Linkin Park : FROM ZERO WORLD TOUR 2025 Baca Infonya Disini×
Connect with us

Articles

Music Traveling: Agus Makkie, Wisdom Traveler at Iceland Airwaves (part 1)

Diterbitkan

pada

5dedf7d21f4011e3952e22000a9f3cf3_7

Jakarta – Reykjavik 28 October – 7 November ‘12

Flight KL 810

Jakarta – Amsterdam (28 October ’12)

Saya berangkat dari Cengkareng jam 18.10. Transit di Kuala Lumpur selama 30 menit; di sana bertemu dengan seorang antropolog yang baru selesai seminar di Malaysia. Dia akan kembali pulang menempuh penerbangan selama 30 jam. Asal tahu saja perjalanan saya hanya 12 jam 15 menit dari Kuala Lumpur menuju Amsterdam. Penerbangan yang ramai berangkat menuju Amsterdam dengan penumpang dari berbagai negara.

Saatnya berbicara pada diri sendiri, memilih inflight jukebox – Jazz. Saya pilih mendengarkan Jazzman Volume II (Europe) Dengan desain cover yang sangat Afrika. And I think it’s a must have one!

Di album Spiritual Jazz Volume II ini memiliki aransemen music jazz yang variatif dari yang beraroma koor sampai etnik, latin, Afrika. Semua terdengar sangat teatrikal seperti mempunyai storytelling sendiri. Begitulah harusnya musik diciptakan, bisa membawa pendengarnya ke dalam dunia tersendiri, dalam sudut ruang khayalan manusia.

Setelah scanning beberapa album jazz di CD jukebox ini, saya berhenti pada Benny Sings, album Art. Cover-nya pun sangat simple, hanya gambar Benny memeluk kucing angora dengan background putih. Mendengarkan musik dan suaranya mengingatkan saya pada Gino Vanelli. Dengan sound-sound tahun 80-an yang dapat dimainkan di club-club jaman sekarang atau lebih tepatnya “dance-able” music. Beberapa terdengar sangat pop sekali dengan suara unik Benny Sings yang stand-out.

(29 October ’12 melewati perbedaan waktu, geografis dan cuaca)

Waktunya tidur (tapi bangun) maklum di economy class tempat duduknya kurang nyaman. Breakfast pun tidak begitu menyenangkan. Air di toilet juga ternyata habis dan musik terdengar terlalu keras sehingga dimatikan. Permintaan maaf dari cabin crew di akhiri dengan kata “Not a perfect day”.

KL 810 mendarat di Bandara Schippol pada jam 05:22.

Flight KL 1141
Amsterdam – Oslo (29 October ’12)

Penerbangan di tempuh dalam waktu 1 jam 20 menit, sedikit delay… karena pesawat dengan ukuran kecil ini cukup penuh. Cabin crew yang cukup ramah dan makanan yang seadanya.

Snow in Oslo.

Tiba di Oslo 08:45 – 09:01. Suasana tampak putih, salju turun dan belalai tidak bisa nyambung dengan pesawat. Kami pun keluar lewat pintu belakang menggunakan tangga, yang jelas agak licin jadi harus hati-hati. Kedinginan sebentar di luar bandara Oslo dan masih sempat foto-foto. Kamipun check out dan mengambil bagasi, menunggu flight berikut ke Keflavik beberapa jam lagi.

Suasana di bandara Oslo sangat ramai, merokok keluar dan menikmati hotdog serta pizza mini, café latte dan hot chocolate. Dingin cukup menusuk kami pun mengenakan tambahan jaket, syal dan penutup kepala.

Pada saat check in di Icelandair counter cukup smooth tapi masuk custom kami harus mengeluarkan laptop, dompet, dan lain-lain untuk masuk x-ray.

6ea14cae31fd11e2a73722000a1f9317_7

Reykjavik, 29 Oktober ‘12

Dan mendarat di bandara Keflavik jam 18:45. Kami menumpang Flybus besar kira-kira 45 menit perjalanan ke kota Reykjavik, jalanan sepi tanpa macet, ada WiFi dalam bis jadi bisa update di Path dan Twitter serta Whatsapp sama family. Sampai terminal Flybus, kita pindah ke Flybus kecil menuju Guesthouse Eric The Red di jalan Eiriksgata 6.

Kami disambut Runar Sigurdsson suami Edda. Masuk kamar dan menaruh koper dan tas, kemudian kami di kenalkan dengan Edda yang membalas semua e-mail saya ketika masih di Jakarta untuk mendapatkan tempat yang layak serta value for money.
Mereka sangat friendly, suka ngobrol-ngobrol, usia merekapun sudah lanjut namun tetap tampak bersemangat mengelola guesthouse ini.

Kami disuguhi Runar Vodka asli Iceland dan daging ikan hiu mentah sebagai tanda persahabatan. Ikan dan vodka ini sangat enak dan bikin bangun. Kemudian kami kembali ke kamar dan beres-beres barang bawaan, jalan-jalan keluar mencari makan, setelah melihat-lihat restoran dan bistro akhirnya kami memilih Noodle Station (ala Vietnam/Thailand) yang sangat lezat dan pedas, dan yang jadi waiter juga cakep.

Di Noodle Station ini saya melihat wajah seperti orang Jawa yang duduk sendirian dan orang itupun tampak memperhatikan kami. Pas kami sedang makan, orang itupun menyapa kami “Mas, dari Indonesia ya?” dan kami jawab “Iya”.

Langsung kami ngobrol-ngobrol panjang… Dan ternyata dia sudah hampir sebulan jalan-jalan sendirian di Iceland, Greenland dan sampai Faroe Island (pulau kecil antara Inggris dan Iceland). 2 hari lagi dia akan kembali ke Jakarta melalui Oslo, destinasi terakhir dia. Oh ya, katanya namanya Nick, kerjaannya IT. Kami jalan bersama dan mampir ke bar menikmati bir dingin. Pesan Gull (baca Gult) dan Toburg. Cheers! (in Icelandic : Skal)

Pulang ke guesthouse dan tidur dengan enak, tapi bangun kepagian, jam 05:00 OMG… sempat bikin coklat panas, killing time sebelum breakfast dan menikmati halaman belakang dengan background silluet pohon-pohon kering, rumah dan bulan purnama.

Reykjavik, 30 Oktober ‘12

Breakfast di Eric The Red mulai jam 08:30. Kami bertemu beberapa tamu yang tinggal lama di Iceland, mereka berasal dari Jerman dan Kosovo, semua ngobrol seperti layaknya keluarga. Menikmati sarapan ala Icelandic. Roti, bermacam keju, ikan segar dan asin.

Setelah sarapan kami bersiap akan pergi, sambil jalan kami memotret sekitar gereja Lutheran terbesar di Iceland namaya Hallgrimskirkja karena sangat dekat dengan tempat kami tinggal. Udara sangat dingin 1 derajat celcius dengan anginya yang sangat keras.

Kami menuju Center Hotel di downtown Reykjavik. Tempat dimana Iceland Airwaves ’12 Media Centre berada. Karena kepagian, kami kemudian ngopi-ngopi kembali di café dekat Center Hotel ini.

a27fe63624ea11e2a58222000a1faf0b_7

Saya masuk media centre press area dan memperkenalkan diri, di sana bertemu Kamilla Ingibergsdottir, PR & Marketing Iceland Airwaves ’12. Disambut dengan baik dan mendapatkan Media Pass with Photo dan Press Wristband, serta tiket nonton Sigur Ros.

Kami mendapatkan souvenir dan jadwal event untuk media serta beberapa “party” nya. Kami diajak ke Press Room dan menikmati kopi sambil ngobrol-ngobrol dengan L/O, yang ternyata anaknya gitaris Rufus yang pernah main di Java Jazz tahun lalu. Saat kami ngobrol di luar sempat turun salju. Dia juga seorang musisi dan akan main di sebuah café (off venue) di Iceland Airwaves ’12 ini.

Kami kemudian berjalan-jalan mengitari area 101 Reykjavik, makan siang, ke pelabuhan, ke alun-alun kota Reykjavik dan menikmati sunset di pinggir danau yang sangat tenang melihat burung, bebek dan angsa yang lumayan banyak.

Kami pulang kembali ke Eric The Red untuk beristirahat sebentar, karena nanti akan bertemu teman baru saya Jon Gustafsson dari Artio Film, Iceland. Jon kemudian menjemput kami di guesthouse dan mengajak kami keliling kota dan mampir untuk makan malam burger sambil nge-beer di Vita Bar yang cukup kecil namun juga terkenal.

Reykjavik, 31 October ‘12

Dinginnya pagi nol derajat yang menyusup ke dalam jaket saya tidak menghalangi saya untuk memulai hari ini, tanggal 31 adalah hari pertama dimulainya Iceland Airwaves ’12.

Saya berjalan sepanjang downtown dan menanyakan jalan menuju KEX Hostel pada seseorang yang sedang memarkir mobilnya. Anak muda itu bilang “Kalo mau nunggu saya 5 menit saja untuk mengantar kotak-kotak ini ke toko itu, kalian akan saya antar kesana”.

Kami berkenalan, namanya Sid dari Record Records, dia akan mengantarkan kami ke KEX untuk menonton Soley. Rasanya baik-baik banget orang sini, feels like home. Dia juga memberi saya kartu hadiah password untuk download lagu-lagu kompilasi artis dari Record Records.

Setelah menonton dan merekam penampilan sederhana dan singkat dari Soley di lobby KEX Hostel ini, saya juga bertemu dengan Carry, volunteer dari Seattle KEXP 90.3 FM, dia bilang pernah belajar gamelan di Boston. Wow keren kan? Kemudian saya nongkrong di belakang KEX Hostel sambil nge-beer dan bertemu dengan gitaris Soley, ternyata mereka juga dibawah management Nick Knowles dari UK, dia janji akan berikan kartu nama demajors saya pada Soley. Good Guy.

Dari KEX Hostel saya menuju Center Hotel untuk beristirahat sambil ngopi, disana bertemu teman fotografer dari Jepang dan juga jurnalis dari Billboard Magazine Brazil. Saya keluar hotel dan melihat pertunjukan band Dikta di dalam Eldhus dan ini sekelumit tentang itu dari teman baru saya Laura Wood dari The Brooklyn Brothers.

5f57291a22c811e29e0522000a1fa50c_7 e0376f8c23b211e2837022000a1fa4bb_7 139e30422fa511e2b1c722000a1fba7b_7 82de79b0472611e28bf022000a9f139a_7 01d489a02a6511e2a2ab22000a1fb84b_7 62b438a824eb11e29c6622000a1f9e4a_7 24140f1c22c811e28a2c22000a9f15d9_7

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *