Connect with us

New Albums

Enitine Luncurkan Debut EP Penuh Kegelisahan Bertajuk ‘nightmare blunt rotation’

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Enitine

Enitine, band emo berbasis di Malang, resmi merilis EP debut mereka, ‘nightmare blunt rotation‘, pada hari ini. Karya pertama yang terdiri dari empat lagu ini telah tersedia di seluruh platform streaming digital, termasuk Spotify, Apple Music, Bandcamp, dan YouTube.

Dibentuk awal 2024, Enitine mulai mencuri perhatian melalui single perdana “Blunt Trauma” yang dirilis April lalu. Kini, lagu tersebut menjadi bagian dari EP yang menawarkan perpaduan antara nuansa emo klasik dengan sentuhan modern, dipadu karakter gitar “twinkly” yang energik.

Enitine, yang beranggotakan Kent Hisham Athhar (vokal/gitar), Farhan (gitar), Muhammad Rafi Pratama (bass), dan Jibril (drum), mengusung aliran 5th wave emo—generasi terbaru musik emo yang mengolah elemen post-rock, math-rock, dan eksperimen sonik.

Enitine Nightmare Blunt RotationMenurut Kent, vokalis sekaligus penulis lirik, EP ini dirancang sebagai perjalanan emosional yang intens. “Kami ingin pendengar tidak hanya merasakan kedalaman lirik, tapi juga menemukan perspektif baru tentang bagaimana musik emo bisa berevolusi,” ujarnya.

Tema utama ‘nightmare blunt rotation’ berpusat pada pergulatan batin antara berdamai dengan kesalahan masa lalu atau terus melawannya. Setiap lagu, menurut Kent, adalah cerminan dari perjuangan personal, terutama terkait hubungan tidak sehat dan jerat kecanduan.

Ini tentang bagaimana keputusan-keputusan kelam membentuk diri kita, sekaligus pertanyaan apakah kita mampu memaafkan diri sendiri,” jelasnya.

Pengalaman pribadi Kent menjadi tulang punggung lirik, termasuk fase di mana ia merasa terasing dari dirinya sendiri. “Ketika kita kehilangan koneksi dengan diri sendiri, di situlah kita paling menyadari bahwa manusia itu rapuh,” tambahnya.

EP ini dibuka dengan “Lake For Swans” dan “Alice”, dua lagu yang mengisahkan perjalanan seorang mantan pecandu untuk lepas dari jerat narkoba. “Alice” secara metaforis terinspirasi dari vokalis Alice in Chains, Layne Staley, yang meninggal akibat overdosis pada 2002.

Sementara dua lagu penutup, “Blunt Trauma” dan “Me vs The Killing Comfort”, menyoroti dinamika hubungan toksik. “Blunt Trauma” terinspirasi dari film Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004) yang mengusung ide penghapusan memori, sedangkan lagu penutup menggambarkan siklus destruktif bertahan dalam hubungan yang merugikan.

Judul EP, ‘nightmare blunt rotation’, diambil dari istilah slang tentang kebiasaan menghisap blunt (rokok ganja) dalam situasi sosial yang canggung untuk meredakan kecemasan. Enitine menggunakan frasa ini sebagai metafora atas kontras antara keinginan untuk melarikan diri dari masalah dengan realita yang justru semakin menggerogoti. “Ini seperti upaya pelarian yang justru memperparah luka,” ujar Kent menjelaskan.

Band Enitine

Proses kreatif EP ini rampung dalam waktu relatif singkat. Penulisan dan aransemen selesai pada Agustus 2024, sementara rekaman dilakukan di Haum Studio, Malang, dari September hingga Oktober 2024.

Setiap lagu direkam dalam 5-6 jam, dengan mixing dan mastering ditangani Axel Kevin dari Haum Studio hingga Januari 2025. Menurut Rafi, bassis Enitine, mereka banyak terinspirasi dari band seperti Old Gray, Foxtails, dan Mom Jeans. “Kami menyukai cara mereka meramu emosi mentah dengan kompleksitas instrumental,” ungkapnya.

Di balik layar, Enitine memasukkan sejumlah elemen eksperimental. Kent menyebut penggunaan reverb dan delay berlebih pada “Lake For Swans” untuk menciptakan atmosfer mistis, sementara distorsi bass pada “Me vs The Killing Comfort” sengaja dibuat kasar untuk mencerminkan kekacauan emosi. “Kami ingin setiap lagu tidak hanya didengar, tapi dirasakan secara fisik,” tegasnya.

Ke depan, Enitine menegaskan tidak ingin terkotak dalam satu genre. “Emo adalah akar kami, tapi eksperimen akan selalu jadi bagian dari proses kreatif,” tutup Kent.

EP ‘nightmare blunt rotation’ menjadi titik awal bagi Enitine untuk memperkenalkan identitas musik mereka, sembari menjanjikan terobosan-terobosan baru di karya mendatang. EP ini bisa diakses di semua platform streaming mulai 7 Februari 2025.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *