Connect with us

New Albums

Lost In The Zoo Rilis Debut EP ‘Selamat Datang’, Sajikan Pesan Positif Dan Kritik Sosial

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Lost In The Zoo

Setelah meluncurkan single debut “Kebun Suara” pada September 2024, band rock asal Bandung, Lost In The Zoo (LIZ), akhirnya merilis EP perdana berjudul ‘Selamat Datang’ melalui label Neverstop Records.

EP ini menyajikan lima lagu yang mencerminkan eksplorasi musikal dan narasi khas mereka, dengan lirik yang mengusung tema harapan, perlawanan, dan kritik sosial. Rilis ini sudah tersedia di berbagai platform streaming digital sejak 14 Februari, bertepatan dengan perayaan Hari Kasih Sayang.

Lost In The Zoo dibentuk pada awal 2024 melalui pertemuan rutin tiga anggota inti: Adistia Pratayangsha (Adis) yang mengisi vokal dan gitar, Prilana Triawan (Emping) di bass, dan Zubey Budi (Zubey) sebagai gitaris. Kerja sama mereka dimulai di Binaural Studio Bandung, sebelum akhirnya mengundang Sony Mulyana, drummer tambahan dari Pure Saturday, untuk mengisi posisi drum.

Kami ingin menghadirkan energi segar dengan chemistry yang solid. Sony membawa dinamika ritmis yang memperkaya sound kami,” ujar Adis.

Lost In The Zoo Selamat DatangProses kreatif EP ini didukung oleh kontribusi Indra Adhikusuma, seorang sound engineer terkenal yang telah bekerja dengan The SIGIT, The Adams, dan Pure Saturday. Indra tidak hanya berperan dalam penyempurnaan produksi, tetapi juga aktif dalam penciptaan lagu bersama LIZ.

Loevi Wahyudi (Loeloe), sound engineer dari The Milo, juga berperan dalam proses rekaman serta mixing-mastering.

‘Selamat Datang’ menyajikan lima lagu dengan cerita yang unik. Lagu pembuka “Mars Bangun Pagi” membangkitkan semangat dengan menggunakan metafora bangun pagi sebagai simbol perjuangan untuk meraih mimpi.

“Berangkat” mengajak pendengar untuk menyelami perjalanan pencarian makna hidup, sementara “Kebun Suara”—yang sebelumnya dirilis sebagai single—menyampaikan kritik tajam terhadap sistem politik di Indonesia.

Di sisi lain, “Sinar Surya Sudah Sirna” memberikan harapan bahwa kegelapan akan berakhir dengan cahaya, dan “Sementara” mengingatkan kita bahwa luka hati hanyalah fase yang sementara.

Dari segi produksi, EP ini dikerjakan selama enam bulan di Binaural Studio Bandung. LIZ mengambil inspirasi dari ‘Blue Album’ karya Weezer, terutama dalam penataan drum, bass, dan gitar.

Kami memodifikasi beberapa elemen untuk menyesuaikan karakter tiap lagu, seperti penggunaan efek fuzz dan muff pada gitar yang menjadi identitas EP ini,” jelas Zubey.

Kolaborasi dengan Indra dan Loeloe menciptakan keseimbangan antara nuansa retro dan modern, dengan mixing yang mempertahankan kejernihan tanpa mengurangi energi raw khas rock.

Meski belum ada rencana merilis versi fisik, LIZ berharap ‘Selamat Datang’ bisa menjadi pintu masuk bagi pendengar untuk mengenal karya mereka. “Setiap lagu adalah cerita yang kami harap bisa menginspirasi atau setidaknya menjadi teman refleksi,” ujar Emping.

Personel lain turut menyoroti semangat kolaborasi dalam proyek ini. Sony menyebut, “Bergabung dengan LIZ seperti menemukan keluarga baru. Kami saling mendorong untuk bereksplorasi, bahkan di tengah perbedaan selera musik.”

Sementara Indra menambahkan, “Ini bukti bahwa musik indie Indonesia masih memiliki ruang untuk inovasi. LIZ berani mengambil risiko dengan sound yang tidak sepenuhnya mainstream.”

Dengan tema universal yang menyentuh aspek personal hingga sosial, ‘Selamat Datang’ diharapkan bisa menjembatani dialog antara musisi dan pendengar.

Kami tidak ingin sekadar bermusik, tapi juga menyampaikan pesan bahwa perubahan selalu mungkin dimulai dari hal kecil,” tutup Adis.

Langkah LIZ ini semakin memperkaya warna musik independen di Indonesia. Mereka telah membuktikan bahwa idealisme dan eksplorasi musikal dapat berjalan beriringan.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *