Connect with us

Music News

Paul McCartney Kecam Rencana Perubahan Hak Cipta Di Inggris

Profile photo ofamelia

Diterbitkan

pada

Paul McCartney
Photo by Jerzy Bednarski via Wikimedia Commons

Musisi legendaris asal Inggris, Paul McCartney, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap usulan perubahan undang-undang hak cipta yang tengah dipertimbangkan pemerintah Inggris. Kebijakan tersebut memungkinkan perusahaan teknologi menggunakan karya kreator untuk melatih model kecerdasan buatan (AI), kecuali jika kreator secara eksplisit menolak partisipasi mereka.

Dalam wawancara dengan BBC yang ditayangkan pada Minggu (26/1), Paul McCartney, mantan personel The Beatles yang kini berusia 82 tahun, memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat mengancam hak seniman dan menghilangkan nilai kreativitas. Ia menyebut kebijakan itu berpotensi “merampok” kreator dari hak atas karya mereka.

Ada banyak seniman muda yang menciptakan lagu-lagu indah, namun karya mereka bisa saja diambil oleh siapa saja. Ini tidak adil. Uang yang dihasilkan dari karya tersebut harusnya diberikan kepada mereka yang menciptakannya,” ujar McCartney. Ia menambahkan, “Seseorang dibayar untuk itu. Jadi, mengapa bukan kepada orang yang menciptakan lagu seperti ‘Yesterday’?

Pemerintah Inggris di bawah kepemimpinan Partai Buruh telah menyatakan ambisi mereka untuk menjadikan negara tersebut sebagai pemimpin global dalam bidang AI. Pada Desember 2024, pemerintah mengadakan konsultasi untuk mencari cara agar aturan hak cipta dapat memberikan kendali lebih besar kepada kreator atas karya mereka, sekaligus memastikan akses mudah bagi pengembang AI ke konten berkualitas tinggi.

Meski begitu, McCartney mendesak pemerintah untuk lebih serius melindungi hak para kreator. “Sebagai pemerintah, tugas Anda adalah melindungi rakyat Anda, termasuk kami, para seniman. Jika Anda ingin membuat kebijakan, pastikan itu melindungi para pemikir dan kreator, karena jika tidak, Anda akan kehilangan dukungan dari kami,” tegasnya.

Kontroversi ini muncul di tengah meningkatnya perdebatan global tentang dampak kecerdasan buatan pada industri kreatif. Pada April 2024, sejumlah musisi, termasuk Billie Eilish, Pearl Jam, dan Nicki Minaj, menandatangani surat terbuka yang mengecam penggunaan karya manusia sebagai bahan pelatihan AI tanpa persetujuan. Surat tersebut menyebut praktik ini sebagai “serangan terhadap kreativitas manusia” yang harus segera dihentikan.

Dengan semakin luasnya penggunaan AI di berbagai bidang, ketegangan antara kebutuhan pengembangan teknologi dan hak para kreator terus menjadi sorotan utama. McCartney dan banyak seniman lainnya kini menyerukan perlindungan lebih besar terhadap karya-karya kreatif di tengah kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *