New Albums
Refleksi Tengah Malam Lomba Sihir Di Album “Obrolan Jam 3 Pagi”

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/05/Lomba-Sihir-Band.jpg&description=Refleksi Tengah Malam Lomba Sihir Di Album “Obrolan Jam 3 Pagi”', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Pertanyaan yang muncul di tengah malam, saat waktu terasa tak terkendali, dan ruang-ruang batin terasa kosong mencari makna—itulah suasana yang dirangkum oleh band pop alternatif asal Jakarta, Lomba Sihir, dalam album studio terbaru mereka yang berjudul ‘Obrolan Jam 3 Pagi’.
Album ini sepenuhnya ditulis dan diproduseri oleh para personelnya—Baskara Putra, Enrico Octaviano, Natasha Udu, Rayhan Noor, dan Tristan Juliano. Ini adalah album panjang kedua mereka setelah ‘Selamat Datang di Ujung Dunia‘ yang dirilis pada 2021.
Bagi para penggemar setia yang dikenal dengan sebutan Peserta Lomba Sihir, album ini akan terasa berbeda. Secara musikal, Lomba Sihir mengambil langkah baru. Mereka menelusuri sisi alternative pop yang lebih alami, dengan sentuhan guitar pop, pop rock, dan elemen soft rock.
Pendekatan ini terasa seperti bentuk baru dari eksplorasi mereka—bukan hanya memperluas cakupan genre, tetapi juga menampilkan kedewasaan musikal yang lebih kuat. Sementara lirik-lirik yang dulunya dikenal kritis dan sarkastik, kini berganti menjadi reflektif dan emosional.
“…album ini menjadi sarana bagi mereka untuk jujur kepada diri sendiri”
‘Obrolan Jam 3 Pagi’ menunjukkan sisi kontemplatif dari para personel, seolah mereka sedang duduk bersama, menatap langit malam, dan bertanya pada diri sendiri tentang arah hidup yang tengah ditempuh.
Lomba Sihir menjelaskan bahwa album ini menjadi sarana bagi mereka untuk jujur kepada diri sendiri. Mereka mengaku menciptakan lagu-lagu ini sebagai cara untuk memahami pikiran dan perasaan yang mereka alami selama beberapa waktu terakhir.
Judul albumnya sendiri terinspirasi dari momen khas jam-jam sunyi menjelang pagi, saat obrolan bisa tiba-tiba berubah menjadi dalam dan penuh kejujuran. Percakapan yang terjadi di waktu-waktu seperti itu bisa membuka pintu ke arah pengertian, ketenangan, bahkan kedewasaan.
Yang menarik, perubahan arah musik mereka dalam album ini tidak dibuat secara sengaja. Mereka hanya mengikuti apa yang muncul secara alami dalam proses kreatifnya. Tanpa tekanan atau tuntutan untuk mengulangi formula lama, Lomba Sihir membiarkan suara dan bunyi berkembang seiring kedekatan dan kematangan yang telah mereka bangun selama lima tahun berkarya bersama.
Mereka menganggap album ini sebagai perwujudan versi mereka yang lebih utuh dan dewasa, tanpa kehilangan kompleksitas khas yang menjadi ciri sejak debut album mereka. Kini, produksi musiknya terasa lebih tertata dan menyentuh secara emosional.
Album ini berisi total 16 trek, terdiri dari satu intro, dua interlude yang dibawakan dalam bentuk monolog oleh aktris Marissa Anita dan legenda sepak bola Bambang Pamungkas, lima lagu lama yang telah dirilis sebelumnya, dan delapan lagu baru.
Salah satu lagu baru, “Andai Saja”, dipilih sebagai lagu utama atau focus track. Lagu ini berdurasi hampir empat menit dan menyajikan campuran nuansa guitar pop dan country pop, menyelami pemikiran tentang bagaimana bayangan masa lalu bisa menjebak seseorang dalam lamunan tentang apa yang mungkin terjadi jika segalanya berjalan berbeda.
Namun, “Andai Saja” bukan satu-satunya lagu yang patut diperhatikan. Album ini penuh dengan lagu-lagu yang menyentuh sisi batin, seperti “Satu Jam Terpanjang”, yang hadir dengan nuansa pop rock yang menggigit, lalu disambung dengan balada piano dalam lagu “…Dalam Hidupku”.
Ada juga lagu “Omamama” yang merupakan penghormatan kepada sosok ibu, tetapi dibawakan dengan gaya unik khas Lomba Sihir yang cenderung tidak biasa, bahkan sedikit nyeleneh.
Salah satu trek yang layak untuk disimak secara khusus adalah lagu penutup berjudul “Lomba Sihir”. Lagu ini seolah menjadi rangkuman dari seluruh perjalanan musik mereka selama hampir lima tahun terakhir. Lagu berdurasi empat menit lebih ini menjadi penutup yang menggambarkan evolusi, pencarian, serta identitas band yang terus berkembang.
Lomba Sihir menyusun urutan lagu dalam ‘Obrolan Jam 3 Pagi’ layaknya alur cerita—dimulai dari pengenalan, peningkatan tensi, titik klimaks, hingga penyelesaian. Mereka ingin para pendengar mendengarkan album ini secara berurutan, agar bisa merasakan pengalaman penuh seperti yang mereka rancang sejak awal.
Harapannya, para pendengar bersedia mengikuti narasi emosional yang mereka bangun dan mempercayakan perjalanan ini kepada Lomba Sihir sebagai pemandunya.
Setelah mendengarkan keseluruhan album, pendengar mungkin akan merasa terhubung dengan suasana reflektif dan nuansa optimisme yang mengalir secara mengejutkan. Album ini tidak hanya berbicara soal pencarian makna, tapi juga menunjukkan bagaimana para personel Lomba Sihir bertumbuh, baik secara pribadi maupun kolektif.
Meski begitu, jangan mengira bahwa ini adalah akhir dari fase kreatif mereka. Masih ada banyak rencana yang mereka simpan, termasuk kejutan-kejutan yang belum mereka ungkap.
Album ‘Obrolan Jam 3 Pagi’ dirilis secara resmi oleh label musik Sun Eater dan sudah tersedia di seluruh platform digital pada 7 Mei 2025 di tautan ini.
Bagi para penikmat musik Indonesia yang mendambakan karya dengan kejujuran, kedalaman emosional, dan kematangan musikal, karya terbaru dari Lomba Sihir ini pantas mendapat tempat khusus di daftar putar mereka.