Connect with us
Flavs Flavs

Gig Review

FLAVS Meninggalkan Kesan Terbaik bagi Pecinta Hip Hop, Soul, R&B

Photo: DOC.FLAVS2023
Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

Cuaca panas tak menghalangi para pengunjung untuk hadir menjadi bagian dari pergelaran festival musik FLAVS yang berlangsung di Gambir Expo Kemayoran. Musisi-musisi hip hop, R&B, soul lokal maupun internasional bergantian tampil menghibur mereka yang hadir sejak siang hari.

Boombox Stage kali ini diisi penampilan Project Pop, Defbloc Union, Indonesian Rap Time Machine, Joey Valence & Brae, dan DaBaby.

Indonesian Rap Time Machine mempresentasikan perjalanan hip hop di Indonesia dengan menghadirkan Black Skin, Blake, Blakumuh, Denada, Iwa K, Laze, NEO, Paper Clip, Ramengvrl, Saykoji, Sindikat 31, Soul ID, Sound Da Clan, Sweet Martabak, Tuan Tigabelas, Yacko, dan Young Lex.

Indonesian Rap Time Machine

Indonesian Rap Time Machine (Photo by @yyoeelll)

Lagu-lagu era 1990-an hingga 2000-an bergema di panggung ini. Nostalgia tercipta saat materi dari album kompilasi Pesta Rap 1 – 3 dimainkan oleh Black Skin lewat nyanyian “Cewe Matre”, Blake “Bosan”, Sound Da Clan “Anak Gedongan”, Paper Clipp “Mati Lampu”, dan Sweet Martabak “Tididit”.

Pecinta hip hop yang juga pengguna TikTok tak asing dengan kehadiran Joey Valence & Brae asal Pennsylvania. Duo yang terbentuk saat masa pandemi ini menjadikan FLAVS panggung perdana mereka di Indonesia.

Materi dari album penuh perdana PUNK TACTICS dibawakan penuh energi. Salah satu lagu di album, “KILL BILL” diakui Brae merupakan lagu favoritnya. Tak ketinggalan, ia bersama Joey juga membawakan “Double Jump” dan single perdana yang viral di media sosial berjudul “Crank It Up”. Aksi duo ini cukup berhasil membuat penggemar Beastie Boys teringat idola mereka.

Joey Valence & Brae

Joey Valence & Brae (Photo-by-@yyoeelll)

Giliran rapper asal Charlotte, North Carolina, DaBaby menutup Boombox Stage dengan sempurna. Dengan visual bertuliskan Billion Dollar Baby, Matter Mos yang sebelumnya mengisi panggung ini bersama Punokawan, ia mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan DaBaby membawakan lagu cover “Jail” milik Kanye West.

Sejak sore hari kemeriahan tercipta di Rhyme & Grind Stage. Band yang sudah melewati 20 tahun karier, MALIQ & D’Essentials terbukti tak pernah kehabisan energi. Pemandangan yang terbilang langka dilakukan Angga dkk untuk sebuah festival. Mereka mengajak penyanyi solo Marcel Siahaan untuk berkolaborasi membawakan “Senja Teduh Pelita” dan “Terdiam”.

Penyanyi solo Tiara Andini juga membuktikan eksistensinya dengan set yang penuh kesiapan di panggung ini. Band pengiringnya hadir sebelum jadwal pukul 17.00 WIB hingga tiba sang bintang membuka aksi dengan single “Flit It Up” ditemani 4 penari latar.

Semoga kalian enjoy sama performance aku. Ini namanya menjalin hubungan berbeda kota. Masih mending berbeda kota, kalau beda agama. Ini lagu di album pertama aku,” kata Tiara sebelum membawakan “Janji Setia”.

Selain MALIQ dan Tiara Andini, RAN mendapat kesempatan tampil untuk membawakan nomor-nomor andalan, seperti “Dekat di Hati” yang berlanjut ke “Pandangan Pertama”. Sontak penonton ikut bernyanyi.

Setelah hari pertama memberikan penghormatan untuk Iwa K, Rhyme & Grind Stage hari kedua memberikan penghormatan bagi legenda musik Glenn Fredly. Mereka yang membawakan lagu-lagu Glenn penyanyi solo Andmesh, Teddy Adhitya, Tompi, dan istri Glenn Mutia Ayu, dikawal The Bakuucakar, band yang setia menemani perjalanan Bung Glenn semasa hidupnya.

Teddy membawakan “Sekali Ini Saja”, Mutia Ayu menyanyikan “Itu Saja”, Tompi membawakan “Kisah Romantis” dan “Malaikat Juga Tahu”, serta Andmesh “Kisah Yang Salah” dan “Cukup Sudah”.

Selain itu, panggung yang selalu ramai di hari kedua ini menghadirkan Ramengvrl dan NDX Aka yang menciptakan keseruan tersendiri untuk menghibur penonton.

Bounce Stage yang tak kalah berisik sore itu dibuka The Soulful. Mereka membawakan lagu-lagu cover era 1990 – 2000an seperti “This Is How We Do It” Montel Jordan, “California Love” 2pac, “In Da Club” 50 Cent, “Lose Yourself” Eminem, “Stickwitu” The Pussycat Dolls, serta “Holy Grail” Jay-Z.

Gamaliel yang sempat tampil solo tahun 2020 saat FLAVS diadakan secara online. Kini ia bersama Audrey dan Cantika kompak mengenakan kostum silver membuka panggung dengan “BARU”, “Never Leave Ya”, dan “Satu”.

Selesai menyaksikan GAC, penonton FLAVS asyik menonton kolaborasi perdana Morad bersama Jamie Aditya. Jamie sempat berterima kasih kepada FLAVS sebelum ia menemani Morad bernyanyi “If Tomorrow I’m Losing You”.

Gue senang banget diajak nyanyi bareng Morad. Kita latihan di Fatmawati. Kayak begini nih, let’s go,” ungkap Jamie.

Nama-nama lain yang mengisi Bounce Stage adalah Jinan Laetitia, Paul Partohap, Laze, dan Oomleoberkaraoke X E-One Cronik ft. Mamang Kesbor. Paul Partohap membawakan “BEAUTiFUL”, lagu lamanya “Seandainya”, “BESTFRiEND”, dan memberikan penghormatan kepada Glenn Fredly dengan menyanyikan “Terserah”.

Begitu Oomleoberkaraoke X E-One Cronik mengisi panggung, penonton otomatis mendekat ke panggung untuk mengakhiri dua hari penyelenggaraan FLAVS. Panggung ini bertambah seru detik Mamang Kesbor membawakan lagu “Sebat Dulu”.

Berbeda dari hari pertama, Downtown Cypher Stage hari kedua menyuguhkan pertarungan DJ dan Freestyle Rap. Di sela itu, penonton dihibur aksi Amster Gank, Bennett A.K., Jessica Janess, Nartok, Northsidekingz, dan Los Pakualamos.

FLAVS juga menghadirkan workshop, talkshow, DJ performance/karaoke, pelelangan topi 30 tahun hip hop Indonesia, tempat membuat tato temporer, jualan kaus band orisinal, dan jualan baju thrift oleh Movya, Snapback.id, All Good Music, Tattoo Boongan, SAE Institute, Northbeast Shop, Merchside, Tone Head, Diton King, Demajors, dan Hatbeast Indonesia.

Di hari kedua menuju pukul 21.00 WIB, booth All Good Music mendadak ramai dengan kegiatan freestyle rap. Sementara booth Moovya tak mau kalah berisik dengan memutar musik reggae dan dub.

Rampung sudah pergelaran FLAVS selama dua hari yang meninggalkan kesan terbaik bagi para pelaku, penggiat, dan penikmat hip hop, R&B, soul di Indonesia. Festival ini menjadi bukti yang sahih, bahwa genre satu ini berhasil menyatukan semua kalangan.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *