Connect with us

New Tracks

Limocat Rilis “Balada Keset Welcome”, Sindir Budaya Pengorbanan Tanpa Akhir

Profile photo ofamelia

Diterbitkan

pada

Limocat Band

Karya musik terbaru dari Limocat yang berjudul “Balada Keset Welcome”, hadir sebagai kritik terhadap fenomena “martyr complex” atau glorifikasi pengorbanan diri yang sering kali diromantisasi dalam masyarakat. Terinspirasi dari istilah “doormat” atau “yes man”—sebutan untuk mereka yang sulit menolak permintaan orang lain, lagu ini menyoroti perilaku yang merugikan diri sendiri meskipun sering dianggap sebagai sikap terpuji.

Limocat Balada Keset WelcomePencipta lagu, Djalto, menjelaskan bahwa karyanya lahir dari pengalaman pribadi yang sering membuatnya frustrasi. “Awalnya, lagu ini adalah sindiran untuk diri sendiri. Dulu, aku sering menjadi ‘keset’ demi menjaga hubungan pertemanan, padahal pada akhirnya hubungan itu tetap hancur karena aku tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka. Pola ini terus berulang, seolah menjadi siklus yang sulit diputus,” tuturnya.

Djalto menambahkan bahwa kebiasaan mengiyakan permintaan orang lain tanpa batas justru mengikis identitas diri, dan ia berharap lagu ini bisa menjadi cerminan bagi banyak orang.

Proses kreatif lagu ini menarik perhatian seluruh anggota band, termasuk Wista yang langsung terpesona oleh kedalaman liriknya. “Judulnya unik, bahkan terdengar absurd, tapi jika digali lebih dalam, ada nuansa puitis yang mengalir. Liriknya memicu kita untuk berpikir,” ujarnya.

Kolaborasi tim dimulai dengan Irfan, yang bertanggung jawab atas aransemen musik. Terinspirasi oleh band progresif rock tahun 70-an seperti Porcupine Tree, ia menggabungkan elemen mellotron dan piano elektrik dengan polesan mixing khas alternative rock 2000-an. “Awalnya aransemennya sederhana, tetapi setelah berdiskusi dengan Djalto tentang makna lirik, saya mengusulkan perubahan total. Syukurlah, ide itu diterima,” jelas Irfan.

Di sisi lain, Youngky, gitaris band, mengadopsi gaya khas Carlos Santana dalam permainannya. Dengan memadukan distorsi, picking lembut, dan teknik modern, ia menciptakan tone yang lembut namun sustain.

Ini adalah penghormatan untuk Santana, tetapi juga usaha untuk menciptakan identitas baru melalui kombinasi elemen klasik dan modern,” tambah Youngky. Sementara itu, Wista memastikan permainan bassnya berfungsi sebagai penyeimbang struktur lagu. “Bass harus menyatu dengan dinamika aransemen, bukan sekadar mengisi ruang,” tegasnya.

Band Rock Limocat

Melalui kolaborasi ini, “Balada Keset Welcome” tidak hanya menjadi medium kritik sosial, tetapi juga bukti bahwa musik bisa menjadi ruang dialog antara pengalaman pribadi dan ekspresi artistik. Setiap elemen—dari lirik, aransemen progresif, hingga teknik instrumental yang detail, bersinergi untuk menyampaikan pesan: pengorbanan tanpa batas hanya akan mengubur jati diri.

Karya ini mengajak siapapun untuk berhenti menjadi “keset” dan mulai belajar mengatakan “tidak” ketika diperlukan. Sebuah refleksi yang relevan di tengah masyarakat yang sering kali mengagungkan kepatuhan buta.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *