Connect with us

New Tracks

Eksplorasi Emosi Dalam Maxi-Single Terbaru Dari Conversation Without Talk

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Conversation Without Talk

Beberapa kenangan dalam hidup tak benar-benar hilang, mereka hanya bersembunyi, entah di tengah riuh hujan, di balik pojok ingatan yang tak disentuh, atau di depan minimarket yang biasa saja tapi diam-diam menyimpan momen tak tergantikan.

Gagasan ini menjadi napas dari maxi-single terbaru milik Conversation Without Talk, unit Midwest emo asal Bintaro yang kembali mengangkat luka dan kehilangan ke permukaan. Berjudul “The night where we hide from the rain in front of minimarket”, rilisan ini terdiri dari dua track yang sama-sama menggali sisi terdalam dari rasa ditinggalkan.

Grup ini diperkuat oleh Denny (vokal, gitar), Fadilah (gitar), Adnan (bass), dan Gary (drum). Sejak debut mereka lewat single “The last thing i remember was being left behind” yang dirilis pada 2024, kuartet ini dikenal menyajikan emosi mentah tanpa filter, dan karya teranyar mereka melanjutkan tradisi itu, kali ini dengan lebih dalam, lebih kelam, dan lebih reflektif.

Track pembuka yang juga menjadi judul utama maxi-single, “The night where we hide from the rain in front of minimarket”, menceritakan penyesalan yang muncul dari keberanian yang tak pernah sempat hadir. Lagu ini menggambarkan seseorang yang melewatkan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan pada orang yang ia sukai.

Momen itu lewat begitu saja, terkubur dalam suara hujan, hanya menyisakan penyesalan. Dibungkus dalam instrumen yang jangly dan melodius, gitar yang bergetar, drum dengan hentakan tak terduga, bass yang mengalir, dan vokal yang jujur tanpa pretensi, lagu ini terasa seperti pelukan dingin dari malam yang basah dan lembab.

Conversation Without Talk

Sementara itu, track kedua “Your photo’s still pinned on my wall” membawa pendengar ke ranah emosional yang lebih gelap dan personal. Jika lagu pertama berbicara tentang cinta yang tak terucap, lagu ini menyentuh sisi kehilangan yang lebih universal: tentang seorang anak yang harus menghadapi hidup tanpa kehadiran orang tua asuhnya.

Dengan pendekatan ambient yang suram dan ruang kosong dalam aransemen, lagu ini dibuka dengan kehampaan dan bergerak perlahan menuju ledakan emosional yang klimaks. Gitar melankolis dan vokal yang kadang nyaris berbisik, kadang memekik, membawa pendengar menyusuri lorong kenangan yang penuh luka.

Produksi maxi-single ini digarap oleh Bhagas Anuraga yang juga menyediakan ruang rekaman untuk instrumennya. Proses rekaman dimulai pada 28 Maret 2025 dan dirilis secara mandiri oleh band ini pada 12 Mei 2025.

Dengan merilisnya secara independen, Conversation Without Talk menunjukkan bahwa karya jujur tak perlu melalui banyak pintu untuk bisa sampai ke telinga yang tepat.

Melalui dua lagu dalam maxi-single ini, Conversation Without Talk menyampaikan satu pesan sederhana namun menohok: bahwa dalam banyak hal, diam bisa lebih menyakitkan daripada penolakan, dan kehilangan selalu menyisakan ruang kosong yang tak bisa diisi oleh apa pun selain kenangan yang tak akan kembali.

Musik mereka menjadi medium untuk mereka yang pernah kehilangan, yang masih memendam, atau yang hanya ingin merasa tidak sendiri dalam keheningan.

The night where we hide from the rain in front of minimarket” kini telah tersedia di seluruh platform streaming digital.

Bagi mereka yang menyimpan luka di balik senyum, atau pernah berdiri sendiri di bawah hujan, maxi-single ini adalah pengakuan, pelarian, dan pengingat bahwa perasaan paling sunyi pun pantas untuk didengar.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *