New Tracks
Menyelami Dunia Masa Kecil Bersama Sarimanah Dalam “Tarara’s Story”

Sarimanah, kwintet alternatif asal Tanjungsari, kampung kecil di perbatasan Bandung dan Sumedang, kembali mengudara dengan karya terbarunya bertajuk “Tarara’s Story”. Single yang dirilis pada 21 Februari lalu ini menjadi penanda fase baru perjalanan musik mereka, dan dikabarkan akan menjadi salah satu nomor dalam album penuh perdana yang tengah mereka persiapkan untuk diluncurkan akhir tahun ini.
“Tarara’s Story” hadir sebagai lanskap bunyi yang kaya akan warna dan nuansa. Tetap membawa karakter ambient dan post-rock yang menjadi ciri khas mereka sejak awal, lagu ini juga memuat unsur folk dan indie-pop yang terasa lebih ringan dan personal. Hasilnya adalah komposisi yang mengajak pendengarnya untuk memasuki ruang khayalan dan nostalgia masa kecil mereka.
Menurut Febry, drummer Sarimanah, lagu ini adalah bentuk penghormatan terhadap kenangan masa kecil yang penuh semangat dan imajinasi. Ia menyebutkan bahwa banyak dari impian masa kanak-kanak yang kerap terkubur oleh kesibukan dan tekanan hidup dewasa. Hal itu ia ungkapkan dalam sesi syukuran rilis dan pemutaran video musik perdana yang diadakan di Rumah Kuri, Bandung, pada hari peluncuran lagu tersebut.
Secara musikal, “Tarara’s Story” terdengar lebih terbuka dan komunikatif dibanding beberapa karya Sarimanah sebelumnya yang dominan dengan instrumen tanpa vokal.
Kali ini mereka memilih untuk menyampaikan narasi lewat lirik yang langsung dan ringan, namun tetap mempertahankan atmosfer mengawang yang dibangun dari lapisan gitar ambient dan permainan synth yang halus. Vokal sang vokalis menyatu dengan baik tanpa terasa membebani, sehingga lagu ini pantas disebut sebagai jembatan antara dunia anak-anak dan pandangan reflektif orang dewasa.
Track ini juga menegaskan misi artistik Sarimanah untuk menyelami kembali memori kolektif dan personal, menggali akar-akar mimpi dan petualangan masa lalu untuk kemudian dijadikan motivasi melangkah ke depan. “Tarara’s Story” bukan hanya pengingat, tapi juga seruan untuk tidak menyerah dan tetap menghidupkan imajinasi di tengah realitas yang keras dan sering kali kehilangan makna..
“Lagu ini adalah bentuk penghormatan terhadap kenangan masa kecil yang penuh semangat dan imajinasi”
Video musik “Tarara’s Story” juga pantas mendapat sorotan tersendiri. Dibuat dalam format stop motion, visual ini digarap mandiri oleh seluruh anggota band dan dirilis melalui kanal YouTube resmi mereka. Proses produksi yang dilakukan secara kolektif ini memberi lapisan makna tambahan: semangat DIY yang tetap terjaga dan kesadaran artistik yang tidak sekadar menempel di permukaan.
Sarimanah terdiri dari lima anggota: ii sebagai vokalis, Ucup di gitar, Azahsastra di bass dan kibor, Andrew yang memainkan gitar dan synth, serta Febry di drum. Mereka membentuk satu kesatuan musikal yang tidak hanya melampaui batas genre, tetapi juga menggabungkan suara global dengan idiom lokal yang erat dengan akar budaya Nusantara.
Di “Tarara’s Story”, Sarimanah menegaskan bahwa mereka bukan hanya sekadar band alternatif dari kampung kecil. Mereka adalah pencerita yang tahu bagaimana menyentuh hati tanpa terkesan berlebihan, dan tahu bagaimana membuat musik menjadi ruang kontemplasi sekaligus pelarian yang tulus.