” kata Gigih menjelaskan.

Dengan panjangnya persiapan dan riset ini, tak heran kalau kemudian klip “Esok” lekat dengan banyak eksperimentasi seni. Dia memadukan proyeksi mapping, detil dan kejelian pada pembuatan properti, hingga lukisan yang semuanya berpadu menjadi deretan gambar bergerak yang solid.

Menyiasati Covid-19, shooting dilakukan bergantian. Membuat tim produksi dan personel The Adams tidak harus berada di satu tempat dalam waktu bersamaan. Ini menjadi salah satu keunikan sekaligus tantangan sendiri yang dialami The Adams dalam proses penggarapan klip yang dihelat di Studio Teras Belakang ini.

“Jadi hari ini shooting, selang sehari baru kita shooting lagi untuk personel yang lain. Karena sebelumnya kita ngatur buat set-nya,” ucap Gigih.

Bukan tanpa alasan setiap personel diberi set berbeda. Selain membawa kembali kesan pesta rilis “Agterplaas” setahun ke belakang ke dalam sebuah klip, set ini juga menggambarkan karakter masing-masing personel. Untuk diketahui, pada acara di Studio Palem, Kemang 2019 lalu itu, lima personel The Adams tampil pada lima panggung berbeda dengan lay out yang berbeda pula.

Alasan yang sama juga disematkan untuk teknik pengambilan gambar yang bertumpu pada gerakan kamera. “Kameranya yang bergerak terus, sementara personel biar jadi karakternya masing-masing,” kata Gigih melanjutkan.

Adapun klip “Esok”, bertutur tentang hidup. Pengambilan gambar yang berputar searah jarum jam serupa simbol dari dunia yang berputar. Gelap, dirasa cocok dengan kondisi pandemi saat ini. Tapi di setiap gelap, ada pendar cahaya yang selalu menyala. Dia adalah kabar suka cita yang sudah saatnya diserukan pada dunia. (irfanpopish)

 

VIDEO CREDITS
Sutradara
: Gigih Suryo Prayogo
Produser : The Adams
Produser Pelaksana : Mohamad Awaludin Syafri
Pengawas Produksi : Saleh Husein
Penata Kamera : Unggul Mahadi Setiadi, Erlangga, Gigih Suryo Prayogo
Pengawal Kamera : Ryan Hardian Rusli
Penata Artistik : Al Kautsar Eddy Jakoeb, Jacobus Dimas, Silvia Diah Cipi, Iman Setiawan
Desainer : Kemal Reza Gibran
Pelukis : Yudhistira Dwi Prabowo S, Fajri Nikola Rialdi
Penyunting Gambar : Muhammad Aulia Yusuf
Penata Musik : Ario Hendarwan, Arief Rinaldi
Penata Suara : Pandu Fuzztoni
Pembantu Umum : Bagus Abimanyu, Nunu Nugraha

Terima kasih kepada : Oscar, Iqbal, Nala Satmowi, Fandi Wirahadi Setiadi
Didukung oleh : Belakang Teras Records, Studio Teras Belakang, Mampanginc

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *