Outgrowth Garap Kisah Personal Dalam Single Terbaru “Semicolon”

Band alt-rock/emo asal Jakarta, Outgrowth, kembali menegaskan posisinya di industri musik dengan merilis single terbaru berjudul “Semicolon”. Lagu ini menceritakan pengalaman pribadi tentang hubungan pertama yang memberikan dampak mendalam bagi salah satu anggota band, disajikan dalam lirik yang emosional dan aransemen musik yang dinamis.

Judul “Semicolon” terinspirasi dari tato simbol titik koma (semicolon) yang dimiliki oleh seorang wanita dalam kisah nyata—sebuah lambang yang melambangkan harapan dan keberlanjutan, serta menjadi metafora untuk hubungan yang tidak pernah benar-benar berakhir

Gitaris dan penulis lirik Dias Akbar menjelaskan bahwa lagu ini muncul dari refleksi pribadi. “Ini adalah momen yang sangat intim bagi kami. Ceritanya tentang bagaimana seseorang bisa terjebak dalam ilusi kesempurnaan, lalu menyadari bahwa di balik itu ada kebohongan yang tersembunyi. Tato semicolon di tubuhnya menjadi pengingat bahwa setiap cerita memiliki bab yang belum selesai,” ungkap Dias.

Sementara vokalis Ariq Dafa menambahkan, “Kami ingin pendengar merasakan gejolak emosi yang sama—mulai dari euforia, kekecewaan, hingga penerimaan. Setiap nada dan kata di sini adalah upaya untuk jujur pada diri sendiri.”

Musik “Semicolon” dibangun dari melodi gitar yang melankolis, dipadukan dengan ritme bass dan drum yang intens, menciptakan kontras antara kesedihan dan kemarahan. Bagian bridge lagu diakhiri dengan spoken word yang menusuk, sebuah ciri khas Outgrowth yang kerap menjadi klimaks emosional dalam karya mereka.

“Spoken word itu seperti suara hati yang tak terbendung. Kami sengaja mempertahankan elemen ini karena ia menjadi identitas kami—musik bukan hanya didengar, tapi dirasakan,” ujar Naufal Fari, vokalis dan gitaris.

Proses produksi single ini melibatkan kolaborasi ketat antar anggota. Drummer Alhamdi Rifki menjelaskan, “Kami bereksperimen dengan dinamika: bagian verses yang lebih kalem, lalu ledakan di chorus. Ini merepresentasikan gejolak batin yang naik-turun.”

Lagu direkam di X Studio, Bekasi, dengan mixing dan mastering ditangani Fahmi, yang berhasil mempertahankan nuansa raw khas emo-rock tanpa mengesampingkan kualitas produksi.

Arti khusus “Semicolon” juga tercermin dalam artwork single yang dirancang oleh Alwin Febriansyah. Visual tersebut menampilkan gambar tato semicolon yang retak, menggenggam mawar layu dan dihiasi garis-garis abstrak berwarna gelap, simbol dari pecahnya ilusi.

“Alwin berhasil menerjemahkan emosi lagu ke bentuk visual. Setiap retakan di artwork mewakili fase kehancuran dalam hubungan itu,” kata Naufal Rayhan, bassis.

Outgrowth, yang terbentuk pada 2020, terdiri dari Ariq Dafa (vokal), Naufal Fari (vokal/gitar), Dias Akbar (gitar utama), Naufal Rayhan (bass), dan Alhamdi Rifki (drum). Sejak debut, mereka konsisten mengangkat tema-tema personal dengan sudut pandang filosofis.

Single ini juga menjadi penanda dimulainya era baru Outgrowth. “Semicolon adalah bagian dari proyek EP yang sedang kami garap. Masih ada beberapa lagu yang akan rilis dalam waktu dekat, dengan tema serupa tapi eksplorasi musik yang lebih berani,” tegas Rifdy.

Sebagai band yang lahir di tengah pandemi, Outgrowth mengaku bahwa proses kreatif mereka kerap dipengaruhi oleh isolasi dan ketidakpastian. “Justru di situasi itu, kami menemukan suara yang lebih autentik. Musik menjadi media untuk mengolah emosi yang tertahan,” tutup Naufal Fari.

“Semicolon” adalah ajakan bagi pendengar untuk merenungi kompleksitas hubungan manusia—bahwa di balik keindahan semu, selalu ada ruang untuk tumbuh dan melanjutkan cerita.

Lagu “Semicolon” sudah tersedia di seluruh platform streaming musik. Info lebih lanjut tentang tur dan rilisan mendatang bisa diakses melalui akun media sosial @outgrowthband.