Flash News
Kota Jakarta Menjadi Perhatian The Crackers Lewat Video Musik “Jakarta Sub-Urban”

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Jakarta-Sub-Urban.jpg&description=Kota Jakarta Menjadi Perhatian The Crackers Lewat Video Musik “Jakarta Sub-Urban”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Jakarta, kota yang tak pernah tidur, kembali menegaskan identitasnya sebagai kota dengan dinamika tak berujung melalui video musik terbaru dari band new wave punk asal Jakarta, The Crackers. Judul “Jakarta Sub-Urban” dipilih untuk menggambarkan kehidupan di pinggiran metropolis yang sarat dengan hiruk-pikuk, kemacetan, interaksi sosial, hingga sisi kelam seperti vandalisme dan pagar berkarat.
Video yang disutradarai oleh Fariz Rayhan (Raychuiwan) ini menampilkan potret nyata Jakarta tanpa polesan, menonjolkan ketidakpedulian masyarakat sebagai identitas yang ironis namun nyata.
Fariz Rayhan, aktivis sosial sekaligus kreator di balik visual ini, berkolaborasi dengan The Crackers untuk menyatukan keresahan akan realitas sosial kota. Lewat pengambilan gambar natural di sudut-sudut Jakarta, video ini seakan menjadi cermin: di tengah kesibukan yang tak pernah berhenti, banyak individu justru kehilangan empati terhadap lingkungan sekitar.
Adegan kemacetan lalu lintas, coretan dinding tak beraturan, hingga interaksi warga yang terasa hambar diangkat sebagai simbol ketimpangan antara gemerlap kota dan masalah yang diabaikan. Pesannya jelas: Jakarta bukan hanya tentang kemajuan, tetapi juga tentang kontras antara kesibukan dan sikap acuh.
Kolaborasi antara The Crackers dan Fariz Rayhan bukan sekadar proyek musik, melainkan upaya menyentuh kesadaran penonton. “Apakah kita ingin tetap menjadi bagian dari kerumunan yang tak peduli, atau mulai bergerak membangun perubahan?” tanya narasi dalam video tersebut. Tantangan ini sengaja dihadirkan untuk memicu refleksi, terutama bagi generasi muda yang kerap terjebak dalam individualisme perkotaan.
The Crackers, band yang terbentuk dari kejenuhan Abin (vokal/gitar) dan Rakha (bass) dalam mencari bentuk musik ideal, akhirnya menemukan chemistry setelah merekrut Akbar (gitar) dan Budi (drum).
Sejak merilis EP perdana ‘Micro-Wave‘, mereka konsisten mengeksplorasi aliran new wave punk dengan sentuhan punk rock dan Rock & Roll. Pengaruh vokal eksentrik ala Richard Hell dan Johnny Rotten mewarnai karakter lagu-lagu mereka, termasuk “Jakarta Sub-Urban” yang menjadi medium kritik sosial.
Video ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang bagaimana seni dan aktivisme bisa bersatu. Fariz Rayhan, melalui lensanya, berhasil mentransformasikan lirik lagu yang keras menjadi visual yang menusuk. Adegan-adegan seperti anak muda yang berlarian di antara mobil macet atau grafiti di tembok kumuh menjadi metafora perlawanan terhadap stagnasi.
Di balik kesan suram yang ditampilkan, ada harapan tersirat: Jakarta tetap memiliki ruang untuk perubahan selama ada kemauan kolektif. Pesan ini selaras dengan semangat The Crackers yang ingin mengajak pendengar tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat dan bertindak. Sebab, seperti kata mereka, masa depan kota ada di tangan warganya—mulai dari hal kecil hingga gerakan sosial yang lebih luas.
Sebagai penutup, “Jakarta Sub-Urban” adalah pengingat bahwa di balik gemuruh ibu kota, masih ada suara-suara yang perlu didengar. Kolaborasi antara musik dan visual ini membuktikan bahwa seni tetap menjadi alat ampuh untuk menyuarakan kegelisahan, sekaligus menawarkan perspektif baru tentang kota yang tak pernah benar-benar beristirahat.